Hukrim  

Keluarga Bupati Djafar: Wartawan DW bukan Keluarga Kami

Avatar photo
Samsudin, Anggota DPRD Ende dari Frakasi PKB//Foto: Ekora.com

KUPANG, DELEGASI.COM – Keluarga Besar Bupati Ende, H. Djafar Achmad membantah pengakuan wartawan/Pemimpin Redaksi (Pemred) media online Suara Nusa Bunga.Com, DW alias Dedi bahwa dia adalah adik alias keluarga dari Bupati Djafar.
Bantahan itu dikemukakan anggota keluarga besar Bupati Ende, Samsudin dan Husein (ponakan Bupati Djafar) saat dikonfirmasi tim media ini pada pekan lalu di Ende.
Samsudin dan Husein justeru mempertanyakan apa yang menjadi dasar dari klaim DW bahwa dirinya beradik-kakak dengan Bupati Djafar

Keluarga juga mempertanyakan dimana DW dulu saat pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ende, jikalau dirinya benar memiliki hubungan kakak-adik dengan Bupati Djafar.

“Dedi tidak ada hubungan keluarga atau ikatan darah dengan keluarga Bupati Djafar. Hubungan keluarga dari mana?” tanya Samsudin yang juga Anggota DPRD Ende dari Fraksi PKB.

Samsudin mengaku telah membaca berita dan mendengar informasi tentang adanya pesan WhatsApp/WA dari DW ke Bupati Ende meminta uang beli makan untuk wartawan rombongan kunjungan Gubernur yang saat itu nginap di Hotel Satarmese Ende.

Termasuk pemberitaan beberapa media online dimana DW alias Dedi mengatakan, “Jika ada WA minta bantuan ke Bupati (Bupati Ende, red), itu hal biasa saja, karena kami adik-kakak. Ya wajar saja. Saya buktikan WA dari Bupati,” ujarnya (sebagaimana diberitakan ntt-news.com, tanggal 3 Juli 2020, berjudul ‘Dituding Minta Uang ke Bupati, DW Ancam Polisikan Wartawan’).

Samsudin mengaku sempat kebingungan dengan pengakuan DW.

“Saya dengar dan kami semua pusing, orang dari mana-mana mengaku-ngaku keluarga dengan pak bupati semua, mengaku statusnya sebagai adik,” ujarnya kesal.

Samsudin bahkan heran darimana dasar DW mengaku punya hubungan adik-kakak dengan Bupati Djafar, terkait pesan WA DW ke Bupati Djafar untuk minta uang.

“Tidak tahu dari mana datangnya (asal-usul, red)? Sehingga dia mengaku sebagai adik dari Bupati Djafar,” ujarnya.
Selanjutnya, Samsudin mencemaskan perbuatan yang sama bakal terjadi pada para pemimpin daerah ke depan jika hal demikian dibiarkan.

“Besok-besok kalau seandainya saya yang menjadi bupati atau wakil bupati, nanti jangan lupa datang lalu ngaku-ngaku lagi kalau saya juga kakaknya,” kritiknya.

Menurut Samsudin, perilaku ini (DW WA minta uang ke Bupati, red) mengingatkan mereka, terutama tim paket Marsel-Djafar, tentang apa yang pernah dikatakan oleh almarhum mantan Bupati Ende, Ir. Marselinus Y.W. Petu bahwa,

”Jangan sampai ayam yang bertelur tetapi sapi punya nama yang dibesar-besarkan, yaitu telur mata sapi.”

Samsudin lebih lanjut mengungkapkan bahwa tim pemenangan Marsel-Djafar dan masyarakat Ende tahu dimana posisi Dedi saat pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ende.

“Selama masa Pilkada, seluruh tim dan masyarakat tahu posisi si Dedi dimana waktu itu kow. Kenapa baru sekarang dia mengaku adik-kakak dengan pak bupati? hahhahhaha….mau tipu siapa kow?” ujarnya sambil tertawa lebar.

