Hukrim  

GAMKI Sesalkan Klarifikasi UAS soal Video Ceramah Salib

Avatar photo
Foto ilustrasi: Ustaz Abdul Somad (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta, Delegasi.Com – Ustaz Abdul Somad (UAS) telah menyampaikan pernyataan klarifikasi tentang video ceramahnya soal salib.
Namun klarifikasi Somad soal video ceramahnya yang kontroversial itu disesalkan oleh Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI).
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Umum terpilih DPP GAMKI, Sahat Martin Philip Sinurat lewat keterangan pers tertulisnya seperti dilansir detik.com.

GAMKI sebenarnya tak ingin memperpanjang masalah video viral itu dan sudah memaafkan Somad. Akan tetapi, klarifikasi Somad atas video viral itu membuat mereka mengkritisi.

“Setelah mendengar kedua klarifikasi UAS, kami menyesalkan klarifikasi beliau yang mengatakan bahwa alasan beliau memberikan ceramah yang viral saat ini adalah karena menjawab ‘pertanyaan jemaah’ dan ‘mengutip dari ayat Kitab Suci Agama Islam’,” demikian kata Sahat.

Jemaah menanyakan apa sebabnya dia menggigil bila melihat salib. Kemudian Somad menjawab dengan penjelasan tentang patung. Menurut GAMKI, tidak semua salib ada patungnya.

“Perlu kami sampaikan bahwa tidak semua simbol salib terdapat patung Yesus. Pertanyaan Jemaah tidak ada menanyakan tentang patung, patung Yesus, ucapan Haleluyah, ataupun hal-hal lainnya mengenai agama lain,” Sahat.

GAMKI menilai, jawaban Somad untuk pertanyaan jemaah itu berlebihan dan menggiring kepada pembahasan tentang akidah agama lain. Somad juga dinilainya telah menuduh pihak Nasrani punya niat mengkafirkan muslim lewat simbol salib di rumah sakit maupun ambulans.

“Kami juga menyesalkan cara UAS berceramah dengan memperagakan pose Yesus disalibkan. Di mana Ia memancing jemaahnya dengan mengkonfirmasi saat dirinya memperagakan proses Yesus disalib. Jawaban dan peragaan Yesus disalibkan juga tidak sesuai dengan pertanyaan sederhana jemaah, sehingga bisa kita lihat bersama bahwa UAS sendiri yang membuat interpretasi atas pertanyaan tersebut,” tutur Sahat.

“Tuduhan ini dapat meresahkan masyarakat sehingga harus diklarifikasi oleh UAS karena kita ketahui bersama, di berbagai daerah di Indonesia, ada banyak rumah sakit dan ambulance yang kepemilikannya merupakan milik lembaga negara, ataupun lembaga keagamaan, baik Islam, Katolik, Kristen Protestan, maupun agama lainnya,” tuturnya.

Ucapan Somad soal ‘haleluyah’ juga disorotnya. Sahat menduga ‘haleluyah’ tidak tertulis dalam kitab suci agama lain, namun Somad tetap saja menyebutkannya di mimbar ceramah. “Hal ini berarti UAS sendiri secara sadar dan dengan sengaja menyinggung, membahas, dan menafsirkan kebiasaan/simbol dari agama lain. Pada kenyataannya, penggunaan kata ‘haleluyah’ oleh umat Kristen tidak diucapkan dengan maksud seperti yang diperagakan oleh UAS,” kata Sahat.

Tuduhan ini dapat meresahkan masyarakat sehingga harus diklarifikasi oleh UAS karena kita ketahui bersama, di berbagai daerah di Indonesia, ada banyak rumah sakit dan ambulance yang kepemilikannya merupakan milik lembaga negara, ataupun lembaga keagamaan, baik Islam, Katolik, Kristen Protestan, maupun agama lainnya. Selama berpuluh tahun, rumah sakit dan ambulance ini memberikan pelayanan sosialnya dengan tulus kepada masyarakat Indonesia tanpa memandang perbedaan suku, agama, ataupun golongan. Kita tahu bersama bahwa tujuan rumah sakit dan ambulance adalah untuk pelayanan sosial demi keselamatan pasien, bukan bertendensi untuk kepentingan lainnya.

Menurut Sahat, landasan ceramah Somad yang berisikan penginaan tidak ada dalam Alquran. Maka kini semuanya tak perlu menyinggung satu sama lain. Mereka mengajak semua pihak untuk menjaga toleransi.

“Kami dari DPP GAMKI akan juga selalu mengingatkan kepada pemuka agama kami untuk selalu menyampaikan ceramah/khotbah agama yang sejuk, damai, dan toleran. Demi menjaga toleransi, kerukunan antar umat beragama, serta persatuan dan kesatuan bangsa,” tuturnya.

//delegasi(*/hermen)

Komentar ANDA?