Maumere, Delegasi.com– Aktif mengikuti Forum Anak mengampanyekan kekerasan anak di Desa Wolomotong, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka sejak 2012 memberikan manfaat kepada FransiskaDirilis pos kupang.com Merlin Sareng (15).
Di setiap momentum, Merlin, sapaan akrabnya, selalu kampanyekan kekerasan anak.
Aktif dalam advokasi dari program dampingi Wahan Visi Indonesia (WVI), kini Merlin boleh berbangga diri. Ia mewakili anak Indonesia dalam forum anak Asia Pasifik di Kolombo, Srilangka 14-18 Oktober 2017.
Menjadi duta Indonesia, tak pernah dibayangkan siswi kelas X SMAN 1 Maumere. Selama hampir empat tahun, di setiap momentum resmi, bersama 30-an anak tergabung dalam forum, mereka aktif dalam kampanye kekerasan anak.
Anak keempat dari lima bersaudara pasangan Sergius Sareng dan Florensia Purek, mengingatkan jangan besar kepala dengan dengan prestasi ini.
Dirilis pos kupang.com, Minggu (8/10/2017). Merlin tampil di Forum Asia Pasifik, anak petani ini di desa ini sudah siapkan diri. Media presentasi, gambar dan vidio telah disiapkanya.
“Saya akan ceritakan tentang apa saya lakukan bersama forum anak di desa. Di forum pemerintah desa, saya sampaikan bahwa kami (anak-anak) tidak suka dipukul. Kepada para orangtua di keluarga-keluarga, juga kami sampaikan,“ ujar Merlin, Sabtu (7/10/2017) di Maumere.
Merlin akan memanfaatkan kesempatan ke Kolombo, ceritakan berbagi dan mendapatkan pengalaman kampanye melawan kekerasan anak. Ia berharapkan kehadirannya di forum memberi pesan perlindungan dan perhatian akan hak-hak anak lebih memadai.
Area Development Program (ADP) WVI Sikka,Johny Noya mengatakan Merlin akan bergabung dengan semua peserta dari Asia Pasifik berbicara tentang penghapusan kekerasan anak. Dia akan sampaikan testimoni kegiat penghapusan kekerasan anak di kampungnya.
Menurut Johny, hal unik yang dilakukan Merlin dalam kampanye melawan kekerasaan anak yakni membuat media kampanye berupa lukisan untuk kampanya kepada orangtua tentang hak anak dan tumbuh kembang anak.
“Dia aktif sekali. Dalam setiap momentum,dia selalu sampaikan kampanye kekerasan anak. Publik speackingnya bagus,” ujar Johny.
Johny mengatakan, Merlin aktif di forum anak sejak SD dan terus aktif sampai di bangku SMA.
Ia juga aktif di kegiatan pemerintahan desa mulai pembahasan RPJMDes, Musrenbang di desa sampai di Kabupaten Sikka.
Berkat partisipasi forum anak dalam pembahasan RAPBDes, anggaran desa berpihak kepada anak.
Tahun pertama 2015 dialokasikan buat aktifivats anak Rp 2 juta, tahun 2016 menjadi Rp 10 juta dan tahun 2017 menjadi Rp 15 juta. Di Kantor Desa Wolomotong tersedia sekretariat untuk forum anak desa.
Menurut Johny, seharusnya Merlin berangkat ke Kanada.
“Jatahnya Merlin harus ke Kanada, dua peserta yang lolos di forum anak ini semuanya perempuan. Untuk pertimbangan kesetaraan, yang ke Kanada dikasih peserta pria, anak penjual kopi keliling,” ujar Johny.
Johny menambahkan dari desa yang udik, jauh dari hinggar binggar kehidupan kota telah muncul kreativitas yang hebat. Merlin tampil bagus pada seleksi di kabupaten, lolos ke provinsi dan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta. //delegasi(PK/hermen)