Kupang, Delegasi.Com – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kupang menyelenggarakan Kegiatan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) di Oeleta, Kecamatan Alak Kota Kupang tanggal 10 -13 Oktober 2018.
Kepada Delegasi.Com Ketua Panitia PPAB, Kardilaf Urjekson Nandul mengatakan peserta PPAB kali ini berjumlah 230 orang dari berbagai kampus di Kota Kupang.
Kegiatan ini mengusung tema “Pancasila sebagai Way of Life bagi Generasi Milenial”.
“Pada dasarnya Pancasila merupakan dasar negara kita dan sebagai pedoman hidup. Para peserta yang sudah memilih melebur diri untuk belajar dan berproses di GMNI ini saya kira bukan tanpa dasar, tetapi melalui pertimbangan yang matang”, ungkap Jeksol saat ditemui di lokasi Kegiatan, Rabu( 10/10/2018).
Lebih lanjut, Jeksol mengatakan Ber-GMNI adalah pilihan yang sangat tepat, ditengah maraknya praktek demoralisasi bangsa. Para peserta akan dibekali dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara sebagai Way of life-nya dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Wakil Ketua Bidang Kaderisasi, Marianus K. Haukilo mengatakan bahwa kegiatan PPAB merupakan kegiatan formal organisasi yang wajib diikuti oleh setiap calon anggota.
“Proses kaderisasi dalam GMNI adalah proses kaderisasi yang berjenjang dan kegiatan PPAB merupakan tahapan kaderisasi yang paling awal dengan tujuan memperkenalkan GMNI kepada mahasiswa terutama menyangkut doktrin, ideologi serta cita – cita perjuangan GMNI. Oleh karena itu jika ingin menjadi anggota dan kader GMNI maka wajib mengikuti setiap proses sesuai aturan yang tertuang dalam silabus kaderisasi GMNI”, ungkap Marianus.
Sementara Ketua GMNI Cabang Kupang, Yoseph A Sukario mengatakan Kegiatan PPAB ini bertujuan untuk menambah lapisan kader sebagaimana amanat ketetapan Rapat Kerja DPC GMNI Kupang bulan Juli lalu
“Saat ini, banyak paham yang mengancam eksistensi ideologi Pancasila. Oleh karenanya, kegiatan PPAB ini menjadi bagian dari proses menjaga eksistensi Pancasila sebagai dasar negara Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada para peserta baru agar mampu memahami sejarah Pancasila, dasar falsafah dan kedudukan hukum Pancasila secara obyektif serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini adalah tanggung jawab ideologis,” tegas Sukario.
Sukario mengatakan Pancasila tidak bisa diganti dengan ideologi lain, karena hanya Pancasila yang bisa mempersatukan rakyat Indonesia dari beragam suku, agama, ras dan antargolongan.
Selain Pancasila, kita pun mengenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan merupakan bingkai keberagaman budaya di Indonesia.
//delegasi(agus tanggur)
Editor: Hermen Jawa