Polkam  

Kaban Perbatasan NTT, Linus Lusi Tepis Isu Politik Identitas Warnai Pilkada di wilayah Perbatasan

Avatar photo
Linus Lusi, Kepala Badan Perbatasan Nusa Tenggara Timur //Foto : Delegasi.com(Istimewa)

KUPANG, DELEGASI.COM – Kepala Badan Pengelola Perbatasan Nusa Tenggara Timur, Linus Lusi menepis isu jika Pilkada tiga kabupaten di wilayah perbatas RI – Timor diwarnai politik Identitas yakni politik yang berkaitan dengan hubungan kekerabataan dan satu rumah adat kedua negara yang sewaktu waktu bisa mengubah eskalasi dan warna politik di wilayah itu.

Demikian dikatakanLinus Lusi kepada wartawan di Kupang, Rabu(1/7/2020).

Linus Lusi dimintai tanggapanya terkait pilkada tiga kabupaten di perbatasan yakni Kabupaten TTU, Belu dan Kabupaten Malaka pada 9 Desember mendatang.

“Saya sangat yakin, warna dan proses politik di masyarakat pedesaan perbatasan NKRI dan TL sangatlah konsisten. Mereka tidak terpengaruh oleh kerabat dan keluarga dari wilayah TL, kendati satu rumah adat. Namun mereka sangat teguh
dan selalu menjunjung tinggi kedaulatan berbangsa dan bernegara yaitu NKRI,” tegasnya.

Dari tiga Kabupaten di perbatasan yang menyelenggarakan pilkada serentak 9 Desember mendatang, menurut Linud Lusi, Kabupaten TTU merupakan salah satu Kabupaten yang jumlah titik perbatasan yang paling banyak, yaitu Miomafo Barat, Insana Utara,Mutis, Bikomi Tengah, Bikomi Nilulat, Bikomi Utara dan Naibenu. Masyarakat di 7 wilayah itu berbatas langsung dengan Negara TL.

Kendati demikia menurut Linus Lusi, isu perbatasan yang di hembuskan adanya intervensi dari oknum warga Timor Leste yang masih ada tali persaudaraan, secara sisi kerabat, tidak terpemgaruh dengam sikap politik masyaraak di wilayah itu.

“Mereka memiliki sikap yang sangat tegas. Masyarakat perbatasan sudah matang dalam politik berbangsa dan bernegara. Jadi mereka tahu mana urusan dalam negeri mana yang menjadi urusan keluarga. Isu yang dihembuskan ada intervensi TL itu berlebihan dan tidak dapat dipercaya,” tandasnya.

Pihaknya juga tidak membantah jika wilayah di perbatasan itu mempuanyai kesatuan bahasa, budaya dan rumah adat namun soal politik ketatanegaraan pasti berbeda.

“Saya yakin, saat hajatan politik pilkada 9 Desember nanti, warga negara Indonesia di wilayah perbatasan itu tidak terpengaruh oleh isu kekeluargaan/kerabat isu bahasa yang satu dan rumah adat yang satu. Sebab mereka sudah teruji dan warga Timor Leste juga sudah makan garam dalam dinamika perpolitikan mereka,” tandas Linus Lusi.

Linus Lusi berharap kmasyarakat TTU, Belu dan Malaka harus mengedepankan Identitas Nasionalisme dan memilah mana urusan keluarga dan masalah negara demi keutuhan NKRI.

 

 //delegasi (*/tim)

Komentar ANDA?