ADONARA, DELEGASI.COM- Hingga jelang batas waktu kontrak, 15 November 2020, Paket proyek rehab total Puskesmas Lamabunga, Kelubagolit, senilai Rp.1,7 M lebih, yang dikerjakan Kontraktor Pelaksana CV.FIZ, belum juga rampung.
Terpantau di lapangan, saat Delegasi.Com, tiba Minggu, 15/11/2020, sekitar pukul 20.00 Wita, sebagian fisik bangunan belum juga rampung.
Mulai dari Lantai, Dinding, Plafon, Atap, Selasar, WC/KM, Septik Tank, hingga pekerjaan finishing lainnya.
Tumpukan material pekerjaan seperti kayu, batu merah, dan lainnya pun masih terlihat berhamburan di lokasi proyek.
Sedangkan, sebagian kuda-kuda atap, pun masih ada di lokasi pekerjaan, yakni di Desa Gayak, Kecamatan Ile Boleng.
Sementara itu, para tukang pun terlihat nampak sibuk kebut pekerjaan lainnya. Walaupun, di sisi yang lainnya, terlihat sepi pekerjanya.
Padahal, sesuai papan nama proyek yang terpampang di bagian depan lokasi pekerjaan, paket yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK), pada Dinas Kesehatan Flotim tahun 2020, dengan total Pagu dana Rp. 1.781.689.000 ini, harus berakhir masa kontrak 15 November 2020.
Pelaksana proyek, Yoseph Semara Duran Kleden, yang mau dikonfirmasi terkait pekerjaannya, menjelang batas waktu kontrak, hingga berita dikirim, pun belum bisa dihubungi.
Sempat dicek di lokasi proyek, namun tak ditemui.
Dikontak melalui nomor ponsel Whatshapnya, namun tak aktif juga.
Sedangkan, mobil Avanza hitamnya, terlihat berada di lokasi proyek.
Demikian pula dengan Konsultan Pengawasnya, CV.Rivalando Jaya Consultant, juga tak bisa dihubungi.
Sesuai informasi yang diperoleh Media, pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinas Kesehatan, selaku pemilik pekerjaan, bersama Komisi C DPRD Flotim, akan turun ke lokasi proyek, pada Senin, 16/11/2020.
Asal tahu saja, paket yang bernilai cukup besar ini, sempat memicu perdebatan di ruang publik, pasca Media menulis ‘Lambannya progress fisik proyek ini, lantaran terkendala sempitnya lokasi pendropingan material’.
Dimana, banyak pihak menolak alasan ini, karena lazimnya seorang kontraktor profesional, sebelum melaksanakan pekerjaannya, sudah lebih dahulu melakukan pemeriksaan dan persiapan lokasi pendropingan material untuk memudahkan serta memperlancar pekerjaannya.
Tetapi, hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan Yoseph Semara Duran Kleden, yang justru lebih menjadikan sempitnya lokasi sebagai alasan keterlambatan pekerjaannya.
Nah, suka atau tidak suka, faktanya kini paket proyek dengan nilai uang cukup besar ini masih menyisahkan banyak hal yang mesti dituntaskan.
Alhasil, denda keterlambatan pun tak bisa terelakan.
CV.FIZ, dengan Direktur Utamanya, Simon Florys Marang, sudah mesti siap bertanggung jawab, menyelesaikan seluruh bagian pekerjaannya.
//delegasi (BBO)