Kupang,Delegasi.com— Tim Fasilitator Kelurahan (Faskel) dari Program Kota Tanpa Kumuh atau “KOTAKU” menggelar Lokakarya/Sosialisasi dan Musyswarah Persiapan Pelaksanaan kegiatan Konstruksi (MP2K) kepada calon peserta atau pekerja yang telah diusulkan ketua RT yang jadi sasaran program ini.
“Dua kegiatan (lokakarya dan MP2K) yang dilaksanakan ini untuk memberi edukasi kepada calon pekerja, termasuk tim Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KSM) dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan pihak yang terkait langsung program ini,” kata Jonathan Hili selaku Koordinator Program KBM KOTAKU untuk Kelurahan Liliba, kepada Delegasi.Com dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi, Sabtu, (1/5/2021)
Selain Lokakarya itu, pada sesi kedua, Faskel Program ini juga melakukan Musyawarah untuk menyamakan persepsi bersama 12 RT dan KSM serta BKM terkait beberapa hal baik yang substansif maupun teknis pelaksaan di lapangan.
Baca juga: Yayasan Media Flores Peduli dan Alfateta Interskill Academy Indonesia Gelar Latihan Membaca Cepat
Misalnya kata Hili, durasi jam kerja, kepesertaan peserta yang NIKnya telah dikirim ke Kementeriam dan pengetatan Protokol Kesehatan Covid19 bagi semua pihak yang terlibat program ini kapan dan dimanapun untuk memutus rantai Penyebaran virus ini serta musyarawah dan kesepakatan bersama lainnya.
Dua kegiatan yang dipandu langsung Ketua LPM Kelurahan Liliba, Drs Apolonius Nurak ini, dihadiri Senior Faskel Program KOTAKU, Theresia Bethan.
Menurut Theresia, program ini juga dikenal dengan sebutan “Cash For Work” atau CFW yaitu kegiatan padat karya tunai yang bertujuan untuk memberikan bantuan tunai berupa upah tenaga kerja kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Selain itu Faskel bidang Ny Noni Tallan menyebut tujuan lain dari program ini juga untuk mempercepat pemulihan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pasca Covid-19, serta membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional khususnya di Kota Kupang dan meningkatkan daya beli masyarakat terdampak Covid-19.
Tujuan lain dikaitkan dengan program KOTAKU, agar terpeliharanya aset infrastuktur melalui pemeliharaan dan perbaikan yang pernah dibangun oleh program KOTAKU atau program pemeliharaan Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) lain melalui swakelola masyarakat.
Sementara itu, ketua LPM Liliba, Drs. Apolonius Nurak, pada sosialisasi itu mengatakan “Cash for work” ini adalah bukanlah sesuatu hal baru didalam Program Kotaku, ini karena adanya dampak dari pandemi Covid-19, akan tetapi tidak semua Kelurahan yang kena dampak dalam Kota Kupang menjadi sasaran program ini, hanya Kelurahan yang mempunyai Program KOTAKU, itupun tidak semua kelurahan yang ada Program KOTAKU mendapatkan dana ini.
“Program ini hanya berganti nama dari sebelumnya dikenal dengan program PNPM Mandiri dan P2KP sejak 2006 hingga berakhir 2014 dan muncul kembali dengan nama “KOTAKU” dengan sedikit penyesuaian penyesuaian Prosedur Operasional Standar (POS) dan menganut penyelenggaraan kegiatan “Cash For Work” atau CFW yaitu Kegiatan Padat Karya Tunai,” katanya.
Dalam Sosialisasi yang dihadiri para Fasilitator Kelurahan (Faskel) Program ini, para Ketua RT dan RW yang menjadi sasaran program ini, Ketua dan Wakil Ketua LPM Liliba, Babinsa serta calon pekerja
Sebelumnya telah terbentuk KSM yang dipimpin Koordinator CFW Liliba, Jonathan Hili, terbentuk KSM TANGGUH LILIBA yang dipimpin Kristo Tlonaen (ketua), Herman Laning (Sekretaris), Bendahara Maria Klau Seran, Koordinator Lapangan, Fernando Anoit, dan seksi terkait; E. Bureni Tobin, Elis Jhelya Laga, Anaci Luci, Daud Maley, dan Lexi Hori.
// delegasi (*)