Delegasi.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata menetapkan target ambisius untuk mencapai zero stunting di tahun 2024. Dua wilayah, Lewoleba Tengah dan Desa Waimatan, dijadikan contoh atas keberhasilan mereka dalam menurunkan angka stunting dan mempertahankan status zero stunting hingga saat ini. Hal ini diungkapkan oleh Lurah Lewoleba Tengah, Fransiska Tuto, dalam kegiatan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting Tingkat Kabupaten Lembata yang berlangsung di Ballroom Resto Olimpic Lewoleba pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda), drh. Matias Beyeng, yang mewakili Penjabat (Pj) Bupati Lembata. Dalam sambutannya, Matias Beyeng menjelaskan pentingnya evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, target nasional di tahun 2024 adalah 14%. Kabupaten Lembata sendiri telah menunjukkan kemajuan signifikan, dengan prevalensi stunting yang turun dari 22,2% pada tahun 2021 menjadi 7,0% pada September 2024,” ujar Matias Beyeng.
Ia juga menyampaikan bahwa Lembata telah melampaui target yang ditetapkan oleh RPJMN Kementerian Kesehatan, yang hanya sebesar 14% untuk tahun 2024. “Pencapaian ini adalah hasil kerja keras Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang berkolaborasi dengan berbagai pihak di Lembata,” tambahnya.
Salah satu langkah inovatif yang dilakukan Pemkab Lembata untuk mencapai zero stunting adalah pendekatan KAIROS (Komunitas Zero Stunting), yang melibatkan 10 hingga 15 rumah tangga per kelompok dan tidak menggunakan APBD. Program ini mengandalkan pola orang tua asuh melalui komunitas desa/kelurahan dan Dasawisma PKK.
“Pj Bupati Paskalis Tapobali, melalui saya, menekankan bahwa penurunan stunting adalah proses jangka panjang yang membutuhkan komitmen bersama. Ini bukan hanya tugas Dinas Kesehatan, tetapi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat,” ujar Beyeng.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Kadis Sosial KB Markus Labi, Kadis Kesehatan dr. Goerillya Huar Nonig, para camat, serta kepala desa dan lurah dari seluruh wilayah Lembata.
Melalui pendekatan KAIROS dan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait, Pemkab Lembata optimis target zero stunting dapat tercapai pada akhir tahun 2024.