BEOGRAD, DELEGASI.COM – Pemerintah Serbia bereaksi atas langkah pemerintah Israel untuk membuka hubungan diplomatik dengan Kosovo. Menteri Luar Negeri Serbia mengatakan pemerintahnya tidak senang dengan langkah Israel mengakui Kosovo, bekas provinsi Serbia yang status kenegaraannya disangkal Beograd.
Dilansir dari AFP, Selasa (2/2/2021) reaksi tersebut muncul sehari setelah Israel dan Kosovo meresmikan hubungan diplomatik, sebagai kemenangan besar bagi Kosovo untuk mendapatkan pengakuan global atas kemerdekaan yang dideklarasikannya pada 2008 setelah perang dengan Serbia pada 1990-an.
Kosovo sejak saat itu telah diakui oleh sebagian besar dunia Barat, tetapi ditolak oleh sekutu utama Serbia: Rusia dan China.
Dikatakannya, langkah Israel tidak diragukan lagi akan mempengaruhi hubungan antara Serbia dan Israel.
Sejak menjalin hubungan pada tahun 1991, Israel dan Serbia telah memelihara hubungan baik, dengan investasi Israel yang terus meningkat di negara Balkan itu.
Sebagai imbalan atas pengakuan Israel, Kosovo juga menjadi wilayah mayoritas muslim pertama yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi itu dan akan menempatkan kedutaannya di kota tersebut.
Kesepakatan itu ditengahi tahun lalu oleh pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.
Sejak Agustus 2020, Israel telah menormalisasi hubungan dengan empat negara Arab di bawah serangkaian kesepakatan yang ditengahi oleh mantan presiden AS, yang secara kolektif dikenal sebagai Perjanjian Abraham.