Sosbud  

Inventarisir Aset Budaya Lewat Center of Exellence

Avatar photo
Workshop
Workshop layanan informasi kebudayaan Austronesia dan Milanesia Tahun 2017, bertajuk "Prospektif Kebudayaan Austronesia dan Milanesia di era globalisasi", di Swiss Belin Hotel, Selasa (1/8/2017).//foto Humas NTT

Kupang, Delegasi.com – Workshop layanan informasi kebudayaan Austronesia dan Milanesia Tahun 2017, bertajuk “Prospektif Kebudayaan Austronesia dan Milanesia di era globalisasi”, dibuka Kepala Dinas Perpustakaan NTT, Fredrik Tilman, mewakili Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, di Swiss Belin Hotel, Selasa (1/8/2017).

Penyelenggaraan workshop itu sehubungan dengan adanya surat keputusan (SK)  Kepala Perpustakaan Nasional RI tentang penetapan lima Badan Perpustakaaan Provinsi untuk dikembangkan menjadi Center of Exellence layanan perpustakaaan dan informasi budaya lokal.

Melalui keputusan terebut menunjuk Dinas Perpustakaan NTT sebagai koordinator center of exellence bersama empat Badan Perpustakaan Provinsi lainnya untuk menyediakan koleksi dan memberikan layanan perpustakaan dan informasi tentang budaya lokal masyarakat Austronesia – Melanesia yang terdapat di masing-masing provinsi.

Kelima Badan Perpustakaan Provinsi yang ditetapkan melalui SK Kepala Perpustakaan Nasional RI, Nomor :78a tahun 2017 itu, masing-  masing, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Para Kepala Badan Perpustakaan dari enam provinsi tersebut hadir pada workshop yang digelar hari ini di Swiss Belin Hotel,Kupang.
Tujuan workshop layanan informasi kebudayaan Austronesia dan Milanesia, untuk meningkatkan pengetahuan terkait kebudayaan Austronesi – Melanesia serta mampu membangun koleksi dan memberikan layanan informasi pada jenis perpustakaan masing-masing dan  menjadi bahan layanan umum dalam rangka interoperabilitas.
Kepala Dinas Perpustakaan NTT, Fredrik Tilman, membacakan sambutan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, mengatakan pemerintah berkewajiban untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar, menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata dan menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi) dan alih media (transmedia). Selain itu, kata Tilman, pemerintah wajib promosi gerakkan membaca dengan memanfaatkan perpustakaan.
Terkait konteks itu, kata Tilman, mengutip sambutan Gubernur Lebu Raya, keberadaan center of exellence layanan informasi dan perpustakaan tentang budaya lokal sangat dibutuhkan di NTT. Bahkan, lanjut Tilman, mengingat kemajemukan budaya yang dimiliki NTT dapat menciptakan peluang dalam melestarikannya. “Perpustakaan  diharapkan dapat menyelenggarakan layanan berbasis budaya yang ada di NTT, seperti bahasa, peralatan hidup atau teknologi, mata pencaharian hidup, religi, rumah adat, kesenian dan adat-istiadat masyarakat,” pinta Gubernur Lebu Raya lewat sambutannya yang dibacakan Kadis Perpustakaan Fredrik Tilman.
Kepala Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan pada Perpustakaan Nasional RI, Sri Sumekar, mengatakan melalui center of exellence, pemerintah provinsi dapat menginventarisir seluruh aset budaya dan dijadikan sebagai khasanah budaya lokal dan nasional. Sedangkan kriteria dari center of exellence, yaitu mempersiapkan sarana dan prasarana sistem informasi, koleksi bahan perpustakaan budaya lokal dan mempersiapkan Sumberdaya manusia yang mumpuni.
Ketua panitia penyelenggara, Jos Mure (Kabid Pelestarian Bahan Pustaka – Dinas Perpustakaan NTT), mengatakan melalui workshop tersebut, disampaikan materi berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam pengembangan center of exellence Melanesia dalam perspektif sebuah kajian guna mempertemukan Indonesia dengan kawasan Asia Pasific dan materi terkait dengan good governance. //delegasi (hermen/ger)

Komentar ANDA?