Jakarta, Delegasi.com – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai pertemuan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) di Istana Merdeka merupakan hal positif.
Dirilis kompas.com, Hasto menyatakan momen tersebut menunjukan semangat keindonesiaan yang mampu mengatasi perbedaan paham pribadi dan tetap menunjukan rasa kebersamaan.
“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hadir, Bu Presiden Megawati Soekarnoputri hadir, ini merupakan hal yang sangat baik dan menunjukan bahwa kepemimpinan Pak Jokowi adalah kepemimpinan yang menyatukan,” kata Hasto di Kantor DPP PDI-P Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (17/8/2017).
Dengan demikian, menurut Hasto, upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI yang dilaksanakan di Istana Merdeka hari ini menunjukan semangat persatuan dengan hadirnya seluruh elemen bangsa.
“Ini merupakan tradisi yang baik di mana Idonesia dibangun dengan semangat persatuan. Indonesia didirikan untuk semua dan mengatasi paham golongan, paham pribadi-pribadi, maupun suku agama dan kita bersatu dalam pancasila,” lanjut dia.
Selama sepuluh tahun SBY menjabat sebagai Presiden RI, Megawati tidak pernah hadir dalam upacara di Istana. Sementara, saat Jokowi mulai menjabat, Megawati rutin selama dua tahun berturut-turut hadir di istana saat peringatan kemerdekaan.
Saat tak lagi menjadi presiden, giliran SBY yang selama dua tahun absen. Kali ini, kedua tokoh nasional itu akan kembali dipertemukan dalam momen hari kemerndekaan RI.
Terakhir, pertemuan keduanya terjadi dalam suasana duka saat meninggalnya suami Megawati, Taufiq Kiemas, pada tahun 2013, Taufiq Kiemas.
SBY ketika itu memimpin upacara penghormatan terakhir kepada Ketua MPR itu. Semenjak itu, mereka tak pernah berada dalam satu acara bersama.
Pada acara dialog kebangsaan yang dilakukan LIPI awal pekan ini, Megawati dan SBY menjadi pembicaranya. Namun, SBY tiba ke lokasi acara saat Megawati pergi.//delegasi (kmps/hermen)