Varietas jagung hibrida Nasa-29 itu dikembangkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Nusa Tenggara Timur di Desa Oesao.
Viktor mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi pertanian yang dikembangkan BPTP Balitbangtan NTT ini sangat membantu para petani mendapatkan varietas jagung unggulan dalam pengembangan usaha pertanian.
“Saya prihatin terhadap kondisi lahan persawahan Oesao di Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang yang tidak dimanfaatkan petani sebagai lahan pertanian pada musim kemarau seperti ini,” ujarnya.
Menurut dia, lahan potensial di Desa Oesao ini harus diolah secara maksimal untuk usaha pertanian, bukan dibiarkan gersang seperti ini.
Gubernur mengatakan, apabila hasil produksi tanaman jagung petani di NTT meningkat tajam maka daerah ini menjadi pemasok bibit jagung unggulan untuk daerah lain di Tanah Air.
Ia mengatakan, petani harus mengoptimalkan lahan pertanian yang ada selama musim kemarau berlangsung untuk usaha tanaman jagung.
Gubernur menambahkan varietas jagung hibrida Nasa-29 menjadi salah satu solusi yang strategis dalam pembangunan usaha pertanian di NTT dalam pengembangan usaha tanaman jagung.
“Pemerintah akan membangun cekdam dan memperbanyak jebakan air pada lahan persawahan di Kupang Timur sehingga lahan persawahan bisa diolah pada musim kemarau seperti ini,” katanya.
Menurut dia, apabila jebakan air dibangun dalam jumlah yang banyak di kawasan persawahan Oesao, Nunkurus, Pukdale maka ribuan haktare sawah tetap diolah sebagai kawasan usaha pertanian untuk tanaman jagung.
“Tahun 2019 tidak boleh ada lagi lahan kosong seperti ini. Petani harus mengolah lahan ini secara optimal dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan tanaman jagung hibrida Nasa-29,” demikian Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat.