Ibu Ibu di Sikka Tempati Urutan Teratas Terinfeksi HIV/AIDS

Avatar photo
//Foto: Ilustrasi

Maumere, Delegasi.Com – Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos, M.Si, melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Setda Sikka, Constantinus Tupen, S.H., mengungkapkan terdapat 168 kasus HIV AIDS yang terinfeksi pada mama-mama di Kabupaten Sikka.

“Kaum mama kita, para ibu rumah tangga di Kabupaten Sikka, ternyata adalah kelompok terbesar pengidap HIV/AIDS. Jumlahnya 168 kasus. Jika para Mama, sang “sosok sangat penting” dalam rumah terkena penyakit itu, maka besar kemungkinan nasib anak-anak akan terlantar,” ujar Tupen seperti dirilis kabarnusantara.com saat membuka kegiatan Pelatihan HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) bagi Tenaga Pendamping Desa Pemberdayaan dan Tenaga Pendamping Lokal di Aula Heinrich Puskopdit Swadaya Utama Kecamatan Alok, Senin (26/11/18).

“Dari aspek pekerjaan ibu rumah tangga menduduki posisi terbanyak yaitu 168 kasus, menyusul wiraswasta 107 kasus, petani 112 kasus dan sopir 45 kasus. Sisanya campuran, termasuk bayi,” tambahnya.

Ia pun menambahkan, sementara secara umum, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, sejak ditemukan tiga kasus pada tahun 2003, maka hingga Agustus 2018 ini, tercatat sudah mencapai angka 723 orang dengan HIV/AIDS. Pengidap HIV sebanyak 224 orang. Pengidap AIDS 499 orang. Yang sudah meninggal 188 orang.

Bayi Juga Kena HIV/AIDS

Tingginya kasus pada ibu rumah tangga juga mengakibatkan penularan HIV pada anak serta bayi. Hal ini terbukti pada akhir tahun 2017 terdapat 23 kasus HIV dan AIDS pada anak dan balita.

“Jika para Mama, sang “sosok sangat penting” dalam rumah terkena penyakit itu, maka besar kemungkinan nasib anak-anak akan terlantar,” ujarnya.

Menurutnya, penyebaran virus HIV AIDS ini sampai di pelosok-pelosok kampung.

“Dari segi penyebaran, dari 21 kecamatan di Kabupaten Sikka ini, tidak ada kecamatan yang luput. Semua kecamatan ada pengidap HIV/AIDS,” ungkapnya.

Upaya Pemda Sikka

Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka bersama berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat telah bekerjasama untuk menanggulangi penyakit ini. Namun belum memberikan dampak yang menggembirakan. Terlebih dari aspek pencegahan.

“Saat ini kegiatan penanggulangan AIDS masih terbatas pada pengobatan dan hal–hal yang bersifat medis dengan menyiapkan layanan pada 11 buah klinik CVT, baik VCT di RSUD T.C. Hillers, maupun pada beberapa Puskesmas. Misalnya: Nita, Waipare, Bola, Watubaing, dan beberapa puskesmas dalam kota. Namun, masyarakat yang berperilaku resiko belum mengaksesnya secara baik dengan hadirnya klinik tersebut,” ungkap Kons.

Asisten Kons lalu mengajak para pendamping desa untuk ikut bekerja sama bersama KPAD Sikka menyebarluaskan informasi positif tentang HIV/AIDS secara benar dan tepat, serta mengajak semua mereka yang rentan resiko tertular untuk memeriksakan diri pada VCT terdekat.

Untuk diketahui kegiatan ini dihadiri, Sekretaris KPAD Kabupaten Sikka Yohanes Siga, Pengelola Program PDA Propinsi NTT Gusty Brewon, anggota KPAD Kabupaten Sikka serta para Pendamping Desa. //delegasi(KN/hermen)

Komentar ANDA?