Fakta Terkini Kudeta Militer Myanmar dan Penahanan Suu Kyi

  • Bagikan
Akses Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Messenger diblokir pemerintah Myanmar. (Foto: AFP/STR)

YANGON, DELEGASI.COMMyanmar menjadi sorotan dunia setelah angkatan bersenjata atau Tatmadaw menahan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi. Tak berselang lama, Tatmadaw mengumumkan kudeta pada Senin (1/2).

Selain Suu Kyi, Tatmadaw menahan sejumlah pejabat pemerintahan sipil lain seperti Presiden Myanmar Win Myint dan sejumlah tokoh senior partai berkuasa, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada Senin dini hari.

Beberapa jam setelah penahanan pejabat, Tatmadaw mengumumkan status darurat militer selama satu tahun melalui stasiun televisi mereka, Myawaddy TV.

Dalam pengumuman itu, militer juga menyatakan kekuasaan pemerintah Myanmar telah diserahkan kepada Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing.

Pemicu Kudeta

readyviewed Kudeta berlangsung setelah militer dan pemerintah sipil Myanmar berselisih selama beberapa bulan terkait hasil pemilihan umum pada 8 November lalu.

Militer Myanmar menganggap pemilu yang dimenangkan oleh Suu Kyi dan partainya, NLD, curang. Tatmadaw menuding ada setidaknya 8 juta pemilih palsu yang terdaftar dalam pemilu kemarin.

Militer pun mendesak Komisi Pemilihan Umum Myanmar memberikan daftar pemilih akhir untuk memverifikasi jumlah suara. Sebelum kudeta berlangsung, Tatmadaw mengancam akan bertindak jika tuntutan mereka tak dipenuhi.

Jenderal Aung Hlaing juga pada pekan lalu sempat mengisyaratkan militer tak segan mencabut konstitusi negara 2008 jika tidak tindakan terkait hasil pemilu.

Sebelum pemilu 2010, Myanmar telah lama dipimpin oleh pemerintah junta militer.

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi ditahan Militer dalam upaya kudeta. (AFP/PETER NICHOLLS)

 

Situasi Terkini

Tak lama setelah penahanan Suu Kyi dan pejabat pemerintah, layanan telepon dan internet di beberapa wilayah di Myanmar sempat dilaporkan terputus.

Lembaga penyiaran negara, MRTV mengatakan mati sementara dengan alasan masalah teknis.

Layanan komunikasi yang terganggu ini membuat media dan pihak asing sulit berkomunikasi dengan Naypyidaw untuk mengonfirmasi situasi terkini di Myanmar terutama Ibu Kota dan kota besar lainnya seperti Yangon.

Namun, seorang warga Indonesia yang tinggal di Yangon menuturkan bahwa jalanan di kota terbesar Myanmar itu masih sedikit sibuk seperti biasa. Namun, banyak orang bergerombol di luar mendiskusikan apa yang tengah terjadi dengan pemerintah.

Antrean panjang juga terlihat di sejumlah mesin ATM dan supermarket Kota Yangon menyusul banyak warga yang bertanya apa yang akan terjadi setelah kudeta.

“Bank diperintahkan untuk tutup sementara. Supermarket masih antrean panjang. (Saya) sempat bicara dengan beberapa orang yang sedang antre, mereka bilang ‘Yes, we are not happy, we are angry with situation like this’. Mayoritas pendukung Suu Kyi, jadi dikhawatirkan akan terjadi demo atau kerusuhan,” katanya.

Militer juga telah mengepung Balai Kota Yangon. Puluhan personel dikerahkan bersama sejumlah truk dan van militer ke Balai Kota Yangon.

Meski begitu, belum ada tanda-tanda pengerahan sejumlah besar pasukan militer ke pusat kota-kota besar.

//delegasi(Rtr/CNN)

Komentar ANDA?

  • Bagikan