JAKARTA, DELEGASI.COM – Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon, mengusulkan kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi untuk menarik Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Agus menanggapi santai desakan tersebut seraya mengungkap cerita tentang cerutu.
Permintaan Fadli itu awalnya disampaikan lewat akun Twitter @fadlizon seperti dilihat, Rabu (11/11/2020). Fadli menyoroti komentar miring dari Agus Maftuh terkait Habib Rizieq.
“Sebagai anggota @DPR_RI Komisi 1, saya usulkan kepada @Menlu_RI agar segera menarik dan mengganti Dubes RI di Saudi. Yang bersangkutan sudah berada di sana hampir 5 tahun. Komentarnya selalu miring soal Habib Rizieq Shihab, padahal Dubes RI seharusnya melayani, melindungi dan membela warga RI,” tulis Fadli. Cuitan Fadli itu diedit dan disesuaikan EYD.
Agus Maftuh lantas merespons hal tersebut dengan membagikan foto saat dirinya bersama Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Dalam foto itu, Fadli dan Fahri, yang mengenakan pakaian putih dan berserban, tampak tersenyum.
Fadli terlihat memegang cerutu. Menurut Agus, momen tersebut terjadi pada 2018.
“FADLI, FAHRI DAN MAFTUH: Tiga Sahabat begitu akrab: Tahun 2018 Ngobrol di Zamzam Tower Makkah dengan ditemani Cerutu hadiah Mas Fadli,” kata Agus.
Agus lantas menyampaikan terima kasih atas atensi Fadli Zon. Dia berharap segera bertemu Fadli Zon di Jakarta.
“Saya menjadi pelayan WNI di Arab Saudi sudah 5 tahun kurang tiga bulan. Saya juga sudah kangen dengan Mas Fadli dengan canda-canda bernasnya. Saya juga kangen cerutu yang pernah Mas Fadli hadiahkan ke saya waktu kita ngobrol di Zamzam Tower bersama Mas Fahri Hamzah dua tahun yang lalu. Insyaallah nanti kita ketemu di Jakarta,” kata Agus.
Agus mengaku sudah berkawan lama dengan Fadli Zon. Dia berjumpa dengan Fadli salah satunya di forum-forum ilmiah.
“Saya sudah 16 tahun berkawan dengan Mas Fadli Zon dan sering bareng di forum-forum diskusi membedah akar fundamentalisme. Tahun 2007 saya bersama beliau membedah buku ‘Devil’s Game: How the United States Helped Unleash Fundamentalist Islam’, yang diterjemahkan ke edisi Indonesia dengan judul ‘Devil’s Game, Orchestra Iblis; 60 Tahun Perselingkuhan Amerika dan Religious Extremist’,” tutur dia.
//delegasi(detiknews)