Bogor, Delegasi.com – Petugas gabungan dari kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) telah menangkap terduga pembunuh Indria Kameswari (38), seorang pegawai BNN, yang terjadi di Lido, Bogor, Jawa Barat.
Terduga pelaku berinisial AM ditangkap di Kepulauan Riau pada Minggu (3/9/2017) malam. AM diketahui merupakan suami korban yang sempat menghilang usai jasad Indria ditemukan tewas oleh warga sekitar di rumah kontrakannya, di Perumahan River Valley, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Meski begitu, Kepolisian Resor Bogor belum mau merilis motif di balik terduga pelaku melakukan tindak kejahatan sampai menghilangkan nyawa orang. Namun, sejumlah fakta perlahan-lahan mulai terkuak atas peristiwa tersebut.
Dirilis kompas.com, dari penuturan kakak terduga pelaku, Siti Nuraeni (43) yang ditemui di Mapolres Bogor, Senin (4/9/2017), kondisi pernikahan keduanya kerap diwarnai pertengkaran. Siti menyebut persoalan materi menjadi penyebab pertengkaran selama lima tahun menikah.
Siti menuturkan, Indria selalu menuntut uang lebih, rumah, dan mobil mewah. Dia juga sering memukul dan berkata kasar jika kemauannya itu tidak dituruti.
“Mereka sudah menikah selama lima tahun. Sering berantem. Yang diributin itu masalah materi. Dia selalu nuntut lebih,” ucap Siti.
Siti mengatakan, awalnya pihak keluarga tidak percaya dengan hal itu. Namun, setelah melihat sejumlah bukti rekaman video yang berisi umpatan-umpatan kasar, pihak keluarga akhirnya percaya.
“Dia pernah bilang, ‘awas kalau macem-macem, di belakang gue banyak polisi’. Saya juga pernah ngomong, tolong perlakukan adik saya (terduga pelaku) secara manusiawi,” kata Siti.
Diancam dibunuh
Siti menilai, Indria memiliki sifat yang temperamental. Dia mengaku memiliki sejumlah bukti rekaman video yang menunjukkan kekasaran Indria kepada adiknya (suami korban), serta bukti hasil visum pemukulan.
Menurut dia, AM sering diancam oleh Indria akan diceraikan jika tidak memberikan rumah dan mobil mewah. Ia juga diancam akan dibunuh saat terjadi pertengkaran.
“Saya punya senjata, kalau kamu berani macam-macam saya akan bunuh,” kata Siti menirukan ucapan iparnya itu.
Siti juga menyebut Indria pernah mengungkapkan bahwa banyak pejabat BNN dan kepolisian yang menyukainya.
“Bu Indria selalu minta cerai kalau kemauannya tidak dituruti. Dia sering bilang dengan kata-kata banyak pejabat yang suka padanya,” kata dia.
Ia pun mengaku kaget setelah mendapat kabar soal pembunuhan itu. Padahal, kata dia, semalam sebelum peristiwa itu terjadi, AM sempat datang ke rumah di Jakarta untuk mengambil sertifikat rumah.
“Saya kaget dapat kabar ibu Indria dibunuh sama adik saya. Waktu malam takbiran sempat ke rumah di Jakarta ngambil surat sertifikat rumah. Tapi enggak tau buat apa,” ujar Siti.//delegasi(kmps/hermen)