Pandangan Benny K. Harman Agar NTT Segera Bangkit dari Ketertinggalan
(tulisan ini dirilis dari timorexpress.fajar.co.id)
Benny K. Harman (BKH) sudah menyatakan diri maju dalam Pilgub NTT tahun depan. Tak hanya menyatakan siap, BKH juga menyiapkan konsep untuk membangun NTT. Menurutnya, NTT harus segera bangkit dari ketertinggalan, kelemahan dan kekurangannya. Setelah bidang pertanian dengan revolusi pangan, kini BKH memiliki pandangan strategis di bidang infrastruktur khususnya posisi NTT sebagai provinsi kepulauan.
MENURUT BKH, Provinsi NTT memiliki keunggulan dibanding provinsi lainnya di Indonesia. “Pertama, perlu dipahami bahwa wilayah NTT terdiri dari 566 pulau dan dikelilingi laut yang luas. Serta berbatasan langsung dengan dua negara tetangga yakni Timor Leste dan Australia,” ujar BKH. Posisi NTT demikian menurut Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini merupakan keunggulan NTT dibanding provinsi lainnya di Indonesia.
Ditambah lagi dengan potensi yang dimiliki baik di darat maupun di laut menjadikan NTT sebagai provinsi yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Terdapat empat pulau besar yaitu Pulau Flores, Sumba, Timor dan Pulau Alor. NTT juga dihuni penduduk sebanyak 5,2 juta orang. Ini juga menjadi potensi tersendiri. Menurut BKH, menjadi tugas pemerintah untuk memberdayakan penduduk yang jumlahnya cukup banyak ini. “Konsep pemberdayaan manusia harus dilakukan untuk memaksimalkan potensi jumlah penduduk yang mencapai 5,2 juta jiwa ini. Ini akan menjadi kekuatan besar jika diberdayakan dengan baik,” ujar BKH.
Mengenai jumlah pulau yang mencapai 566, menurut BKH, banyak pulau harus dipandang sebagai kekayaan sumber daya alam (SDA) yang harus menyatukan semuanya dalam suatu keterhubungan yang terintegrasi. Dirinya mengakui untuk menjadikan hal ini tidak gampang. Namun, dengan konsep yang jelas, potensi yang ada ini akan dikelola dengan baik menuju suatu wilayah yang terkoneksi secara terintegrasi.
Potensi geografris yang dimiliki NTT menurut BKH belum dimanfaatkan dengan maksimal. Salah satu kekurangan adalah wilayah NTT belum terkoneksi secara baik. Padahal, konektivitas wilayah menjadi faktor penting dalam pembangunan suatu daerah. “Untuk mencapai percepatan pembangunan, NTT butuh infrastruktur yang baik. Tanpa dukungan infrastruktur yang baik maka kita akan tetap tertinggal,” tegas BKH.
Salah satu kekurangan NTT adalah infrastruktur dasar. Dirinya mengatakan, infrastruktur dasar di NTT masih sangat terbatas. Ini perlu diubah. “Perlu dirancang suatu strategi pembangunan infrastruktur yang terpadu,” tegas BKH.
Infrastruktur terpadu yang dimaksud BKH adalah yang dapat menghubungkan bukan saja antarpulau, melainkan juga di pulau masing-masing antara satu daerah dengan daerah lainnya. “Listrik, jalan raya, jembatan dan pelabuhan merupakan infrastruktur dasar yang harus menjadi langkah cepat bagi pembangunannya,” kata BKH.
Untuk mencapai hal ini butuh pemimpin yang memiliki perhatian serius pada pemenuhan infrastruktur dasar tersebut. BKH menegaskan, alokasi anggaran yang cukup untuk pembenahan infrastruktur dasar sangat penting dilakukan pemerintah. Jika hanya dilakukan setengah-setengah, maka hasilnya tidak akan maksimal. Dia mengatakan, potensi yang dimiliki tidak akan memberikan nilai tambah yang maksimal jika tidak didukung infrastruktur dasar yang baik.
Selain itu, BKH juga mengatakan, dalam posisi geografisnya yang unik, NTT juga perlu menyiapkan strategi geo-ekonomi yang diharapkan bukan saja mempercepat pembangunan infrastruktur dasar, melainkan juga menggarap potensi ekonomi kawasan kepulauan.
“Misalnya, keterhubungannya dengan Bali dan NTB maupun provinsi lainnya. Ini sangat penting karena jika konek dengan provinsi tetangga terutama NTB dan Bali maka NTT akan lebih terbuka dan lebih berkembang. Ini pentingnya membangun konektivitas dengan provinsi tetangga. Tidak hanya dalam wilayah sendiri,” ujar BKH.
Selain itu, salah satu kelebihan posisi geografis NTT adalah berdampingan dengan dua negara tetangga. “Dengan negara tetangga dalam hubungan ekonomi, terutama perdagangan. Strategi inilah yang perlu disiapkan dalam upaya membangkitkan perekonomian NTT dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi kawasan,” kata BKH.
Menurut BKH, posisi NTT strategis NTT ini harus dikelola dengan sungguh-sungguh. Butuh pemimpin yang tidak sekadar melanjutkan estafet kepemimpinan yang sudah ada, tetapi lebih dari itu butuh pemimpin yang mampu mempercepat pembangunan di NTT dengan memanfaatkan semua potensi yang ada. Salah satunya dengan membangun konektivitas wilayah yang tidak hanya menghubungkan wilayah di NTT tetapi juga dengan provinsi tetangga dan dengan negara tetangga.//delegasi(*)