TELAVIV, DELEGASI.COM – Israel melancarkan serangan udara ke Suriah pada Rabu (18/11) yang menewaskan tiga tentara dan mengenai target militer Iran dalam serangan balasan, setelah pihaknya menemukan alat peledak di sepanjang perbatasan utara.
Sebuah pernyataan dari militer Israel mengatakan jet tempurnya menghantam “target militer milik pasukan Quds Iran dan dan Angkatan Bersenjata Suriah” dalam serangan semalam.
Target tersebut termasuk “fasilitas penyimpanan, markas besar, kompleks militer, dan baterai rudal permukaan-ke-udara milik Suriah”.
Dilansir AFP, kantor berita negara Suriah, SANA, mengatakan serangan itu menewaskan tiga tentaranya dan melukai tentara lain.
Israel telah melakukan ratusan serangan udara dan rudal ke Suriah sejak perang saudara meletus pada 2011 dengan menargetkan pasukan Hizbullah Iran dan Libanon beserta pasukan pemerintah.
Pada Selasa, militer Israel mengatakan telah menemukan alat peledak improvisasi (IED) di sisi titik penyeberangan perbatasan dengan Suriah.
Israel dan Suriah memiliki perbatasan di sepanjang Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967.
Menurut pernyataan militer Israel, IED “ditempatkan oleh pasukan Suriah yang dipimpin oleh pasukan Iran”.
Iran merupakan sekutu utama rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad selama perang saudara yang telah menewaskan lebih dari 380 ribu orang, dan perang meletus setelah terjadi penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Tentara Israel “menganggap rezim Suriah bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukan atas wilayahnya dan akan terus beroperasi seperlunya melawan kubu Iran di Suriah”.
Serangan udara itu terjadi hanya beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mendarat di Israel untuk melangsungkan pembicaraan, termasuk tentang Iran.
Kunjungan Pompeo kemungkinan akan menjadi kunjungan terakhirnya ke Israel sebelum Presiden Donald Trump meninggalkan Gedung Putih.
//delegasi(CNN)