Polkam  

Lebu Raya: Saya Katolik dan Sebagian Keluarga Saya Muslim

Avatar photo
Kehidupan Beragama
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menerima kunjungan kerja Duta Besar Uni Eropa, Mr.Vincent Guerend. Kunjungan tersebut membahas tentang kehidupan bertoleransi di NTT di ruang ruang rapat gubernur, Senin (29/5).

Kupang, Delegasi.com – Masyarakat NTT sangat beragam dari berbagai suku dan agama. Justru keberagaman itulah yang menjadi aset bagi harmonisasi kehidupan bermasyarakat di NTT. Oleh karena itu warga NTT tidak ingin diganggu orang-orang luar yang datang membawa pengaruh buruk. Dengan tegas, seluruh warga NTT menolak terorisme.
Demikian dikatakan Gubernur NTT, Drs.Frans Lebu Raya menjawab pertanyaan Duta Besar Uni Eropa, Mr.Vincent Guerend tentang kehidupan bertoleransi di NTT, saat beraudiens di ruang ruang rapat gubernur pagi tadi, Senin (29/5).

Kunjungan Kepala Delegasi Uni Eropa bagi Indonesia dan Brunei Darussalam itu adalah untuk mendiskusikan masalah-masalah pembangunan di NTT dan menjelaskan kegiatan-kegiatan mereka di Indonesia.

“Nama saya Frans. Jelas, saya beragama Katolik tapi sebagian keluarga saya Muslim. Bapak saya (paman) beragama Islam, namanya Mochtar Lebu Raya. Tidak ada masalah, karena kehidupan bersaudara kami mengatasi yang lain-lain” kata gubernur menambah penjelasannya, ketika ditanya lebih lanjut tentang Harmoni Award yang telah diterima.

Gubernur NTT menyebut modal sosial yang sudah terbangun sejak lama itu sebagai sebuah berkat. Beliau mengatakan bahwa penghormatan menyangkut hal-hal prinsip dalam kehidupan bersaudara itu, hadir dalam keseharian warga setempat. Hubungan itu terus terpelihara hingga sekarang. Pemerintah Provinsi NTT juga memiliki program dialog rutin bersama para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Bersama perwakilan Oxfam, Plan, UNDP dan Handicap International, pria berkewarganegaraan Prancis itu akan melanjutan perjalanan ke beberapa lokasi di Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), untuk melihat sejumlah projects yang dikerjakan. Bersama rombongan, mereka dijadwalkan akan kembali ke Jakarta pada Hari Selasa besok (30/5).

“Bagaimana soal kerjasama transborder dengan Timor Leste dan hubungan kerajasama dengan Pemerintah Australia? Beberapa minggu lalu saya sempat bertemu dengan Bapak Jokowi dan Bapak Luhut Panjaitan, mendiskusikan tentng grand strategi pembangunan di kawasan Timur Indonesia” ungkap Mr. Vincent melalui penerjemahnya.

Mengemuka dalam pertemuan itu diskusi mengenai kerjasama dengan Pemerintah Australia dan Timor Leste (RDTL). Secara khusus, mereka membahas agenda pembanguan dalam kawasan NTT seperti pelabuhan laut, bandara, air bersih dan listrik.
Sebagai Kepala Wilayah, Gubernur menyatakan kepastiannya mendukung semua kerja lapangan lembaga sosial kemasyarakatan di NTT.

Dalam penjelasannya, Gubernur NTT menyebutkan kelanjutan kerjasama segitiga pertumbuhan ekonomi antara NTT, TL dan Australia. Kerjasama di sektor pariwisata, pertanian/peternakan dan perikanan disebutnya menjadi perhatian utama. Beliau juga menyebutkan upaya untuk membuka kembali rute penerbangan langsung antara Kupang dan Darwin. Sementara itu, untuk merawat hubungan persaudaraan bersama Timor Leste, rutin dilakukan hubungan kerjasama di bidang seni, budaya dan olahraga.

Gubernur berharap agar dapat terus didorong investasi ke NTT, tidak saja bantuan-bantuan pembiayaan yang sifatnya pemberdayaan.

Lebu Raya  juga berharap agar Mr.Vincent bisa mengagendakan kunjungannya ke Flores, Sumba dan Alor. Pada bagian akhir pertemuan, Gubernur menyampaikan penghargaannya untuk kunjungan itu.//delegasi (germanus(hms)

 

Komentar ANDA?