Polkam  

Pemerintah dan Tokoh Agama di NTT Sepakati Rawat Keutuhan NKRI

Avatar photo
Penandatangan kesepakatan bersama antara pemerintah dan tokoh agama dilakukan secara simbolis oleh Gubernur NTT dengan Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.//Foto: Ist

Kupang, Delegasi.Com – Para tokoh agama di Nusa Tenggara Timur sepakat selalu menjaga keutuhan bangsa dengan hidup rukunm damaim daling menghargai( toleransi) dalam bingkai NKRI serta kehidupan berdemokrasi menyongsong hajatan politik 17 April 2019 mendatang.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan sebuah kesepakatan bersama saat
kegiatan Dialog Pemerintah Provinsi NTT dengan Lembaga-Lembaga  Keagamaan se-Provinsi NTT di Hotel Aston, Selasa (9/4/2019) lalu, dengan thema “Merawat Toleransi, Kerukunan dan Keharmonisan Hidup dalam Spirit NTT Bangkit Menuju Sejahtera dalam Bingkai NKRI”.

Para tokoh agama sepakat bahwa NKRI dan Pancasila adalah harga mati. Juga sepakat untuk mendukung program-program pemerintah daerah dalam visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera.

Penandatangan itu dilakukan secara simbolis oleh Gubernur NTT dengan Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.

Pada kesempatan itu, Gubernur  Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak para tokoh agama untuk senantiasa mengembangkan semangat toleransi  dan  menghimbau umatnya agar menghayati perbedaan secara rileks.

“Membangun sebuah bangsa  harus didasarkan pada kondisi untuk menerima perbedaan sebagai bentuk yang sangat  rileks.  Kecenderungan yang terjadi sekarang, kita berbeda tetapi kaku sekali. Sampai  kita tidak dapat bangun hubungan secara  baik. Dan menurut saya,  itu ciri bangsa yang tidak akan maju,” kata Laiskodat.

Menurut Gubernur Viktor, semangat menghayati perbedaan secara rileks ini telah ditunjukan oleh para pejuang dan pendiri bangsa. Diawali oleh para pemuda dalam Sumpah Pemuda. Mereka punya semangat hebat dan mampu mendeklarasikan sebuah  imajinasi  kebangsaan. Imajinasi mereka sangat keren melampaui realitas kebangsaan dan geografis saat itu. Begitupun semangat yang dibangun Panitia sembilan saat merumuskan bentuk negara.

“ Tim sembilan saat merumuskan  bentuk negara, sangat legowo.  Kalau mau jujur,  negara agama harusnya jadi karena hanya satu yang non muslim yakni Alexander Maramis. Tapi mereka tidak melakukan melakukan itu.  Mereka juga  tidak pakai voting. Begitu berdebat serius luar biasanya. Tidak ada voting sama sekali. Sampai mereka akhirnya sepakat untuk mendirikan negara nasional berbentuk republik. Membaca dokumen seperti ini tentunya memberikan motivasi kepada kita khususnya saya secara pribadi. Untuk  apapun bolehlah kita korbankan demi tegaknya NKRI dan Pancasila. Saya tidak ingin lahir dari negara Indonesia dan mati sebagai warga negara lain,” tegas Viktor dalam kesempatan tersebut.

Lebih lanjut mantan ketua Fraksi Nasdem itu mengatakan, di tengah situasi politik yang semakin memanas, para pemimpin termasuk pemimpin agama diharapkan tetap berdiri kokoh di atas semangat kebangsaan yang berdasarkan Pancasila, NKRI ,UUD 1945 dan semangat kebhinekaan. Pilihan beda adalah sesuatu yang sangat wajar, namun semangat toleransi harus dikembangkan. Visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera hanya akan terwujud jika NKRI tetap berdiri kokoh.

Sementara itu, Wakapolda NTT, Brigadri Jenderal (Pol) Johanis Asadoma yang bertindak sebagai moderator dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, semangat yang dibangun dalam kegiatan dialog keagamaan sangat penting untuk merawat kerukunan. Topik yang diangkat juga sangat tepat karena sangat kontekstual.

“Akhir-akhir ini nilai-nilai toleransi,keharmonisan dan kerukunan antara umat beragama kelihatannya mulai luntur di seluruh Indonesia dan menjangkit ke NTT. Ini tentu menggerus persatuan dan kesatuan kalau tidak dirawat dengan baik. Kalau persatuan sampai tergerus, retak apalagi  sampai hancur, NKRI   jadi taruhan. Dialog seperti ini tentu harus dilaksanakansecara regular  untuk menjaga keharmonisan dan kerukunan,” jelas Johni Asadoma.

Pria asal Alor tersebut juga menghimbau kepada para tokoh agama dan seluruh masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara bebas dan bertanggung jawab pada pemilihan serentak pada 17 April 2019.

“ Saya menghimbau, mari kita sambut pesta demokrasi dengan penuh sukacita, rileks,damai dan tidak perlu tegang. Ajak seluruh sanak saudara dan keluarga datang ke TPS. Pilih sesuai hati nurani masing-masing. Polri dan TNI siap untuk amankan pemungutan di seluruh TPS. Jangan ragu datang TPS untuk gunakan hak pilih,” pungkas Joni Asadoma.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut Unsur Forkopimda Provinsi NTT, para pimpinan agama Katolik, Kristen Protestan, Islam, Hindu dan  Budha dari seluruh NTT, pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, insan pers dan undangan lainnya.

//delegasi(hermen/ger)

Komentar ANDA?