LARANTUKA, DELEGASI.COM – Sudah masuk masa Natal 2019, dan Terus menuai masalah serta berpotensi besar menimbukan konflik horisontal antar warga di Adonara, pasca kemelut Aksioma Lamapaha FC Vs Nagadarat Lamabelawa yang pecah sejak beberapa bulan lalu dan tak bisa terpecahkan hingga kini oleh Panitia Sepak Bola Pamrih Cup 2019, maka Bupati Anton Hadjon dan Kapolres Flotim, AKBP.Dennys Abrahams diminta untuk menghentikan turnament tersebut.
Demikian disampaikan Perwakilan Manajemen Tim Aksioma Lamapaha FC, Hendrik Bapa Laot saat menghubungi Delegasi.Com, Selasa, (3/12/2019).
Apalagi, sebut Hendrik Bapa Laot, Panitia Pamrih Cup 2019, telah banyak melenceng dari berbagai kesepakatan damai yang telah ditempuh selama urusan kemelut antara Aksioma Lamapaha FC Vs Nagadarat Lamabelawa.
Salah satunya, adalah terkait kesepakatan bahwa kedua Tim akan bertanding ulang dengan masa waktu sisa.
“Tetapi, kemudian secara sepihak Panitia Pamrih Cup 2019 merubah keputusan dengan memenangkan Nagadarat FC. Inilah yang sangat mencoreng harga diri Panitia, dan menunjukkan bahwa Panitia tidak mampu mengelolah masalah dengan baik. Dan, saya kira Turnamen Bola Kaki Pamrih Cup 2019 tidak lagi menjadi ruang yang damai membangun solidaritas antar Tim, termasuk desa dengan desa. Dan, ini sangat memicuh api konflik yang buruk jika turnamen ini tetap dipaksakan jalan dengan mengikutkan Nagadarat FC,”tegasnya, serius.
Hendrik Bapa Laot bahkan mewanti-wanti, Panitia Pamrih Cup 2019 untuk bertanggungjawab penuh atas ulahnya jika tetap memaksakan kehendak memainkan Nagadarat FC, dan siap berhadapan dengan masalah besar dengan Aksioma Lamapaha FC.
Pasalnya, bukan soal urusan main bola kaki lagi, tetapi sudah menyangkut harga diri Lewotanah dan desa.
“Itu, artinya masalah ini akan terbawa hingga melibatkan desa dan desa jika tak ditempuh jalan damai. Untuk itu, Kami minta kepada Bupati Flotim, Antonius H.Gege Hadjon dan Kapolres Flotim, AKBP. Dennys Abrahams,SH.SIK, agar sebaiknya menghentikan atau menutup total turnament ini. Apalagi, saat sekarang sudah memasuki masa Natal 2019. Tak baik jika kita saling ribut dan gaduh selama masa Natai ini,”pungkasnya serius.
Hendrik Laot lebih jauh membeberkan, sebelumnya kemelut ini sudah diurus di tingkat Askab Flotim, yang difasilitasi Wakil Ketua Yitno Wada, dengan menghadirkan kedua pihak dan Komisi Pengawas Pertandingan yakni Umar Wongso.
“Saat itu disepakati agar Panitia Pamrih Cup 2019 harus urus dengan bijak dan adil. Tak boleh buat keputusan sepihak. Karena masalah ini melibatkan kedua belah pihak, wasit dan juga bagian dari kelemahan Panitia.
Dan, lanjutannya adalah Panitia hampir 2 minggu pasca pertemuan dengan Askab Flotim, diam saja dan tak ada upaya damai. Baru bisa cair ketika ada desakan dari Aksioma Lamapaha FC, dan kemudian disepakati bahwa kedua tim akan bertanding lagi dengan waktu sisa. Namun, tiba-tiba saja, Panitia memberikan keputusan memenangkan Nagadarat FC. Ini yang diprotes keras Aksioma Lamapaha FC, dan akan tetap melawan dengan resiko yang paling buruk,”ungkap Hendrik Laot, tajam.
Ia berharap, Bupati Anton Hadjon dan Kapolres Dennys Abrahams lekas menanggapi dan membuat keputusan terbaik menghentikan turnamen ini agar tidak terjadi hal-hal buruk.
Pihaknya, tambah Hendrik Laot, akan bertemu Bupati Anton Hadjon dan Kapolres Dennys Abrahams untuk sampaikan hal ini.
Sementara itu, informasi terakhir sesua pantauan media, jadwal pertandingan Nagadarat FC Vs Dollar Nisakarang, yang sedianya terjadi, Selasa, 3 Desember 2019 kembali ditunda.
Belum diketahui kapan laga delapan besar ini berlanjut.
Bupati Anton Hadjon belum bisa dihubungi media untuk dimintai tanggapannya.
Demikian pula dengan Kapolres Dennys Abrahams, saat dikonfirmasi jelang laga Nagadarat FC Vs Dollar Nisakarang terkait potensi rusuh besar, hanya menyampaikan akan terus memantau perkembangan di lapangan.
Termasuk terus berkoordinasi dengan Kapolsek Adonara di Sagu.
Sedangkan, terkait permintaan agar turnamen Pamrih Cup 2019 sebaiknya dihentikan karena sudah masuk masa Natal 2019, belum dikonfirmasi media untuk mendapatkan tanggapannya.
Di pihak lain, Komisi C DPRD Flotim, melalui Wakil Ketua, Drs.Muhidin DS Tokan,SH saat dimintai pendapatnya, secara tegas nyatakan, agar turnamen Pamrih Cup 2019, sebaiknya ditutup saja.
Pasalnya, sebut dia, Panitia sendiri tak punya itikad baik atas berbagai kesepakatan yang telah dibuat.
“Malah, melanggar sendiri kesepakatannya. Inikan tidak bagus. Dan, menunjukkan betapa Panitia hanya kejar uang, bukan menyelesaikan kemelut ini dengan baik, adil dan damai,”tutupnya.
//delegasi (BBO)