KUPANG, DELEGASI.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera harus dimulai dari hal-hal kecil seperti menjaga kebersihan. Kebersihan merupakan bagian penting peradaban.
“Ini adalah tantangan serius. Kalau sampah (di kantor) saja tidak mampu kita atasi, masa kita mau wujudkan sejahtera di NTT. Hal yang kecil dan mendasar, itu saja kita tidak mampu. Lalu bagaimana kita mewujudkan mimpi besar itu. Sebelum kita bicara tentang peradaban dan pembangunan kepada masyarakata NTT, pastikan kita dan ruang kerja kita bersih,” tegas Laiskodat saat menyampaikan sambutan pada acara Pengumuman Lomba Kebersihan Kantor dan Lingkungan Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dalam Rangka Memperingati 75 Tahun Kemerdekaan RI di Lapangan Upacara Kantor Gubernur NTT, Jumat (14/8).
Menurut Gubernur VBL, gerakan memungut sampah yang terus digalakan pemerintah Provinsi NTT memiliki makna penting.
Kebersihan menunjukkan iman dan peradaban. Orang yang tidak bersih itu adalah orang yang uncivilized atau tidak beradab.
“Berkali-berkali saya tegaskan, kebersihan adalah menunjukkan peradaban. Lomba ini bukan sekadar untuk cari juara. Yang tidak mampu jaga kebersihan berarti tidak mampu mengangkat peradaban. Bagaimana kita mau bicara kepada masyarakat agar bersih,sementara kita sendiri kotor. Kalau dalam iman saya, ada ungkapan barang siapa setia dalam perkara kecil, dia juga setia dalam perkara besar,”kata pria asal Semau tersebut.
Mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu meminta agar lomba kebersihan dilaksanakan secara berkala. Jangan sampai satu tahun, 6 bulan ke depan harus dilaksanakan lagi. Sanksi juga mesti tegas untuk membuat orang jera dan berubah.
“Lomba seperti ini sangat baik sebagai sebuah autokritik dan koreksi buat diri kita. Apakah saya mau berubah dan mempertahankan hasil yang telah saya peroleh? Bagi manusia yang punya kognitif dan afeksi yang baik, pasti mau berubah. Karenanya perlu sanksi tegas untuk kantor yang kotor, bila perlu penurunan pangkat dan jabatan,” pungkas Gubernur VBL.
Ada tujuh kriteria yang dinilai dalam Lomba Kebersihan tersebut. Pertama, kebersihan area kantor ditandai dengan tidak ada sampah coretan, debu dan tersedianya wadah untuk matikan puntung rokok . Kedua, kerapihan ruangan mencakup berkas tersusun rapi, ada cahaya, sirkulasi udara. Ketiga, drainase berupa tidak ada air tergenang dan tersedia tempat sampah. Keempat, ruang terbuka hijau mencakup perawatan tanaman dan tersedia tempat sampah organik dan unorganik. Kelima kebersihan toilet cakup toilet bersih dan wangi, air cukup dan ada tisu. Keenam, tempat pembuangan sampah sementera. Dan aspek ketujuh, kreativitas untuk HUT 75 RI.
“Penilaian ini dilakukan secara terbuka dan tertutup. Penilaian terbuka dilakukan dari tanggal 29 sampai dengan 30 Juli 2020. Penilaian tertutup dari tanggal 1 sampai dengan 9 Agustus,” jelas Ina Djara, salah satu anggota tim juri.
Tidak Masuk Nominasi Juara
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur VBL juga mengungkapkan kesedihannya karena beberapa instansi yang harusnya jadi pelopor kebersihan tidak masuk kategori sepuluh terbaik. Seperti dinas Kesehatan, dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Sedih juga karena dinas Kesehatan tidak masuk. Dinas yang urus orang sehat tapi tidak bersih. Begitupun dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup yang atur lingkungan bersih. Demikian pun dengan dinas Pariwisata,” kata Gubernur VBL.
Dikatakan Gubernur VBL, penyakit endemik NTT adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Setiap tahun mengakibatkan kematian yang tinggi.
“Tahun ini saja ada sekitar 54 orang masyarakat kita yang meninggal karena DBD. Kita lebih takut kepada Covid-19 tapi korban DBD lebih tinggi. Kita di NTT, yang jadi masalah utama adalah DBD bukan Covid. Dengue ini datang dari bagaimana kebersihan lingkungan dan air yang tergenang. Lomba ini sangat penting untuk mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan,”jelas Laiskodat.
Lomba Kebersihan yang diinisiasi oleh Biro Umum Setda NTT ini bertujuan untuk mendukung NTT Bersih, NTT Sehat, NTT Kuat dan Sejahtera.
“Kita mendorong agar masyarakat sadar akan kebersihan. Dan ini harus dimulai dari ASN dan seterusnya semangat ini hendaknya menyebar ke seluruh masyarakat sampai ke tingkat RT,” ungkap George Hadjoh, Plt. Kepala Biro Umum Setda NTT.
Juri dalam lomba tersebut adalah perwakilan media massa yang terdiri dari tujuh orang yakni Aloysius Tani dari RRI, Kristo Embu dari Harian Timex, Rony Banase dari Garda Indonesia, Syarif Lamabalawa dari Harian Victory News, Hendro Teme dari Radio Tirilolok, Alfons Nenabang dari Harian Pos Kupang dan Ina Djara dari TVRI.
Tim juri menetapkan 10 Perangkat Daerah (PD) Terbaik dari urutan kesepuluh sampai pertama yakni Badan Keuangan NTT, Biro Pemerintahan Setda NTT, UPT Sarana Prasarana Dispora NTT, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak NTT, Dinas Komunikasi dan Informatika NTT, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik NTT, Badan Kepegawaian Daerah NTT, Dinas Pemuda dan Olah Raga NTT.
Sementara untuk 6 Perangkat Daerah Terkotor dari urutan keenam sampai pertama yakni Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa NTT, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah NTT, Satuan Polisi Pamong Praja NTT, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTT.
Untuk 3 PD dengan peringkat terbaik mendapatkan hadiah piala, sertifikat dan sejumlah uang. Sementara untuk PD dengan kategori terburuk mendapatkan sertifikat dan tong sampah.
Dalam kesempatan itu, tim Juri menyerahkan rekomendasi kepada Gubernur NTT.
Sebelum acara pengumuman para pemenang lomba, Para ASN lingkup Pemprov NTT melakukan senam bersama di Lapangan Upacara Kantor Gubernur NTT.
//delegasi (*/tim)