Kupang, Delegasi.com – Untuk memenuhi kebutuhan air minum bersih di Nagekeo, masyarakat harus membeli air dari mobil tanki dengan harga yang sangat fantastis yakni berkisar antara Rp350 sampai Rp500.000/tanki. Pemerintah Nagekeo harus mencari solusi untuk mengatasi persoalan ini, agar masyarakat tidak terus terbebani setiap tahun pada musim kemarau.
Wakil Ketua Komisi II yang membidangi Ekonomi Pembangunan DPRD NTT, Patris Lali Wolo sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Senin (16/10/2017).
Menurut Patris, memang tidak semua daerah dan masyarakat di Nagekeo membeli air dari mobil tanki. Masyarakat yang membeli ini, terutama di daerah yang pada puncak musim kemarau, debet air yang selama ini dipakai menurun jauh bahkan mengering. Walau harganya sangat mahal, tapi kebutuhan akan air sangat penting dan menjadi kebutuhan dasar, terpaksa mereka harus membelinya.
“Pemerintah harus mengambil langkah konkrit untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami krisis air bersih dimaksud,” kata Patris.
Wakil rakyat asal daerah Pemilihan Ngada, Nagekeo, Ende, dan Sikka dari PDI Perjuangan ini berargumen, membiarkan tanpa ada solusi sama dengan pemerintah menghendaki agar masyarakat tetap berada dalam penderitaan. Karena uang sebesar Rp350 sampai Rp500. 000 sangat besar bagi masyarakat kecil. Jangka pendek yang bisa dilakukan adalah menyalurkan bantuan air gratis melalui mobil tanki ke daerah- daerah yang dinilai mengalami krisis air. Sedangkan jangka panjang adalah mencari sumber atau mata air untuk melayani daerah dimaksud. Dan atau membangun embung berskala kecil dan sedang sesuai kemampuan keuangan daerah.
“Harga air yang dibeli dari mobil tanki yang dinilai sangat mahal itu, bisa memberi sumbangsih terhadap inflasi di Nagekeo,” ujar Patris.
Ketua Komisi I DPRD NTT dari Fraksi Partai Gerindra, Kasintus P. Ebu Tho menyatakan, air merupakan kebutuhan sangat vital bagi semua kehidupan, terutama manusia. Hampir setiap tahun, sejumlah daerah menjadi langganan kekurangan debit air di saat kemarau panjang seperti sekarang. Karena merupakan kebutuhan vital yang mau dan tidak mau harus dipenuhi, walau pun mahal masyarakat terpaksa membeli air dari tanki mobil.
“Harga jual satu tanki air yang sangat fantastis itu sangat membebani masyarakat dengan kondisi daya beli masyarakat yang minim. Apalagi dengan tingkat kemampuan ekonomi yang ada, ada sejumlah beban rumah tangga seperti pendidikan dan kesehatan yang juga harus mendapat perhatian,” tandas Maxi, demikian Kasintus P. Ebu Tho biasa disapa.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Ngada, Nagekeo, Ende dan Sikka ini menyampaikan, kondisi krisis air yang dihadapi sebagian masyarakat Nagekeo itu harus menjadi prioritas perhatian pemerintah daerah. Salah satu solusi jangka pendek yang diambil adalah pengadaan mobil tanki atau kalau sudah ada mobilnya, membagikan air gratis kepada masyarakat, terutama di daerah- daerah yang sangat membutuhkan.
“Bantuan air ini hanya pada musim kemarau ketika debet air menurun atau mengering. Untuk tahun ini, tinggal dua bulan lebih terhitung dari sekarang. Karena akhir November atau awal Desember, sudah memasuki musim penghujan. Namun untuk hal ini, perlu dilakukan survei khusus agar penyaluran bantuan air tepat sasar,” papar Maxi.
Ia menambahkan, pemerintah bersama DPRD Nagekeo harus bisa mengalokasikan dana pada pembahasan APBD Perubahan 2017 untuk pengadaan air minum bersih. Harus ada subsidi yang diberikan pemerintah untuk kebutuhan air. Jika ketersediaan air sangat minim seperti konsumsi dan mandi cuci kakus (MCK) tidak memadai, akan berdampak pada munculnya kasus lain seperti diare.//delegasi (juan pesau)