Polkam  

Menteri Pariwisata Pastikan Pulau Komodo Tak akan Ditutup untuk Wisatawan

Avatar photo
Pulau Komodo di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur tidak akan ditutup untuk wisatawan. Masyarakat di kawasan ini juga tidak akan dipindah.//Foto: Komodo di Pulau Komodo(Istimewa)

JAKARTA, Delegasi.Com – Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyatakan bahwa Pulau Komodo di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur tidak akan ditutup untuk wisatawan. Masyarakat di kawasan ini juga tidak akan dipindah.

Pernyataan ini menghadapi polemik penyataan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang kotraversi.

“Sudah ada keputusan dari Tim Terpadu. Satu Komodo tidak akan ditutup dan kedua masyarakat tidak boleh pindah,” jelas Arief di sela Fokus Group Discoussion Satu juta wisatawan mancanegara ke Destinsi Super Prioritas Borobudur melalui Pengambangan Aksesibilitas bandara YIA, di Terminal Penumpang Bandara YIAYIA sebagaimana dilansir dari okezone, Rabu(18/9/2019).

Tim Terpadu yang menangani ini dipimpin oleh Dirjen yang ada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Keputusan ini pun sangat dinantikan para pelaku wisata dan biro perjalanan wisata untuk memastikan promosi dan pemasaran paket wisata.

Selama ini, para pelaku sangat menantikan kepastian dari pemerintah terhadap akses wisata di pulau yang memiliki hewan langka Komodo.

Sejumlah operator tidak berani menjual paket wisata ke sana karena masih menunggu.

Dengan adanya kepastian ini diharapkan akan membawa angin segara bagi dunia pariwisata ke sana.

“Harus ada kepastian ini, dan 2020 tetap bisa dibuka,” jelasnya.

Sebelumnya pemerintah Nusa Tenggara Timur berencana menutup pulau Komodo untuk kunjungan wisata.

Alasannya untuk pengembangbiakan hewan ini.

Sayangnya, rencana ini pun banyak menimbulkan pro kontra di masyarakat.

Hingga akhirnya dibentuk tim terpadu dibawa kendali Kementerian LHK, untuk mengadvokasi kebijakan yang ada di pulau ini.

Keinginan Gubernur Nusa Tenggara Timur, NTT, Viktor Laiskodat, menutup sementara Taman Nasional Komodo memicu polemik.

Rencana tersebut dianggap akan berdampak pada pendapatan daerah, namun diklaim demi menggenjot populasi komodo.

Otoritas taman nasional yang berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut saat ini tidak ada darurat populasi maupun ancaman lingkungan.

Beberapa penyedia jasa pariwisata khawatir bisnis mereka akan ambruk jika Taman Nasional Komodo benar-benar ditutup dalam jangka waktu panjang.

Di sisi lain pemerintah lokal ingin wilayah yang berstatus situs warisan dunia versi UNESCO itu dapat didesain ulang.

Mereka juga berharap meraih porsi pendapatan wisata yang lebih banyak.

Kepala Taman Nasional Komodo, Budhy Kurniawan, mengklaim manajemen pengelolaan yang digelar timnya berjalan tepat sasaran dengan populasi komodo disebutnya masih dalam taraf aman.

Menurut Budhy, penutupan sementara yang diutarakan Viktor hanyalah wacana dan tidak serta merta bisa dilaksanakan.
//delegasi(*/hermen jawa)

Komentar ANDA?