Gelekat Lewo: Sebuah Komitmen Doktor Ama Rus Keron

Avatar photo

KUPANG, DELEGASI.COM -Sebuah iktikad dan komitmen untuk kembali dan ingin membangun gelekat lewo (tanah) Flores Timur bukan sesuatu kebetulan atau sesuatu hal yang baru diputuskan dalam waktu satu atau dua hari ini oleh Seorang Doktor Antropologi, Keron A. Petrus, namun keputusan itu terlahir dari sebuah panggilan hati yang terus tergerak dengan doa dan dukungan dari banyak tokoh, banyak saudara, keluarga, masyarakat Flotim dan leluhur.

Komitmen untuk gelekat lewo tersebut diutarakan langsung oleh Doktor Ama Rus Keron Ketika memutuskan untuk Gelekat Lewo (tana)Flores Timur lewat Pilkada 2022 (jika disetujui revisi UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada). Berikut ungkapan hati dan komitmen dari seorang Doktor kelahiran Lamawolo 1962  beberapa waktu lalu kepada Delegasi.com  dan  saat ini Doktor Ama Rus Keron sedang menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Prov NTT.

Baca Juga: Kerendahan Hati Doktor Petrus Keron

“Saya selalu mencari waktu untuk sosialisasi diri. Saya dan Tim Keluarga berkunjung ke titik-titik (tempat) yang telah dipersiapkan. Dalam menyampaikan niat, saya tidak terlalu berpikir soal posisi, apakah maju untuk posisi nomor satu (Bupati) atau dua (Wakil Bupati). Namun, di beberapa titik, selain memperkenalkan diri secara singkat, saya selalu mengatakan bersedia menjadi orang nomor dua,”Ujarnya

Menempatkan diri dalam posisi nomor dua inilah yang memicu diskusi sangat panjang. Satu pertanyaan yang selalu muncul, mengapa memilih nomor dua, bukan nomor satu. “Jika dilihat dari pendidikan, pengalaman dan dalam posisi sebagai salah satu pejabat di provinsi saat ini, Ama Rus Keron (saya biasa disapa) sangat pantas untuk menjadi orang nomor satu. Apa pertimbangan, memilih nomor dua, bukan nomor satu”, ungkap banyak tokoh masyarakat dan keluarga di hampir semua titik yang dikunjungi.

Baca Juga : Kasus Agus Lamahoda-Semara Duran Berakhir Damai

Bahkan di beberapa titik, pertanyaan tidak sebatas itu. Secara lugas disampaikan: “Pak orang Adonara. Kami baru bertemu dengan orang Adonara keliling sosialisasi dirinya untuk menjadi nomor dua. Tidak pernah; biasanya nomor satu. “Maaf, penyampaian ini tidak bermaksud menyepelekan kemampuan Pak, tetapi kenyataannya orang Adonara seperti itu. Apakah pak, benar-benar bersedia menjadi orang nomor dua? ungkap mereka.

Saya kaget dengan pernyataan terakhir ini. Tatapan mata saya melihat jauh ke depan. Saya sedang digugah, disanjung bahwa saya punya pendidikan tinggi, posisi yang pantas. Saya juga sedang diingatkan stereotif tentang karakter orang Adonara yang cenderung melihat dirinya “hebat”. Hati saya bergejolak… tidak! saya menjadi diri saya sendiri. Hal-hal inilah yang terlintas dalam pikiran sebelum meresponnya.

“Amak orang tua, terima kasih atas dukungan sekaligus mengingatkan. Bagi pribadi saya, kata gelekat, tidak mengutamakan posisi nomor satu atau dua. Yang utama adalah niat untuk gelekat dan bisa berbuat sesuatu untuk masyarakat dan daerah.

Baca Juga: PGRI Flotim Tancap Gas ke Wotan Ulumado, Doan Lolan Terpilih

Pendidikan tinggi juga bukanlah segalanya dalam hal gelekat bagi budaya kita orang Lamaholot. Makna gelekat itu berbakti untuk daerah-masyarakat. Gelekat, jauh dari pertimbangan untung-rugi, tetapi bicara soal budi-adat. Budi-adat menjadi pijakan untuk berkarya, melahirkan ketulusan tindakan dalam melayani. Budi-adat juga mewadahi cara berpikir, membentuk sekaligus memberi rasa hormat dalam relasi dengan alam dan leluhur yang telah mewarnai kehidupan kita hingga seperti saat ini. Jika dibolehkan, saya katakan inilah hal yang penting dari “Politik” Gelekat Lewo bagi orang (kita) Lamaholot-Flores Timur”, ungkap saya.

Selanjutnya saya menyampaikan bahwa menempatkan diri diawal dalam posisi nomor dua, tetapi bukan berarti tidak bisa berubah menjadi nomor satu. Semuanya dikembalikan kepada Partai yang akan saya lamar. Partai yang punya kursi di dewan (DPRD), partai yang mengajukan dan mendaftar untuk menjadi calon. Jika partai memutuskan saya pantas menjadi nomor satu maka saya siap menerima kepercayaan itu. Jika partai memutuskan nomor dua juga tidak ada masalah. Saya siap gelekat lewotana-Flores Timur.

Baca Juga: Ibunya Ngidam, Hirup Asap Knalpot Oto

Suasana diskusi menjadi manarik menanggapi klarifikasi saya tentang berkarya dalam makna gelekat. Ungkapan-ungkapan adat, sejarah adat-budaya tidak sedikit yang disampaikan yang saya tempatkan sebagai bentuk dukungan. Permasalahan, demikian juga harapan disampaikan. Saya catat hal-hal yang dinilai penting dan menjadi bahan masukan jika kelak mendapat restu Tuhan dan Lewotana untuk terus melangkah.

Akhirnya, di setiap ujung pertemuan saya selalu memohon dukungan. “Amak orang tua, kakan-arin, terima kasih atas pertemuan ini. Saya senang kita bisa bertemu untuk saling kenal. Jangan lupa ceritakan pertemuan ini kepada keluarga, sahabat, kenalan lain. Mohon dukungan agar dalam survay, nilai elektabilitas saya bagus. Jika hasilnya bagus maka bukan tidak mungkin Partai dapat memutuskan saya menjadi bakal calon nomor satu. Niatan gelekat dalam posisi nomor dua yang disampaikan diawal, berubah menjadi nomor satu”, Pinta Doktor Ama Rus Keron.

Baca Juga: Cina Serang Balik, Tuding Covid 19 dari Lab Militer AS

Ungkapan hati dan komitmen yang jujur oleh Doktor Ama Rus Keron untuk Gelekat Lewo dari kacamata banyak tokoh dan masyarakat Larantuka tersebut membuat seluruh generasi dan masyarakat Flotim bisa belajar tentang kesederhanaan dan tidak memegahkan diri dari seorang tokoh yang sudah banyak meraih prestasi di bidang pemerintahan.
Satu Frasa sederhana terselip rasa yang dalam dari seorang Ama Rus Keron adalah “Gelekat Lewo bukan persoalan posisi, melainkan sebuah komitmen untuk berbakti”.

//delegasi(*/tim)*

Komentar ANDA?