Jayapura, Delegasi.Com– Kelompok bersenjata di Papua diduga telah mengancam para guru dan tenaga medis yang bertugas di Distrik Mapenduma, Kabupaten Nduga, wilayah pedalaman di Pegunungan Papua, Sabtu 20 Oktober. Dirilis viva.co, Para guru dan tenaga medis diancam, karena kelompok bersenjata mencurigai mereka sebagai aparat keamanan Indonesia.
Juru Bicara Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, para guru dan tenaga medis yang bertugas di Distrik Mapenduma itu sempat ditahan serta dilarang beraktivitas.
“Guru dan tenaga medis ini dituding, serta dicurigai sebagai aparat oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), sehingga aktivitasnya sempat dihentikan,” kata Kombes Kamal di Jayapura, Minggu 21 Oktober 2018.
Dari keterangan salah seorang guru SD YPGRI 1 Mapenduma atas nama MN, Ia bersama 15 orang guru lainnya dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma diancam dan ditahan untuk tidak melakukan aktivitas oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya, yang juga mengaku sebagai adik dari mendiang Kelly Kwalik pentolan OPM.
“Kelompok KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) tersebut telah menolak dan menahan aktivitas guru dan tenaga kesehatan sejak 3 Oktober hingga 17 Oktober 2018,” terang Kamal.
Selama masa penolakan tersebut, para guru dan tenaga kesehatan menginap dan mendapatkan jaminan keamanan dari Kepala Puskesmas Distrik Mapenduma, Naftali Wandikbo. “Pada hari Kamis 18 Oktober 2018 pesawat carteran datang menjemput para guru dan tenaga kesehatan untuk diterbangkan menuju Wamena,” ucap Kamal.
Dari keterangan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nduga, Fredik Samuel Bapundu, aksi pengancaman dan penolakan terhadap para guru dan tenaga kesehatan tersebut karena para kelompok bersenjata curiga para guru dan tenaga kesehatan tersebut sebagai aparat keamanan yang sedang menyamar.
“Mereka dicurigai aparat keamanan yang sedang menyamar dan mencari informasi,” ujarnya.
Saat ini, para guru dan tenaga kesehatan yang sempat ditahan, sudah berada di Wamena dan berkumpul dengan keluarga masing-masing. Kamal meminta kepada semua pihak untuk terus meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi munculnya gangguan keamanan.
“Kami menyayangkan aksi yang dilakukan oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) tersebut. Kesehatan dan Pendidikan menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap warga masyarakat demi terciptanya generasi muda sebagai penurus bangsa dan berkembangnya pembangunan disuatu daerah,” tegasnya.
Juru Bicara OPM Sebby Sambon saat dikonfirmasi Minggu 21 Oktober terkait hal itu belum memberikan keterangan resmi. //delegasi(viva/hermen)