KUPANG,DELEGASI.COM–Perayaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021 akan berfokus pada upaya menumbuhkan dan memupuk kecintaan terhadap alam dan budaya nusantara. Hal itu tercermin dari tema HKAN 2021 yakni “Bhavana Satya Alam Nusantara ” yang artinya memupuk kecintaan terhadap alam dan budaya nusantara.
” Tema HKAN tahun ini adalah “Satya Alam “Nusantara ” merupakan bahasan sansakerta yang artinya memupuk kecintaan terhadap alam dan budaya nusantara,”ujar Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT, Ir.Arief Mahmud saat acara bincang bersama wartawan menjelang pelaksanaan HKAN 2021 di Pantai Lasiana Kupang, Jumat (19/11/21) sore.
Menurutnya, terkait dengan konservasi alam, budaya merupakan salah satu unsur yang penting, karena tidak bisa dipungkiri bahwa budaya nusantara khususnya di provinsi NTT ada hubungannya atau tidak terlepas dari konservasi alam.
“Jadi kita perlu menjaga budaya-budaya kita yang berhubungan dengan konservasi, terutama hutan. Melalui HKAN kita belajar menghargai jasa konservasi yakni jasa hutan, jasa air, jasa batu bara panas bumi dan lain-lain,” kata Arief.
Ia juga mengatakan, semua jasa konservasi ini biasanya akan sangat terasa manfaatnya saat hilang. “Misalnya jasa air akan terasa betul manfaat dan perannya bagi mahkluk hidup kususnya manusia saat air mulai kering atau hilang,” tandasnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa, sebelumnya HKAN 2021 direncanakan akan digelar pada Agustus lalu. Namun, untuk mengurangi penyebaran pandemi Covid-19 maka acara ini baru bisa dilaksanakan pada tanggal 22-24 November 2021.
Ia juga menejelaskan bahwa kegiatan HKAN 2021 akan dibuka oleh Direktur Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE), Ir.Wiratno, M.Sc, dan akan dihadiri oleh Gubernur Provinsi NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Selain itu, ada sejumlah agenda yang akan digelar dalam rangkaian HKAN 2021 mulai dari talkshow tentang konservasi alam, budaya, pariwisata, pameran budaya, kesenian, dan pelepasliaran satwa.
“Pada tanggal 22 November, setelah acara pembukaan, acara akan dilanjutkan dengan talkshow yang menghadirkan tokoh konservasi, tokoh budaya (Frans Sarong), Akademisi Prof. Fred Benu (mantan rektor Universitas Nusa Cendana), tokoh pariwisata, termasuk ibu Juliana Laiskodat dari Dekranasda NTT,” bebernya.
Sedangkan hari puncak HKAN 2021 pada tanggal 24 November akan dihadiri wakil mentri KLHK RI, dan akan dilaksanakan pelepasliaran burung Elang Paria yang merupakan spesies burung penting di Provinsi NTT, serta penanaman manggrove di area pantai secara simbolik .
Selain itu, BBKSDA NTT juga akan menggandeng Komunitas Bonsai (Koboi) Kupang agar mengajak dan mengajar masyarakat untuk mencintai tanaman khususnya bonsai. Menurutnya, bonsai merupakan tanaman yang bermanfaat secara ekonomi.
Ia juga berharap dengan menggandeng Koboi Kupang, masyarakat tidak hanya mencintai tanaman, tapi mendapatkan manfaat ekonomi dari tanaman khususnya bonsai.
//delegasi (*/AT)