Hal senada juga diungkapkan Husein (salah satu keponakan Bupati Djafar). Husein mengaku telah mendengar dan membaca berita tentang kasus tersebut. Husein juga menegaskan tidak ada turunan atau keluarga Bupati Djafar yang namanya Dedi.

“Sebagai adik, saya katakan, tidak ada turunan atau keluarga kami yang namanya Dedi itu. Tidak ada hubungan keluarga, semua juga tahu itu,” tandasnya.

Husein juga mempertanyakan posisi dan dukungan Dedi dalam Pilkada.

“Kalau benar dia ada hubungan adik-kakak, dan posisi dia waktu Pilkada dulu?” tanya Husein.
Karena itu, Hisein meminta kepada Dedi,

“Jangan mengaku adik-kakak setelah tim (pasangan calon bupati/wakil bupati yang engkau jagokan kalah. Jangan jual nama kakak saya, untuk kepentingan kelompok dan pribadimu. Jangan korbankan kakak saya untuk menutupi perilakumu.”

Sebagaimana diberitakan tim media ini sebelumnya, diduga Dedi meminta uang kepada Bupati Ende, Djafar Achmad untuk biaya makan-minum 4 orang wartawan anggota rombongan kunjungan Gubernur NTT ke Flores yang saat itu menginap di Hotel Satarmese, Ende.
Sementara itu, Kepala Biro (Karo) Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) NTT, Marius Jelamu menyesalkan adanya kejadian oknum wartawan/Pemred Suara Nusa Bunga.Com, DW alias Dedi yang meminta uang untuk makan-minum 4 orang wartawan yang nginap di Hotel Satarmese, Ende dengan membawa-bawa nama Gubernur NTT karena semua anggota rombongan kunjungan Gubernur NTT ke daratan Flores, termasuk beberapa wartawan telah dibiayai oleh Pemprov NTT.
“Kita sesalkan jika benar ada oknum wartawan yang meminta uang kepada Bupati Ende dengan membawa nama Pak Gub untuk biaya makan-minum wartawan yang menjadi anggota rombongan kunjungan Pak Gub ke Flores,” ujarnya.
Jelamu menjelaskan, semua anggota rombongan Kunjungan Gubernur Viktor Laiskodat ke daratan Flores dibiayai oleh Pemprov NTT. “Wartawan juga dibiayai oleh Pemprov, baik transportasi, penginapan maupun biaya makan-minum. Jadi tidak benar kalau ada pihak tertentu yang minta uang kepada pejabat dengan alasan untuk biaya makan-minum wartawan anggota rombongan kunjungan Pak Gub, seolah-olah mereka tidak dibiayai oleh Pemprov NTT. Itu tidak benar adik,” tandasnya.
Marius pun meminta screenshoot pesan WA dari DW kepada Bupati Ende yang membawa-bawa nama Gubernur NTT. “Saya akan klarifikasi kepada Bupati Ende untuk tidak melayani permintaan seperti itu karena wartawan sebagai anggota rombongan telah dibiayai oleh Pemprov NTT,” tandasnya.
Sementara itu, DW dalam pernyataannya seperti dilansir beberapa media online, mengancam akan mem-polisi-kan 4 media online yang menulis tentang permintaannya kepada Bupati Ende (dengan mengatasnamakan 4 orang orang wartawan yang menginap di Hotel Satarmese, Ende, red) yang membawa-bawa nama Gubernur NTT.
Bahkan Dedi mengaku permintaan tersebut dilakukannya sebagai adik-kakak dengan Bupati Ende, Djafar Ahcmad. “Jika Ada WA minta bantuan Bupati, itu hal yang biasa saja, karena kami adik-kakak. Ya wajar saja. Kenapa orang lain yang persoalkan. Saya buktikan dengan WA dari Bupati,” tegasnya.

 

//delegasi(*/tim)

Komentar ANDA?