Pasangan itu juga sudah diberi KIS oleh pemerintah.
“Jadi sudah masuk Rumah Sakit Fatmawati dan sekarang dalam pemeriksaan. Tentu saya menunggu diagnosisnya apa ini dan kemudian kalau sudah tahu sakitnya apa, apa yang mau dilakukan, dan nasibnya bagaimana. Tapi untuk Kartu Indonesia Sehat sudah beres semua,” kata Nila saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/4/2018).
Nila mengaku tidak tahu mengapa pasangan itu kesulitan mendapatkan KIS dari pemerintah. Dia mengatakan, jika pihak berwenang tahu ketidakmampuan finansial pasangan tersebut, seharusnya sudah bisa diberi KIS atau BPJS Kesehatan.
“Begini, kalau mau mendapatkannya, misalnya, penerima bayar iuran itu harus tentu desanya mengatakan nggak mampu, masuk ke Dinas Sosial. Nanti Dinas Sosial tentu harus cek juga kan. Masak ini betul nggak mampu kemudian dianjurkan diterima dan diberi ke BPJS, BPJS memberikan Kartu Indonesia Sehat dan kami bisa memakainya. Nah ini barangkali saya nggak tahu itunya bagaimana. Tapi sekarang sudah beres persoalannya,” jelasnya.
Baik itu menanyakan langsung kepada pasangan tersebut maupun menanyakan ke RS di NTT.
“Mestinya nanya juga dong, rumah sakit di mana? Jangan-jangan dia hanya di rumah sakit. Jadi kita nggak tahu. Saya rasa harus tanya ke pasiennya. Karena sedetail itu saya tidak menanyakan. Artinya, saya bisa kita lacak ada apa. Maksud saya, kita harus lihat masing-masing ya. Persoalan itu kan kalau sakit itu agak individual,” jelasnya.
Sementara itu, biaya berobat pasangan tersebut di RS di Jakarta akan ditanggung pemerintah melalui KIS.”Ya insyaallah, karena sudah ada kartu, tentu biayanya sudah ter-coverya di Rumah Sakit Fatmawati. Kalaupun nggak, kami kan juga tetap harus menolong dalam hal ini,” katanya.
Tujuan mereka ingin minta dibuatkan KIS, namun malah telantar di Jakarta.
Wanita berusia 49 tahun itu menderita infeksi saluran kemih hingga membuatnya kesulitan buang air dan perutnya membesar.//delegasi(detik.com/ger)