Hukrim  

Kopassus Angkat Bicara Soal Kabar Satgultor 81 Diam-diam Ikut Memburu Egianus Kogoya & KKSB Papua

Avatar photo

Jakarta, Delegasi.Com – Pihak Kopassus memberikan klarifikasi terkait kabar yang menyebutkan Satgultor 81 Kopassus diam-diam ikut memburu Egianus Kogoya dan KKSB Papua

Hal ini disampaikan oleh Kepala Penerangan Kopassus Letnan Kolonel Denden Sumarlin

Sampai saat ini, pasukan elite rintisan Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto pada 1981 itu belum ada indikasi akan diturunkan untuk memburu anggota kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya.

“Tidak ada (yang diterjunkan ke Papua), sampai saat ini Sat-81 tidak ada gerakan dari Jakarta ke Papua,” ujar Denden saat dikonfirmasi TribunJakarta.com pada Senin (10/12/2018).

Sebelumnya, seorang sumber menjelaskan Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kopassus untuk diam-diam menerjunkan pasukan Satgultor 81 memburu KKSB Papua.

“Diturunkan atas komando pusat dari bapak presiden, nanti dari Sat 81 dikirim ke sana, jam 10 terbang ke sana langsung,” sebut sumber dalam sebuah pesan WhatsApp yang diterima GridHot.ID pada Selasa (4/12/2018)

Di sisi lain, Kabid Humas Polda Papua juga sempat menyebutkan bahwa tak ada operasi militer di Papua.

Seperti diketahui, sejumlah media mengabarkan bahwa TNI dan Polri melakukan operasi militer untuk menumpas Egianus Kogoya dan KKSB Papua di Kali Kabo, Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, lokasi tewasnya para pekerja PT Istaka Karya

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, pernyataan Wakil Ketua I DPR Papua Edoardus Kaize tentang operasi militer Polri dan TNI ke Nduga untuk menumpas Egianus Kogoya & KKSB Papua, itu sama sekali tidak benar.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel ‘Polri Tegaskan Tak Ada Operasi Militer di Nduga Papua.

Kamal menyampaikan, tidak ada penumpasan karena ini bukan operasi militer.

Polri dan TNI murni melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan dan sasarannya jelas Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di bawah pimpinan Egianus Kogoya.

“Egianus Kogoya dan kelompoknya telah membunuh puluhan pekerja dan menghambat pembangunan yang sudah dicanangkan pemerintah. Polri-TNI menegaskan, hingga saat ini sasaran aparat Polri dan TNI adalah KKSB pimpinan Egianus Kogoya dan tidak ada namanya penumpasan atau siapa yang ditumpas karena ini bukan operasi militer, melainkan murni penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan,” ungkap Kamal, Senin (10/12/2018).

Kamal mengimbau kepada seluruh masyarakat jangan mudah percaya dengan pernyataan-pernyataan yang ditayangkan oleh media karena pernyataan itu belum tentu benar.

Para elite politik, kata Kamal, diminta jangan asal bicara dan agar mengecek kebenarannya terlebih dahulu baru berbicara.

Jangan sampai nanti menjadi tersangka dalam kasus menyebarkan berita-berita hoaks atau bohong.

“Saya tegaskan lagi sampai hari ini tidak ada penumpasan dan siapa yang ditumpas karena keberadaan Polri dan TNI di Nduga dalam rangka penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan bukan untuk menumpas,” ujarnya

Tentang Satgultor 81 Kopassus

Satgultor 81 Kopassus adalah satuan elit Kopassus yang dibentuk oleh Luhut Panjaitan dan Prabowo pada tahun 1981.

Peran dan fungsi Satuan Penanggulangan Teror 81 (Satgultor 81) adalah sebagai satuan anti-teror Kopassus.

Beberapa tahun belakang ini istilah gultor dihilangkan dari satuan ini, hal ini lantaran kualifikasi yang dimiliki lebih dari penanggulan teror, sehingga dikenal pula dengan sebutan Sat 81.

Satgultor 81 adalah satuan di Kopassus yang setingkat dengan Grup dan merupakan Prajurit terbaik dari seluruh Prajurit TNI, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur.

Kekuatan dari Satgultor 81 Kopassus ini tidak dipublikasikan secara umum.

Sehingga mengenai jumlah personel maupun jenis persenjataannya yang dimiliki Satgultor 81 Kopassus, semua dirahasiakan.

Pasukan Satgultor 81 Kopassus ini sering terlibat di dalam setiap operasi rahasia militer yang dilakukan ABRI hingga kemudian berubah nama menjadi TNI.

Bahkan Satgultor 81 Kopassus kabarnya diturunkan juga untuk mengejar teroris Nordin M Top dan kawan kawan pada 2009 lalu.

Kualifikasi personel Satgultor 81 Kopassus secara umum lebih tinggi dari satuan sejenis dan paling lama didirikan (tahun 1981).

Sehingga Satgultor 81 Kopassus baru diturunkan bila ada ancaman yang bersifat kompleks dengan skala kesulitan yang terbilang tinggi.

Satgultor 81 Kopassus dilatih untuk bergerak dalam unit kecil, dengan durasi sangat cepat, bukan lagi dalam hitungan jam, tapi menit.

Dikutip dari Tribun Medan, salah satu contoh penerjunan Satgultor 81 Kopassus adalah saat mengatasi teror bom di Sarinah Thamrin (Jakarta Pusat), pertengahan Januari 2016 lalu.

Pasukan elit ini juga kabarnya sempat diterjunkan dalam menanggulangi kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, pada pertengahan Mei 2018 lalu.

Namun tak secara terang-terangan melakukan aksi sebagai bagian dari TNI, pasukan ini kerap menyamar menjadi apapun

Mulai dari anggota Polisi, warga biasa bahkan sampai menyamar secara tersembunyi di tempat-tempat yang tak terduga.

//delegasi(surya/hermen)

Komentar ANDA?