Polkam  

Indeks Demokrasi Indonesia NTT Turun 6,98 Poin

Avatar photo
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) NTT, Sisilia Sona saat menyampaikan materi dalam kegiatan expo IDI NTT 2017 di Kupang, Kamis (18/10/2918).//Delegasi.Com

Kupang, Delegasi.Com – Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) NTT Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 6,98 poin dari tahun sebelumnya.

 

Pada tahun 2016 sebesar 82,49 poin menjadi 75,51 poin. Walau demikian IDI NT tetap berada pada kategori sedang.

Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) NTT, Sisilia Sona sampaikan ini pada kegiatan expo IDI NTT 2017 di Kupang, Kamis (18/10/2918).

Sisilia mengatakan, komponen IDI terdiri atas tiga aspek, 11 variabel dan 28 indikator. Ketiga komponen dimaksud yakni aspek indikator, variabel, dan indikator.

 

Aspek kebebasan sipil mengalami penurunan tertinggi karena tiga dari empat variabelnya mengalami penurunan cukup besar. Tiga variabel yang mengalami penurunan dimaksud yakni kebebasan berkumpul dan beserikat turun 87,50 poin, kebebasan berpendapat turun 50 poin, dan kebebasan dari diskriminasi turun 22,15 poin.

 

“Secara keseluruhan, dari 28 indikator penilaian IDI, sebanyak delapan indikator mengalami penurunan, delapan indikator mengalami kenaikan, dan 12 indikator tidak mengalami perubahan,” kata Sisilia.

 

Ia menjelaskan, tantang terbesar IDI NTT 2017 adalah masih ada sembilan indikator yang berkategori buruk. Kesembilan indikator dimaksud sebagai berikut ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat paling buruk dengan nilai nol. Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat, dan ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat, masing- masing dengan nilai 50,00. Tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya dengan nilai 37,50. Persentase anggota perempuan DPRD provinsi dengan nilai 30,77.

 

Demonstrasi yang bersifat kekerasan dengan nilai 31,52. Perda yang merupakan insiatif DPRD dengan nilai 57,14. Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah dengan nilai 8,33. Rekomendasi DPRD dengan nilai 17,86.

 

“IDI untuk mengukur tingkat perkembangan demokrasi suatu daerah. Semakin rendah capaian poin, semakin buruk tingkat IDI,” papar Sisilia.

 

Dosen Undana, Yusuf Kuahaty menyampaikan, ada sejumlah faktor yang menghambat perkembangan dan kemajuan demokrasi di NTT. Sejumlah faktor dimaksud yakni faktor kesadaran masyarakat tentang perlunya membangun suatu kehidupan berdasarkan nilai- nilai demokrasi; faktor kultur politik masyarakat; faktor pendikan; faktor  ekonomi; dan faktor perkembangan global. NTT sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan global, mau atau tidak mau arus gelombang demokratisasi ini akan berdampak juga di NTT.

 

Yusuf menyebutkan, IDI NTT Tahun 2017 memperlihatkan bahwa perkembangan demokrasi di NTT sangat Fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa indikator – indikator dari setiap aspek dan variabel yang diamati bersifat dinamis. Naik, turun atau tetapnya angka-angka indeks dari setiap indikator telah menggambarkan realitas politik yang sesungguhnya. Juga memberi isyarat bahwa perkembangan dan kemajuan demokrasi di NTT bersinggungan erat dengan berbagai faktor, antara lain faktor historis, sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, kepercayaan, serta keamanan dan ketertiban.

 

“Penguatan, pemberdayaan, pendidikan politik, sosialisasi politik, dan aspek terkait lainnya harus menjadi program kita semua terutama  pada tataran infrastruktur maupun suprastruktur politik kita di tanah air ini dalam konteks perbaikan IDI,” kata Yusuf.

//delegasi(hermen) 

 

Komentar ANDA?