Kupang, Delegasi.Com – Wacana politik soal siapa yang paling layak menjadi ketua dan wakil ketua DPRD NTT terus bergulir. Pengamat politik dari Universitas Muhamadyah Kupang, Dr Ahmad Atang, berpendapat, dari komposisi anggota DPRD NTT yang terpilih, bisa dipastikan bakal mengakomodir keterwakilan secara geopolitik, seperti Timor, Sumba dan Flores.
“Jika ini yang terjadi maka pimpinan DPRD NTT telah merepresentasikan kepentingan masyarakat yang multikulturalisme ini,” kata Ahmad Atang kepada wartawan di Kupang, Senin (29/7).
Menurut dia, sesuai regulasi, partai pemenang pemilu otomatis akan menjadi pimpinan dewan. Karena itu, secara faktual partai seperti PDIP, Golkar, Nasdem dan PKB akan mendapat porsi menjadi pimpinan DPRD NTT.
Dengan demikian, lanjut dia, secara struktural PDIP sebagai pemenang pemilu akan menduduki jabatan sebagai ketua dan akan didampingi oleh tiga wakil ketua. Namun secara personal menjadi kewenangan masing-masing partai politik untuk menentukan siapa kader yang akan didorong untuk menduduki jabatan struktural tersebut.
“Karena partai memiliki otonomi untuk menentukan kadernya, maka aspek geopolitik dan keseimbangan sulit dilakukan kompromi antarpartai,” ujarnya.
Walaupun begitu, lanjut dia, melihat komposisi anggota dewan terpilih, maka dapat dipastikan akan terakomodir terwakilan secara geopolitik, seperti dari Timor, Sumba dan Flores.
Akan tetapi, menurut Atang, siapa pun yang terpilih menjadi pimpinan DPRD NTT periode 2019-2024 merupakan putra terbaik dan akan selalu berpikir untuk NTT secara utuh bukan berpikir parsial kedaerahan di mana dia dipilih. //delegasi(ger wisung)