Larantuka, Delegasi.Com – Meski sempat ribut gaduh mau dipindahkan ke Waibalun, namun Gedung Bale Gelekat Lewotana Flores Timur masih tetap menjadi pilihan utama tempat pelantikan ke 30 Anggota DPRD Flores Timur, masa bakti 2019-2024.
Ini membuktikan jikalau Magic Gedung Bale Gelekat Lewotana masih tetap sakti.
Dan, pantang untuk digoyang oleh nafsu politik tertentu.
Demikian catatan pernyataan politik menarik yang disampaikan sejumlah pihak terkait masih kokohnya Gedung Bale Gelekat Lewotana Flotim dari amukan badai politik hari kemarin, dan tetap menjadi pilihan utama tempat pelantikan 30 laskar lewotanah, wakil rakyat yang baru.
Anggota Dewan tiga periode sebelumnya, Mikael Honi Kolin, misalnya, memberikan tekanan keras dan serius bahwa jika ingin menjadi penghuni Bale Gelekat sejati maka harus datang dengan hati bersih dan tulus. Serta tidak bisa setengah-setengah hanya untuk merampok uang rakyat.
Pasalnya, Gedung Bale Gelekat Lewotana ini tak sekedar gedung dan nama. Tetapi, mempunyai roh dan magic yang sangat kuat,”katanya.
“Jika anda punya datang menjadi penghuninya, lalu berniat melakukan cara-cara berpolitik kotor, maka Anda sudah memulai awal yang buruk. Dan, biasanya ada tanda-tanda, seperti yang terjadi kali ini, dimana Ketua DPRD Sementara Robertus Rebon Kreta sampai salah membaca naskah sambutannya. Terus terang, ini awal yang buruk Robert Kreta memulai tugasnya,”tohoknya, santai saat disergap media di ruang sayap kiri gedung Bale Gelekat Lewotana saat santap siang bersama.
Honi Kolin, politisi cerdas, santun dan rendah hati, yang datang bersama istrinya mengenakan stelan jas dipadu baju kemeja warna biru tipis bergaris putih itu bahkan sempat terlihat menggelengkan kepalanya beberapa kali dan mengaku sangat terkejut dengan kegaduhan di meja Pimpinan DPRD Sementara.
“Kok, bisa yah seorang Robert Kreta bisa salah membaca naskah sambutannya?
Saya sampai tidak habis pikir, apakah dengan awal yang buruk ini, Robert Kreta bisa menunjukkan kapasitasnya menakodai ke 29 Anggota penghuni Bale Gelekat Lewotana yang lainnya?
Saya kira, mesti menjadi catatan serius untuknya, agar urus lebih baik lembaga ini kedepan,”timpalnya lagi.
Sorotan yang sama datang juga dari Anggota DPRD Flotim dari Partai GERINDRA yang baru dilantik, Drs.Muhidin DS.Tokan,SH. Wakil rakyat berlatar belakang Pengacara Jakarta ini bahkan berulang kali menyatakan rasa penasaran dan protesnya terkait penampilan awal Ketua DPRD Sementara, Robertus Rebon Kreta yang terkesan kurang semangat dan beberapa kali salah membacakan sambutannya. “Iyah, Kalau ragu-ragu yah mundur. Acara penting dan bersejarah sebenarnya tidak boleh ada kesalahan seperti itu. Apalagi, dibuat oleh Ketua DPRD Sementara lagi. Ini juga menunjukkan beliau belum mempersiapkan dirinya secara matang memimpin lembaga terhormat ini kedepan,”tohoknya saat dimintai pendapatnya usai pelantikan.
Muhidin bahkan memastikan, dirinya akan tetap bersikap kritis dan obyektif terhadap setiap proses dan dinamika politik di Dewan nanti.
“Saya tidak peduli, siapapun akan saya hadapi. Sebab prinsip saya hanya satu Bale Gelekat Lewotanah,”ujarnya, tersenyum.
Kesan masih saktinya magic Gedung Bale Gelekat pun diungkapkan Anggota DPRD yang baru dilantik dari PDI Perjuangan, Yohanes Sili Rotok Bahy,S.Sos. Ia bahkan merasa seperti ada goncangan saat memasuki anak tangga pertamanya.
“Seperti ada kekuatan besar yang menghentakan dan seperti sedang menggoyang tubuh saya,”ujarnya saat ditemui Media di sela-sela acara santap siang keluarga di kediamannya, Lebao, Kompleks Gereja San Juan.
Karena itu, menurutnya, peristiwa pelantikan di gedung Bale Gelekat Lewotana, tetap punya benang merah sejarah dengan hajatan politik 17 April 2019.
“Iyah, yang dilantik hari ini adalah manusia-manusia pilihan rakyat yang diutus datang semata-mata untuk menjadi pelayan rakyat. Dan, mempunyai jiwa petarung sejati. Siapa yang bermain kotor, pasti tetap akan kelihatan belangnya,”pungkas politisi muda PDI Perjuangan Flotim, yang mencetak rekor kemenangannya dengan mampu mengalahkan incumbent, Anggota DPRD Flotim 2 periode, Polikarpus Kopong Blolo,SH dengan perolehan suara sangat tipis yakni satu suara.
Ia memang mengakui juga kalau kapasitas ruangan gedung Bale Gelekat Lewotana untuk hajatan seperti pelantikan terlihat sudah tidak layak lagi.
“Lihat saja, banyak tamu undangan seperti Ketua dan Anggota KPU Flotim harus duduk di belakang dan tak terpantau media.
Berikutnya, saat pengangkatan sumpah pun sangat bersesakan,”sebutnya terang. Pihaknya, berharap kedepan ada musti ada perhatian serius terhadap kondisi gedung Bale Gelekat Lewotanah. Pantauan dan rekaman lapangan wartawan, Magic Gedung Bale Gelekat Lewotana terasa masih sangat kuat dan sepertinya mampu menyihir semua.
Terlihat Bupati-Wakil Bupati, Anton Hadjon-Agus Boli pun tampil lepas dan full senyum.
Keduanya, nampak semangat menyalami siapapun. Termasuk, saat ngobrol semeja makan siang bersama Kapolres Flotim, AKBP.Deny Abrahams dan Ketua PN Larantuka, Rightmen MS.Situmorang,SH.MH.
Kedua pemimpin Flotim ini sepertinya sangat menikmati momentum politik penting pelantikan ke 30 politisi ‘senayan Flotim’ tersebut.
Pasalnya, suka atau tidak suka, kedua tokoh muda Lewotana inipun sempat membikin heboh dengan rencananya memindahkan Gedung Bale Gelekat ke Waibalun.
Meski kemudian Anton Hadjon menggunakan kekuasaannya selaku Bupati Flotim membatalkannya. “Iyah, saya kira, momentum pelantikan yang masih tetap dilakukan di Gedung Bale Gelekat Lewotanah mesti menjadi refleksi batin yang serius para petinggi politik di Dewan dan Eksekutif. Bahwa gedung itu masih sakti dan mempunyai roh yang sangat kuat untuk menjaga tingkah laku para politisinya agar bekerja dengan baik dan benar demi memajukan lewotanah Flotim,”tutup Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Flotim, Kornelius Abon Taby,SE. Ia bahkan mengakui, rasanya tak ada kekuatan roh,
Dan marwahnya hilang jikalau pelantikan bukan di gedung Bale Gelekat Lewotanah. Semoga! //delegasi.Com(BBO)