Sosbud  

Ini Saran Relawan SOS Children Village Indonesia Bagi Anak Korban Bencana Sebelum Direlokasi

Avatar photo
Relawan SOS Children Village Indonesia saat menghibur anak-anak korban bencana di posko pengungsian desa Oyangbarang, kecamatan Wotan Ulu Mado, Pulau Adonara //Foto: Pos kupang

ADONARA, DELGSI.COM – Sejak banjir bandang dan Longsor menerjang beberapa wilayah di Pulau Adonara, relawan SOS Children Village Indonesia tergerak ke tiga lokasi terparah yakni desa Nelelamadike kecamatan Ile Boleng, desa Waiburak kecamatan Adonara Timur, dan desa Oyangbarang Kecamatan Wotan Ulu Mado.

Selain bantuan logistik, SOS Children Village Indonesia juga fokus bergerak di penanganan trauman hilling.

Baca Juga : Ini yang Dilakukan Polres agar Flotim Masuk Wilayah Bebas Korupsi dan Birokrasi Bersih
Baca Juga: Validasi Data Tuntas, Rumah Rusak Akibat Bencana di NTT Tercatat 52.793 Unit 

Hal itu, menurut dia, dikarenakan tanggap bencana oleh pemerintah setempat tergolong cepat yang langsung mengevakuasi anak-anak ke lokasi aman. Selain itu, manajemen pelayanan oleh relawan di posko-posko yang sangat baik, membuat anak-anak cepat melupakan kejadian tragis itu.

Relawan SOS Children Village Indonesia saat menghibur anak-anak korban bencana di posko pengungsian desa Oyangbarang, kecamatan Wotan Ulu Mado, Pulau Adonara //Foto: Pos kupang

 

Baca Juga: Pemda Flotim Akan Renovasi Jembatan Darurat Yang Dibangun Satgas Yonzion 14 di Lokasi Bencana Adonara
Baca Juga: Wujudkan Pertanian Terintegrasi di NTT, Gubernur Gerakan Seluruh Stakeholder Pertanian

“Yang paling penting, harus stabilkan emosi mereka. Menjadi tugas selanjutnya adalah mempersiapkan mental anak-anak saat pindah dari posko pengungsian. Jangan memberi kesan adanya perubahan situasi yang begitu cepat atau kebiasaan baru yang mereka dapat. Pasti ada kerinduan besar bermain dengan teman-teman mereka di posko pengungsian. Ketika makan ada yang siap, haus ada air. Jangan sampai di lokasi baru, mereka mereka merasa perubahan drastis dari segi perhatian. Dan, itu bisa berdampak ke psikologi anak,” ujarnya kepada wartawan, Senin (3/5/2021).

Sebagai relawan, ia menyarankan agar pemerintah daerah terus intens berkoordinasi dengan relawan dan bertemu langsung korban bencana di posko pengungsian untuk membahas program apa yang tepat dilakukan terhadap korban setelah direlokasi.

“Sudah seminggu kami di posko, belum pernah kami melihat pemda datang berdiskusi dengan relawan. Yang paling miris, semua relawan yang datang, hanya menyentuh anak-anak padahal orang tua juga terdampak langsung,” tandasnya kepada Pos kupang.

//delegasi(*/PK)

Komentar ANDA?