LARANTUKA-DELEGASI.COM– Sangat fenomenal dan patut diacungi jempol, gebrakan hebat yang dimainkan pemilik Solideo Farm, Rofin Muda, peternak ayam kampung terbesar di Nusa Tenggara Timur saat ini, yang beralamat di Desa Kloangboat-Geliting, Sikka.
Betapa tidak, ekspansi usaha peternakan Ayam Kampung, yang dirintisnya sejak 6 tahun lalu, terus melejit.
Selain, sudah sukses membantu menangani program pengentasan stunting di banyak desa, melalui Pang Gizi, Telur dan daging ayam kampung, kini Solideo Farm mulai merambah usaha peternakan ayam kampung bagi 147 Desa di Kabupaten Sikka, yang diback up Dana Desa lewat program pemberdayaan penguatan ketahanan pangan desa.
“Dari 147 Desa yang siap bekerjasama beternak ayam kampung, sudah 50 Desa yang telah rampung Rencana Anggaran Belanja (RAB).
Ini dimulai dengan kegiatan pelatihan hingga progress usaha berjalan.
Baca juga: Beternak Ayam Kampung 2.000 an Ekor, Solideo Farm Jadi Pang Gizi Perangi Stunting di Sikka
Bahkan, semua telur ayam kampung yang dihasilkan di semua desa binaan Solideo Farm akan dibeli kembali, untuk disuplai kepada para investor di Bali dan Jawa, yang telah melakukan MoU bisnis dengan Solideo Farm,”ujar Rofin Muda, saat bincang-bincang bisnis bersama Delegasi.Com, belum lama ini.
Pembisnis Ayam Kampung asal Lewouran, Ile Bura-Flotim, yang sudah dilirik investor di Bali dan Jawa untuk kerjasama suplai telur ayam kampung, lebih jauh menjelaskan, dalam waktu dekat kerjasama ini akan berjalan, dengan target setiap hari disuplai 10.000 butir.
Karena itu, pihaknya, butuh pasokan telur ayam kampung yang banyak, terutama dari desa-desa yang telah bekerjasama beternak ayam kampung.
“Ini juga dalam rangka menjawabi program dana desa di bidang pemberdayaan ketahanan pangan, yakni Hewani dan Nabati.
Kami siap membantu mendampingi.
Selain usaha Ayam Kampung dalam rangka suplai daging dan telur untuk penanganan stunting, namun Kami juga butuh Jagung sebagai pakan ternak, yang tentunya berton-ton.
Sebab, per hari saja, Kami butuh tak kurang dari 3 ton jagung, untuk saat ini.
Sehingga kedepannya, pasti butuh banyak jagung dan telur ayam kampung,”pungkasnya.
Pihaknya, juga siap melatih dan mendampingi calon-calon peternak ayam kampung sampai sukses.
Termasuk membantu penyusunan program, mulai dari RAB, memelihara anak ayam hingga produksi.
Saat ditanya, metode pelatihannya, Pengusaha Muda, Sarjana Bahasa Inggris, jebolan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang menegaskan, simpel saja metodenya, yakni 25 persen teori, 75 persen praktek langsung di kandang.
Waktu pelatihan, paling lama 3 hari saja,”tohoknya, semangat.
“Saya jamin 100 persen, itu langsung jadi peternak ayam kampung yang handal.
Ulet, rajin, berani dan pantang pulang sebelum sukses,”timpalnya.
Ia lebih lanjut menegaskan, butuh kerja keras, fokus, full time dan kesabaran besar untuk bisa jadi peternak ayam kampung yang handal dan profesional.
“Saya butuh 6 tahun untuk bisa berada di posisi saat ini, dengan jumlah populasi ayam kampung sudah tembus diatas 5.000 an ekor.
Dan, Saya pastikan akan terus bertambah, karena Kami sudah punya mesin tetas sendiri, dengan sekali tetas 1.000 butir dan 2.500 butir,”katanya.
Pihaknya, pun akan menambah areal peternakan di lahan yang baru dibelinya seluas 3 hektar.
Targetnya, bakal menjadi distributor telur dan daging ayam kampung, bagi se-NTT, bahkan ke Bali dan Jawa, termasuk permintaan pasar pariwisata seperti Labuan Bajo.
(Delegasi.Com/BBO)