Pariwisata dan Budaya Jadi Leading Sektor Pembangunan di Kabupaten Belu

  • Bagikan
Sejumlah penari memperagakan tarian Tebe Tebe di Desa Raimanus, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, NTT, Kamis (8/10). Tarian itu merupakan tarian khas masyarakat Belu dan Kabupaten Malaka yang menandakan pergaulan yang akrab di antara warga. //Foto : ANTARA

ATAMBUA, DELEGASI.COM – Pemerintah Kabupaten Belu (Pemkab) Belu di era kepemimpinan Willybrodus Lay dan JT. Ose Luan menempatkan pembangunan sektor pariwisata dan kebudayaan menjadi leading sektor.

Bupati Belu, Willy Lay yang dilansir dari lama mediantt.com mengatakan, progres pencapaian pemerintah terhadap program pembangunan antara lain menempatkan fokus pembangunan kepada sektor pariwisata dan kebudayaan.

“Terdapat sejumlah objek wisata baru unggulan yang di persiapkan untuk mendukung program ring of beauty provinsi NTT antara lain wisata alam dan budaya serta wisata Rohani yang masih membutuhkan penataan lebih lanjut guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara,” tandas Willy dalam sambutan pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke – 75 Republik Indonesia (RI) di halaman Kantor Bupati Senin (17/8).

Bupati Belu, Willy Lai //Foto: Istimewa

 

Bupati Willy mengatakan, peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk menjawab pasar tenaga kerja dilakukan melalui pelatihan usaha kecil menengah, pelatihan tenun ikat, pelatihan pencelupan benang, pelatihan meubeler, pelatihan kelompok nelayan, pelatihan ketrampilan petani, pelatihan pengolahan sampah plastik, pelatihan peningkatan kapasitas aparatur kabupaten/desa.

Bupati Willy mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ini laju pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2018 mencapai 5,71%, dimana pada tahun-tahun sebelumnya yakni pada tahun 2017 sebesar 5,8%,tahun 2016 sebesar 5,76%.
Berdasarkan hasil capaian indeks ketimbangan distribusi pendapatan masyarakat sebesar 0,35%. Hal ini dipengaruhi sejumlah faktor antara lain sektor yang mendukung PDRB hanya didominasi sektor sektor tertentu; antara lain listrik dan gas akomodasi makan minuman, administrasi pemerintahan, kontruksi jasa; kesehatan dan kegiatan sosial.

Salah satu Perkampungan adat di Belu //Foto : Istimewa

 

“Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting karena menunjukkan aktifitas ekonomi yang terjadi di daerah dan akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada kurun waktu tertentu,” sebutnya.

Selain itu, Bupati Willy membeberkan kondisi infrastruktur jalan di Belu Sampai dengan akhir tahun 2018 ini mengalami peningkatan yang signifikan. Jenis permukaan jalan dari total panjang jalan 479,57 km didominasi oleh permukaan jalan hotmix 331,29 km, permukaan kerikil 131,55 km dan permukaan tanah 16,73 km. Sementara kondisi jalan baik 237,80 km, sedang 69,2 km, rusak 46,16 km, rusak berat 132,83 km.

Dalam hal pengendalian terhadap kelangkaan air bersih atau air minum hingga saat ini atas kerja sama dengan Kementerian PUPR melalui Balai Pemukiman dan Prasarana Wilayah NTT telah dibangun SPAM (sistem penyedian air Minum) Weoe, SPAM Wekiar, SPAM Wefiar dan SPAM Molosoan. Namun keberadaan SPAM terbangun belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih di Kabupaten Belu.

“Hal ini dikarenakan debit air yang tersedia masih kurang dan cenderung menurun terutama di musim kemarau,” tandasnya.

Untuk itu, lanjutnya,sebagai langkah solusi di musim kemarau ada langkah alternatif diupayakan untuk menggunakan permukaan yang bersumber dari sungai dan bendungan.

Bupati Willy juga mengakui saat ini wabah pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap semua sektor terutama dalam sektor ekonomi. Kaitan dengan pemulihan dampak ekonomi, pemerintah Kabupaten Belu telah melakukan beberapa kegiatan pemulihan dampak ekonomi masyarakat salah satunya berupa pemberian bantuan langsung tunai.

Pemerintah Kabupaten Belu juga memfalisitasi pemberian Rapid Test secara gratis bagi mahasiswa yang ingin melakukan perjalanan keluar daerah sampai dengan tanggal 12 Agustus 2020. “Sebanyak 33 mahasiswa yang sudah terlayani untuk melakukan Rapid Test,” sebutnya.

Bupati Willy juga menyampaikan rasa bersyukur karena Kabupaten Belu mendapatkan Predikat WTP (wajar tanpa pengecualian) selama dua tahun berturut-turut atas laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2018 dan 2019.

Ia berharap di hari ulang tahun kemerdekaan ini, Kabupaten Belu sebagai daerah perbatasan Negara Indonesia-Timor Leste harus maju tanpa batas. Artinya semakin mandiri dan terus bekerja keras menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas dari garda terdepan perbatasan Negara RDTI.

//delegasi (*/tim)

Komentar ANDA?

  • Bagikan