Film Keru Baki Asal Lembata Raih ‘Gelar Kehormatan’ Dalam Festival Film Internasional

Avatar photo
Kisah Di Balik Pembuatan Film ‘Keru Baki’ Hingga Lolos Festival Film Internasional //Foto: Delegasi.com (ISTIMEWA)

LEWOLEBA, DELEGASI.COM – Keru Baki, film pendek karya sineas asli Lembata Aldini Purwnto Bediona berhasil meraih  gelar kehormatan (honorable mention) dalam ajang Kalimantan International Indigenous Film Festival ( KIIFF) 2021.

Pengumuman penghargaan kehormatan ini diumumkan dalam acara penutupan KIIFF 2021 yang dilangsungkan secara virtual melalui kanal Youtube pada Minggu, 8 Agustus 2021, dilansir Pos Kupang.com.

Sineas lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Dian Nuswantoro Semarang ini sempat mengajak panitia dan semua peserta perhelatan Kalimantan Internasional Indigenous Film Festival  mengheningkan cipta bagi para korban bencana alam di NTT yang terjadi April yang lalu.

“Syukur kepada Tuhan dan leluhur Lewotana. Terima kasih kepada panitia KIIFF yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti festival ini,” ungkap Lambertdino, dilansir Pos Kupang  usai acara penutupan festival yang bertemakan ‘EARTH PROTECTOR, Heal The Land, Heal The Future’ tersebut.

Film Keru Baki dan Ama Lake Bangun Kesadaran Kolektif Masyarakat Lembata //Foto: Delegasi.com (ISTIMEWA)

 

Film yang diperankan oleh aktor tunggal Jonny Kayowuan ini, kata Lambertdino, didedikasikan khusus untuk semua masyarakat adat Lamaholot yang setia dan konsisten mewarisi tradisi leluhur menjaga alam untuk generasi mendatang.

Film Maker kondang Lembata ini berujar, manusia adalah satu-satunya makhluk di bumi yang memiliki akal pikiran. Jadi, melalui Keru Baki dia berpesan, setidaknya sisakan sedikit nurani bagi kehidupan selanjutnya dengan cara merawat ibu bumi.

Film Keru Baki memang mengirim pesan yang sangat kuat tentang interaksi manusia dan alam dalam tradisi Lamaholot.

Lambertdino mengangkat tema sakral ini dalam film berdurasi 10 menit itu sebagai bagian dari advokasi merawat alam melalui tradisi leluhur sejak ratusan lalu.

Abdul Gafur Sarabiti, penggiat budaya Lembata, mengaku bangga film Keru Baki karya Lambertdino bisa mendapatkan penghargaan kehormatan dalam festival itu.

Sejak awal, dirinya merasa yakin kalau Keru Baki bisa mengharumkan nama Lembata dan NTT dalam festival film internasional tersebut.

“Kalau kita menonton Keru Baki, kita bisa lihat imajinasi sutradara begitu hidup. Dia menghidupkan kembali simbol-simbol dalam tradisi Lamaholot yang lekat dengan alam dan korelasinya dengan manusia,” papar Gafur yang sudah hampir setahun ini juga meneliti tentang kebudayaan di Lembata

KIIFF 2021 mengangkat isu masyarakat adat dengan tema seputar hak masyarakat adat, praktik atau ritual budaya, kearifan atau pengetahuan adat, perusakan lingkungan, inisiatif adat, green movement; dampak Covid-19 dan resiliensi masyarakat adat.

Total ada 21 nominasi film, dokumenter, fitur, film pendek, video pendek, parodi, dan drama dari Indonesia, Malaysia, Madagaskar, India dan Jerman yang dipilih juri dalam KIIFF 2021. Salah satunya adalah Keru Baki dari Lembata, NTT.

Karya para sineas ini resmi ditayangkan dalam empat sesi pertunjukan pada Sabtu dan Minggu kemarin.(*)

 

Komentar ANDA?