Polkam  

Gubernur Laiskodat Hadiri Pentabisan Gedung Kebaktian Jemaat Luz Fatukoa

Avatar photo
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Ketua Sinode GMIT, Dr.Mery Kolimon menandatangai Prasasti Peresmian Gedung Kebaktian Jemaat Luz Fatukoa, Minggu(14/11/2021)//Foto: HUmas Pemprov NTT

“Gereja bukan saja tentang gedung yang dibangun megah, tapi gereja adalah saya, gereja adalah anda, gereja adalah kita semua, sehingga menjadi sebuah gerakan besar untuk mengubah Nusa Tenggara Timur. Kebangkitan atas gerakan tersebut sama persis dengan bagaimana kita mendesain cara berpikir manusia, tentu tidak ada pilihan yang lebih cerdas selain pendidikan”

Viktor Bungtilu Laiskodat

 

 

KUPANG, DELEGASI.COM- Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat hadir dalam peresmian sekaligus pentabisan Gedung Kebaktian Jemaat Luz Fatukoa. Pada saat yang sama diadakan Ibadah pelepasan Pendeta Cornelis Banobe, S. Th yang akan memasuki masa purnalayan setelah menyelesaikan masa pelayanan terakhirnya sebagai pendeta GMIT di Jemaat Luz, Minggu, (15/11/2021).

Dalam Sambutanya, Gubernur Laiskodat mengungkapkan membuat sebuah konsep hidup bahwa manusia hidup itu mampu menolak kematian dengan sebuah desain manusia konsepsional. Manusia yang menolak kematian adalah bukan manusia Fisik tetapi manusia yang bangun dengan visi, manusia manusia seperti ini tidak pernah mati, mereka disebut dalam sejarah peradapan manusia selama itu hidup maka mereka tetap hidup disampingnya.

Ungkapan itu mengutib dari buku yang berjudul The Denial of Death (menolak Kematian) yang ditulis oleh Ernest Becker.

“Kita punya manusia konseptual yang paling utama dan terutama yaitu Yesus Kristus, untuk itu kita tidak boleh curang terhadap sebuah proses hidup spiritualitas dan intelektualitas kita, Kesehatan dan networking, selagi kita melaksanakan empat proses tersebut maka kita mampu sebagai manusia konsepsional.

Gereja bukan saja tentang gedung yang dibangun megah, tapi gereja adalah saya, gereja adalah anda, gereja adalah kita semua, sehingga menjadi sebuah gerakan besar untuk mengubah Nusa Tenggara Timur. Kebangkitan atas gerakan tersebut sama persis dengan bagaimana kita mendesain cara berpikir manusia, tentu tidak ada pilihan yang lebih cerdas selain pendidikan,” pungkas Gubernur Laiskodat.

Gubernur Viktor menyatakan  Doa dengan memohon atau meminta kepada yang lebih tinggi dari kita, maka sebagai manusia dan juga sebagai pemerintah saya meminta kepada bapak presiden Jokowi untuk membantu kita di Pulau Timor untuk ditambah bendungan sebanyak lima belas, sehingga harapannya dengan hujan macam apa pun tidak akan banjir lagi, karena aliran sungai sudah kita menetes dengan baik. Kita di Pulau Timor ini punya masalah serius dengan air  karena kita tidak pernah memenets aliran air dengan baik. Karena itu menjadi masalah buat kita, oleh karenanya kita harus berjuang menjadi manusia spritual atau manusia yang selalu memberikan harapan yang baik kepada orang lain.

Baca Juga:

Kredit Fiktif Rp130 Miliar di Bank NTT, Mantan Dirut Pemasaran Bertanggungjawab

Sukses, NasDem Bersedekah, 500 Dosis Vaksinasi Warga Lamahala

Gubernur VBL menekankan betapa pentingnya gereja juga dapat membantu pemerintah untuk mewujudkan generasi cerdas baik secara spiritual maupun intelektual. “Saya berharap Jemaat GMIT Luz Fatukoa bisa membantu pemerintah soal pendidikan. Mudah-mudahan telah ada juga lembaga pendidikan yang di Jemaat Luz, karena sebenarnya gereja juga harus bisa berperan penting untuk soal pendidikan. Pendidikan Kristen harus bisa dibenahi bersama agar semakin berkualitas dalam menghasilkan generasi unggul NTT.  Saya berharap di Jemaat Luz ada beberapa anak muda yang bersedia dan siap untuk dididik menjadi guru, mungkin dua  atau tiga orang bisa disampaikan, sehingga kami bisa membantu menyekolahkan mereka”, tegas Gubernur NTT yang sangat fokus pada masalah pengembangan pendidikan karakter anak.

Visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera adalah sebuah keyakinan. Keyakinan visi yang akan membawa keberlanjutan dalam kepemimpinan yang baik kedepannya dengan atau tanpa beliau, jika gereja dapat terus mendidik dan melatih mewujudkan visi tersebut, akan menjadi mimpi bersama dan dilanjutkan oleh generasi kemudian untuk menatap masa depan yang cerah.

“Dalam pembangunan gedung gereja yang megah maka harus ada gerakan-gerakan kemanusiaan. Harus ada penggerak-penggerak dan program didalamnya yang juga bisa mensejahterakan jemaat dan masyarakatnya,” ujar Gubernur.

“Maka dari itu kita wajib untuk kerja secara kolaborasi. Pemerintah dan Gereja harus dalam kesatuan gerak. Ikut juga dalam desain pembangunan pada pertanian, peternakan, perikanan, pendidikan, pariwisata dan juga bidang-bidang lainnya. Ini juga manfaat besar untuk kita semua,” Tandas VBL menutup sambutannya yang langsung disambut dengan penuh semangat perjuangan oleh Jemaat GMIT Luz Fatukoa.

Dalam kesempatan ini juga, Ketua Sinode GMIT, Pdt. Mery I. Y. Kolimon menyampaikan ucapan terima kasih dan menyerahkan surat keputusan  pelepasan Pendeta Cornelis Banobe, S. Th yang akan memasuki masa purnalayan setelah menyelesaikan masa pelayanan terakhirnya sebagai pendeta GMIT di Jemaat Luz.

Sementara itu ketua panitia dalam laporannya , mengatakan bahwa gereja Luz Fatukoa dibangun sejak bulan agustus tahun 2009 dengan jumlah kepala keluarga 139 serta 578 jiwa perjuangan mendirikan gereja ini bisa diselesaikan pada bulan juli tahun 2021 dan menghabiskan biaya 2.270.000.000 serta di bantu dengan kerja gotongroyong yang diikuti 193 KK.

Kebaktian ini dipimpin oleh KMK jemaat Luz Fatukoa Pdt. Marlin Ellen Pie Saiya-Bani, S. Th , Pdt. Lelin I.N. Foin Tuna-ndun, S.Th dan juga Pdt. Esriani N Pellokila-Ati,S.Th, Turut hadir dalam acara ini,  Kepala Biro Pemerintahan Setda Provi si NTT Drs. Doris Alexander Rihi, M.Si, Kepala Badan Pendapatan dan Aset Provinsi NTT, Alexon Lumba,SH.M.Hum. Kepala Dinas Koperasi dan Nakertrans Pemprov NTT, Sylvia R Peku Djawang, SP.MM serta Plt. Karo Administrasi Pimpinan, Prisila Parera,SE

//delegasi(tim)

Komentar ANDA?