KUPANG, DELEGASI.COM – Di Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-58, Bank NTT melaunching Kredit Mikro Merdeka dengan bunga 0 %.
Penandatangan Kredit Merdeka (kredit mikro, red) dengan 25 pelaku usaha mikro, seperti disaksikan media ini dilakukan saat puncak perayaan HUT ke-58 Bank NTT di Pelataran Parkiran Kantor Pusat, Jalan WJ Lalamentik, Jumat petang, (17/7/2020).
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, Ketua OJK NTT, Robert Sianipar, Sekda NTT, Ben Polo Maing, Jajaran Direksi Bank NTT dan staf Bank NTT serta para undangan lainnya.
Menurut Plt Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho yang ditemui disela-sela persiapan acara puncak Perayaan HUT ke-58 Bank NTT mengatakan pinjaman bunga 0 % ini sesuai dengan Program Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat untuk memberantas para rentenir (pemberi pinjaman pinjaman uang tidak resmi atau resmi dengan bunga sangat tinggi, red) dan menyusahkan masyarakat, khususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di NTT.
Aleks mengatakan, program Pinjaman Bunga 0% Bank NTT itu diterjemahkan sebagai bagian dari fungsi intermediasi Bank NTT.
“Ini sudah mendapat epis (persetujuan, red) dari Badan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemprov NTT melalui Biro Keuangan Provinsi dan Dinas-Dinas seperti: Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan. Bahkan kita buat suatu Skim namanya Skim Kredit Merdeka. Jadi merdeka dari rentenir dan merdeka dari agunan, itu alasan kita sebut bunga 0 %,” ujarnya.
Sesuai permintaan OJK, lanjut Riwu Kaho, Bank NTT siapkan Skim yang mudah dan murah serta cepat. Mudah karena pelaku UMKM tidak perlu datang ke Kantor (ke Kantor Bank NTT, red) dan syaratnya mudah; harus ada usaha, ada KTP dan ada KK.
“Kita pastikan peminjam butuh modal berapa, dan langsung diverifiakasi di tempat dan langsung dibuatkan dan ditandatangani akat kreditnya. Sedangkan cepat, yakni setelah melakukan uji coba, pihak peminjam hanya butuh waktu satu jam untuk bisa realisasi pinjaman.
Ada bonus tambahan dari Bank NTT, lanjut Dirut Bank NTT itu, setiap pelaku UMKM diberi perlindungan/jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek). “Kredit ini mendapat dukungan dari Jamkrida untuk menjamin kredit dan jaminan mitigasi bilamana kreditnya macet,” bebernya.
Riwu Kaho menambahkan bahwa besaran kredit paling tinggi Rp. 5.000.000, “Penangan teknis sudah kita siapkan. Kita tidak hanya kasih kredit dan bayar angsuran, tetapi kita juga mengajari pelaku UMKM (peminjam, red) dengan menjemput storan tabungan. Misalnya kreditnya Rp 2,000,000, setiap hari dia stor Rp.5000. Dengan demikian, peminjam dapat dengan bijaksana pakai modal yang diberikan/dipinjamkan.”
Ditanyai lebih lanjut terkait hal apa saja yang istimewa di HUT Bank NTT ke-58 kali ini, Riwu Kaho mengungkapkan, “tidak ada yang istimewa, yang ada yakni kami semua yang ada di sini dan yang berkarya di sini masih sehat, diberikan kekuatan dan waktu yang panjang dari Tuhan untuk masih melayani masyarakat NTT di HUTnya ke-58 ini. Hari ini HUT Bank NTT dan itu semua terjadi karena karunia Tuhan. Kebetulan hari ini ada yang lebih yakni diberi kesempatan HUT sesuai dengan motto Bank NTT ‘melayani lebih sungguh’.
Bagi orang Bank NTT, lanjut Plt. Dirut Bank NTT, ini moment refleksi diri; apa yang sudah dibuat untuk Bank NTT dan yang bermanfaat bagi pemerintah dan seluruh masyarakat NTT. “Kita akan mereposisi hal-hal yang seharusnya kita lakukan/perbaiki. Juga kita melihat dari berbagai kesalahan atau kekurangan. Lalu apa yang perlu dirubah ya harus dirubah. Kita akan segera melakukan langkah perubahan dan perbaikan,” bebernya.
Menurutnya Riwu Kaho, kesalahan dan atau kekurangan Bank NTT selama ini akan menjadi semangat baru untuk berubah dan bertumbuh ke depan. “Mengingat tema HUT kali ini dikemas untuk memberi semangat. Ada kebangkitan, ada perubaahan dan ada pertumbuhan,” ujarnya.
Lebih lanjut, terkait hal istimewa yang disuguhkan kepada para tamu perayaan HUT Bank NTT ke 58 kali ini, Aleks Riwu Kaho menegaskan tidak ada yang istimewa. “Kita hanya undang beberapa tamu istimewa untuk syukur dan launching program (12 program, red),” paparnya.
