MAUMERE, DELEGASI.COM – Kepala Dinas Ketahanan Kabupaten Sikka, Hengki Sali menegaskan masyarakat Dusun Ledu Bewa, Desa Done, kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, NTT makan ubi hutan bukan karena kekurangan makanan, tetapi itu adalah budaya sejak nenek moyang.
Peenyataan itu terkait akhir-akhir ini sengaja viralkan berita di media cetak dan online, terkait kelaparan melanda warga desa dimaksud.
” Pernyataan itu sungguh tidak benar dan sangat mengada-ada untuk menaikkan popularitas orang-orang tertentu dan lembaga tertentu. Masyarakat makan Ondo (Ubi Hutan, red) bukan karena lapar dan tidak adanya pasokan pangan rumah tangga, tetapi karena budaya makan Ondo sudah menjadi kebiasaan masyarakat,” kata Hengky Sali saat bertemu masyarakat Dusun Ledu Bewa, Desa Done, kecamatan Magepanda, Jumat, 11/09/2020.
Lebih dari itu, makan ubi hutan adalah obat penyembuh gula darah. Masyarakat juga makan ubi hutan juga karena memang mereka suka makan. Apalagi ubi hutan itu sangat enak dan gurih bila diolah dengan baik.
“Ondo atau ubi hutan ini memang musim panen yang pas itu pada bulan Agustus, September dan Oktober, ” tambah mantan Kadis Pertanian Kabupaten Sikka ini.
Sementara itu, Ketua RT. 009, Dusun Ledu Bewa, Desa Done, Lusidius Lera mengatakan masyarakat Kecamatan Magepanda tidak akan lapar karena Magepanda adalah lumbung padi untuk Kabupaten Sikka. Sangat tidak mungkin masyarakat Desa Ini lapar.
“Kami makan Ondo bukan karena kami lapar tetapi kami konsumsi ini untuk cemilan dan karena kami pingin makan ubi itu. Kami juga makan Ondo karena kami sudah bosan makan nasi apalagi Ondo bisa mengobati penyakit gula darah, “kata Ketua RT 009.
//delegasi (*/gerwis)