OPINI  

HKN 2021, Triple Conservation Events Dari Kupang untuk Indonesia dan Dunia

Avatar photo
Triple Conservation Events, Dari Kupang untuk Indonesia dan Dunia//delegasi(Foto Ilustrasi)

“Pencanangan tuan rumah HKAN 2021 di Provinsi NTT ini juga tepat mengingat bahwa secara geografis keberadaannya penting bagi penyebaran dan keberlangsungan satwa liar di wilayah Walacea. Kepulauan NTT juga dikenal sebagai daerah dengan tipe hutan savana dan kontrasnya musim kemarau dengan musim penghujan, serta keindahan alam bahari yang spektakuler. Terdapat 3 taman nasional, 12 taman wisata alam, 6 cagar alam, 8 suaka margasatwa, dan 2 taman buru di NTT yang bernilai konservasi tinggi,” Panitia HKN 2021

 

Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) sebagai salah satu agenda besar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap tahunnya senantiasa diperingati pada tanggal 10 Agustus. Puncak peringatannya sendiri secara bergiliran diselenggarakan di provinsi terpilih. Pada peringatan HKAN ke-11 tahun 2020 di Kota Bontang, Kalimatan Timur telah dicanangkan lokasi peringatan HKAN ke-12 tahun 2021. Dengan penuh rasa syukur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menerima tongkat estafet menjadi tuan rumah peringatan HKAN 2021.

Lokasi puncak peringatan event akbar peringatan HKAN tahun 2021 yang akan diselenggarakan pada 22-24 November 2021 ini adalah di Kota Kupang, tepatnya di area Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang dan Pantai Lasiana. Kedua calon lokasi ini telah dikunjungi oleh Direktur Jenderal KSDAE, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, serta Analis Kebijakan Utama pada Pusat Kebijakan Strategis KLHK.

Baca Juga:

HKAN 2021, Potensi Wisata NTT jadi Miniatur Indonesia  

9,5 Juta Penduduk  Gantungkan Hidup Pada  Kawasan Konservasi

HKAN yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia sejak tahun 2009 merupakan momentum untuk kampanye pentingnya konservasi alam bagi kesejahteraan masyarakat yang menjadikan konservasi alam sebagai bagian dari sikap hidup dan budaya bangsa. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem, maka konservasi menjadi isu strategis dalam pembangunan daerah di tengah laju industrialisasi dan pertambahan populasi di era milenial.

Pencanangan tuan rumah HKAN 2021 di Provinsi NTT ini juga tepat mengingat bahwa secara geografis keberadaannya penting bagi penyebaran dan keberlangsungan satwa liar di wilayah Walacea. Kepulauan NTT juga dikenal sebagai daerah dengan tipe hutan savana dan kontrasnya musim kemarau dengan musim penghujan, serta keindahan alam bahari yang spektakuler. Terdapat 3 taman nasional, 12 taman wisata alam, 6 cagar alam, 8 suaka margasatwa, dan 2 taman buru di NTT yang bernilai konservasi tinggi. Pada kawasan pelestarian alam (taman nasional dan taman wisata alam) dan suaka margasatwa selain untuk perlindungan dan pelestarian juga terdapat fungsi pemanfaatan lestari baik untuk kegiatan wisata alam maupun pemanfaatan jasa lingkungan.

Kekayaan alam NTT yang unik telah mempengaruhi kehidupan masyarakatnya, dan terejawantahkan melalui budaya dan tradisi. Dari corak tenun, atribut busana, hingga local wisdom merupakan bentuk interaksi manusia dengan alam di tanah Flobamorata ini. Untuk itulah peringatan HKAN 2021 bertema Bhavana Alam Satya Nusantara-Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara.

Melalui HKAN 2021 diharapkan menjadi momen spesial seluruh lapisan masyarakat untuk mengekplorasi ide, pikiran dan gagasan dalam berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain atraksi seni dan budaya, jambore/ kemah konservasi alam, pameran konservasi alam, perlombaan bagi generasi milenial, penanaman pohon bernilai tinggi, kemah konservasi, talkshow/ workshop, bedah buku, dan kunjungan lapangan baik di taman wisata alam, penangkaran satwa dilindungi, persemaian permanen, serta kampung iklim.

Peringatan HKAN 2021 ini dilaksanakan bersamaan dengan Festival Taman Nasional/ Taman Wisata Alam (FTN/FTWA) dan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2021. FTN/TWA yang telah diselenggarakan sejak tahun 2017 merupakan ajang sosialisasi dan promosi ekowisata di taman nasional dan taman wisata alam. Kegiatan yang rencananya akan diselenggarakan secara hibrid diharapkan dapat menjadi media pemasaran baru di era pandemi, adapun bagi masyarakat adalah wahana untuk mengakses beragam informasi kawasan pelestarian alam dan memberikan sensasi berpetualang di alam liar.

Baca Juga:

HKAN 2021:  Upaya Memupuk Kecintaan Terhadap Alam dan Budaya Nusantara

Peringati HBR 2021, BBKSDA NTT Lakukan Aksi Sosial Di Pantai Lasiana TWAL Teluk Kupang

HCPSN yang diperingati setiap tanggal 5 November bertujuan untuk meningkatkan perlindungan dan pelestarian flora dan fauna serta untuk menumbuhkembangkan kepedulian, rasa cinta dan kebanggaan terhadap flora dan fauna Indonesia. Agenda tahunan ini pertama kali diprakarsai oleh Presiden Soeharto pada tahun 1993 dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Satwa asli NTT yaitu biawak komodo (Varanus komodoensis) telah ditetapkan menjadi Satwa Nasional bersama dengan Ikan Siluk Merah (Sclerophages formosus) sebagai satwa pesona dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) sebagai satwa langka. Sedangkan tiga jenis bunga dinyatakan sebagai bunga nasional, yaitu: Melati (Jasminum sambac) sebagai puspa bangsa, anggrek bulan (Palaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona; dan padma raksasa (Rafflesia arnoldi) sebagai puspa langka.

HKAN 2021, HCPSN 2021, dan FTN/FTWA di Provinsi NTT adalah media yang menggambarkan sinergisitas pembangunan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem oleh parapihak. Tujuan yang ingin dicapai dari event ini adalah promosi objek daya tarik wisata alam khususnya di NTT sebagai bagian dari destinasi wisata kelas dunia, serta menjadi katalisator peningkatan kesadaran masyarakat terhadap konservasi. Dengan demikian hutan lestari dan masyarakat sejahtera bukan menjadi hal yang mustahil.

Bahan Coffee Morning Panitia HKN 2021

 

Komentar ANDA?