Beberapa program disebutkan Riwu Kaho diantaranya; tabungan pesiar kerjasama dengan BI, market link dengn UMKM. “Kita pindah dari pelayanan konvensional ke elektronik/digital dengan tujuan memudahkan orang akses ke Bank. Kita launching customer Onboarding (COB) dan nasabah bisa melakukan pinjaman melalui media itu. Lalu ada Loan organizing System, membantu supaya proses kredit kita berbasis elektronifikasi. Semuanya membantu kita ke depan sehingga kita lebih efisiens dan efektifi dalam penggunaan jumlah tenaga kerja,” jelasnya.
Aleks Riwu Kaho yakin bahwa banyak hal bisa dilakukannya bersama tim managemen Bank NTT ke depan jika di sana ada team work (kerja tim).”Kita disini ibarat tubuh. Kepala tidak bisa tengok kiri dan kanan kalau tanpa didukung orgn tubuh yang lain. Misalnya kaki, tidak ada ya kita tidak bisa bergerak kemana mana. Artinya disini bahwa harus sinergitas dan atau kerjasama untuk bersama-sama menjaga kepercayaan pemerintah dan masyarakat (pemegang saham, red) dan membangun pertumbuhan-pertumbuhan ke depan sesuai harapan seluruh masyarakat NTT,” ungkapnya.
Terkait dengan target Bank NTT ke depan, Riwu Kaho mengungkapkan bahwa ia dan timnya bisa beradaptasi dengan dinamika yang ada di industri perbankan. “Kondisi Covid-19 dampaknya mendalam, dan ini kita harus mampu beradaptasi dengan tantangan situasi dan kondisi yang ada, ujarnya.
Terkait capaian perjalanan Bank NTT hari ini, menurut Riwu Kaho, dari fungsi intermediasi perbankan memang sudah ada banyak hal yang dilakukan Bank NTT di seluruh daerah di NTT. “Selain itu ada fungsi upaya pemberdayaan dan pembangunan serta kontribusi dalam berbagai hal terus tetap dilakukan. Ke depan hal hal posisitif ini tetap dilakukan /dikembangkan termasuk kualitas dan kuantitasnya,” bebernya.
Peran Bank NTT sendiri dalam pembangunan NTT ke depan menurut Riwu Kaho, ialah membantu melakukan peran upaya kebijakan pengelolaan keuangan negara dan keuangan daerah. Tidak saja pajak tetapi juga upaya-upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
Diantaranya keuangan yang bersumber dari pajak-pajak dan atau rektribusi daerah yang mendukung kontribusi PAD. “Kita akan bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk peningkatan pengelolaan keuangan negara dan daerah,” jelasnya.
Pencapaian Bank NTT antara fungsi intermediasi dan peningkatan PAD keduanya mencapai titik maksimal. Diantaranya modal keuangan mencapai Rp. 11,5 Triliun, kredit sebesar Rp. 10,3 Triliun, laba Rp. 170+an, Milyar. “Di tengah situasi yang sulit ini kita bersyukur kepada seluruh masyarakat dan seluruh komponen, karena capaian target-target bukan saja memenuhi tetapi melampaui target,” ungkapnya sambil tersenyum.
Terkait sikap tegas terhadap para debitur nakal, menurut Dirut Bank NTT itu, pihak Bank NTT mengerti Covid-19 membawa dampak bagi semua pihak. Oleh karena itu Bank NTT akan sangat selektif. “Debitur yang baik dan taat, tentu kita fasilitasi karena mungkin situasi Covid-19 dan kebijakan relaksasi. Tetapi terkait kreditur yang karena satu dan dua hal nakal/tidak ada etikat baik, tentu kita lalukan langkah-langkah yang diperlukan dengan bekerjasama dengan intrumen-instrumen negara untuk menertibkan kredit,” tandasnya.
Riwu Kaho juga memastikan bahwa optimisme pemerintah/semua pemegang saham. “Kita sikapi dengan RBB harus dapat dipertanggungjawabkan. RBB yang sudah kita susun dan mendapat persetujuan. Karena itu segala daya upaya, termasuk hal hal yang perlu diperbaiki supaya akselerasi mencapai trget-target itu kita lakukan. Tujuannya ialah agar semua target-target dapat dipertanggungjawabkan.
Komitmen pemegang saham sangat tinggi, lanjut Riwu Kaho, sehingga peningkatan modal terus dilakukan pihaknya dan dengan berbagai koordinasi dan pengawasan berbagai pihak. “Ini tentu akan menjadi alat ukur terhadap komitmen dukungan kuat pemerintah dan ini akan kita penuhi,” ujarnya.
//delegasi (*/tim)