Kupang, Delegasi.Com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat meminta dua hal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat peresmian Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu pada Senin (20/5/2019) kemarin.
Dua permintaan itu seperti dikutip kompas.com disampaikan Gubernur Viktor secara langsung kepada Jokowi dan mendapat respon yang baik. Hal itu kembali diungkapkan Gubernur Viktor saat menyampaikan sambutan pada acara malam kenal pamit Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) El Tari Kupang di Hotel Aston Kupang, Selasa (21/5/2019) malam.
Pabrik pakan ternak
Pertama, Gubernur Viktor meminta agar di NTT didirikan perusahaan atau pabrik pakan ternak.
“Kemarin saya lapor kepada bapak Presiden bahwa daerah ini sangat dibanjiri oleh impor ayam pedaging dan telur ayam dari Surabaya. Kami ingin bangun pabrik pakan ternak agar kami bisa pelihara ayam pedaging dan petelur,” ungkap Viktor.
Menurut Viktor, permintaan untuk mendirikan perusahaan pakan ternak ayam di NTT, karena Inflasi di daerah ini pada setiap akhir tahun hanya seputar daging ayam ( pedaging) dan telur ayam.
Dirinya juga telah melaporkan ke Jokowi, bahwa negara tetangga Timor Leste, setiap tahunnya beli ayam pedaging impor dari Brasil sebanyak 13 juta dollar AS yang harusnya jadi market NTT.
“Beliau sangat antusias dan setuju untuk bikin pabrik makanan ternak khususnya anak ayam,” ucap Viktor.
Tambah pabrik semen
Permintaan kedua, kata Viktor, dirinya juga meminta Presiden agar produksi semen Kupang ditambah. Kapasitas produksi setahun sekarang hanya 250 ribu ton. Sementara kebutuhan semen pasar NTT sendiri saja mencapai 1,6 juta ton pertahunnya.
Di negara Timor Leste kebutuhannya mencapai 600 ribu ton per tahunnya. Jadi total pasar keseluruhan sekitar 2,1 juta ton.
“Beliau tanya, kenapa dengan pabriknya? Saya jawab satu saja masalahnya, yakni mismanagement. Menempatkan orang yang keliru datang urus semen di Kupang,”ucap Viktor.
Karena di pulau Timor ini kata Viktor, digali bagaimanapun, ada limestone (batu kapur). Seluruhnya , satu pulau ini bahan baku semen.
“Kemana pun kita pergi, di situ ada kapur. Karena itu aneh sekali kalau kita datangkan semen dari luar. Malahan kita harusnya bisa ekspor semen ke Australia,” jelas Viktor.
//delegasi(kompas/hermen)