Longsor Kubur Pasutri Muda Di Bantaran Liliba

Avatar photo

Kupang, Delegasi.Com–Bencana alam tanah longsor di RT14/RW04 Kelurahan Tauk Daun Merah (TDM) Kecamatan Oebobo Kota Kupang , Senin, Subuh, mengubur sepasang suami istri (Pasutri) muda Paulus Takela, (35), dan Welmince Lakapu, (28) di Bantaran Kali Liliba.

Kedua korban baru menikah pada 22 Oktober 2020 lalu, namun jiwa keduanya tidak tertolong, setiba di RS LEONA Kota Kupang.

Baca Juga: Kakak di Pasuruan Tega Pukul Adik dengan Cangkul hingga Tewas

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, Senin (25/1), pasutri naas itu bersama dua orang lainnya lagi ternyata menempati sebuah rumah kontrakan di bantaran Kali Liliba itu.

Rumah kontrakan itu dihuni 4 jiwa, termasuk dua korban tewas. Saat kejadian dua orang lainnya berhasil selamat. Korban tewas akibat terlindas batu yang turun dari halaman belakang rumah warga Paulus Kollo yang berada pada posisi ketinggian. Atap rumah korban dan dinding rumah hancur akibat hantaman batu.

Margaretha, salah satu warga yang tinggal berdekatan dengan rumah korban, saat ditemui di lokasi kejadian mengaku saat kejadian sekira pukul 05.00 Wita, ia sedang tertidur lelap.

“Saya kaget bangun ketika mendengar suara warga sekitar yang berteriak,” katanya.

Hal senada disampaikan Marince Ndun, 42, yang rumahnya bertetangga dengan korban. Ia mengisahkan bahwa saat kejadian kondisi cuaca lagi turun hujan.

“Saya dengar seperti ada banjir, tapi setelah saya keluar rumah dan lihat ternyata itu bukan banjir. Saya lihat rumah korban sudah roboh akibat hantaman batu,” jelasnya.

Warga lainnya, Martin Tibo, 26, mengaku bahwa saat kejadian ia masih dalam tertidur lelap. Dirinya mengetahui adanya tanah longsor ketika ada teriakan warga yang sudah ramai menuju ke lokasi.

Baca juga: Wakil Gubernur NTT, Sembuh Dari Covid-19 dan Kembali Berkantor

“Kami ada 8 orang yang bantu angkat korban atas nama Paulus Takela, dari rumahnya. Kami sempat kewalahan karena kondisi jalan mendaki,” katanya.

Terdapat sejumlah luka-luka disekujur tubuh badan korban, kaki korban kemungkinan besar patah akibat hantaman batu besar.

Almarhum Paulus bekerja sebagai supir pada Toko Sinar Bangunan. Kami kenal betul almarhum sangat baik dan mudah bergaul. Kalau ada kegiatan apa-apa seperti kerja bakti atau kegiatan lainnya korban selalu hadir bersama warga untuk membantu. Almarhum juga memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi,” ungkapnya.

//delegasi(**/grw)

Komentar ANDA?