KUPANG, DELEGASI.COM— Para pelaku Seni di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat membutuhkan perhatian yang serius dari Pemerintah. Salah satu diantaranya Pemerintah perlu merancangbangun Pasar Seni.
Hal itu di katakan, Joni Kadja, salah satu pelaku seni Lukis di sela-sela penutupan workshop Tenaga Teknis (Tari, Musik, Lukis dan Teater) Tingkat Pelajar Se-Kota Kupang di UPTD.Taman Budaya Gerson Poyk Kupang. Sabtu, 22 Mei 2021.
“ Kami sebagai pelaku seni di NTT meminta Pemerintah untuk menjadi unjung tombak agar pelaku-pelaku seni NTT khususnya di Kota Kupang sehingga kita bisa bersinergi dalam hal ini kita juga turut mendukung program-program pemerintah. Dalam arti tujuan pemerintah memang sangat baik, tetapi yang kita harapkan adalah ada pengawasan maupun perhatian khusus terhadap pelaku seni,” beber Joni
Baca juga :
Julie Sutrisno Laiskodat Minta Para Seniman Kembangkan Seni Budaya Warisan Leluhur NTT
Yang Tersisa dari Workshop Seni dan Budaya NTT 2020
Dia mengatakan Pemerintah NTT dibawah Kepemimpinan Gubernur dan Wakilnya , Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef A. Nae Soi, menjadikan Pariwisata sebagai Prime mover (penggerak utama) ekonomi, maka ketika pariwisatanya hidup maka kita sebagai pelaku seni akan tetap hidup. Mengapa? Karena kalau kita berbicara seni dari seni apa saja, pasti kita merasa bangga dengan kebudayaan yang sudah diwariskan oleh leluhur kita. Sebagai pelaku seni rupa kami mampu melukis motif dan warna kain Tenun pada media tertentu, ungkap Joni.
Joni menilai, selama ini kita sebagai pelaku-pelaku seni di NTT diabaikan begitu saja. Kalau kita pelajari pelaku-pelaku seni di NTT khususnya di Kota Kupang itu sangat luar biasa. Kita sangat bangga kalau ada perhatian secara serius dari Pemerintah.
“Selama ini palingan kita habiskan dengan program seperti workshop dan program berkelanjutannya tidak ada. Ini persoalan yang selalu kita hadapi dari waktu kewaktu,” kata Joni
Dia membandingkan fakta ini seperti di Bali dan Jawa. Itu sangat berbeda sekali. Disana itu sangat berkembang karena ada perhatian khusus dari pemerintah terhadap pelaku-pelaku seni. Karena, Pemerintahnya melihat itu secara baik demi kemajuan ekonomi masyarakat dan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kalau itu bertumbuh dengan bagus maka ekonomi para pelaku seni bisa teratasi.
“Beda kalau kita di NTT, kita tidak diberikan apa-apa. Tidak pernah diberi tunjangan, padahal karya-karya kita ini kalau dibilang sangat baik dan bisa bersaing di tingkat Nasional maupun Internasional,”tandasnya.
Bagi dia sesunggunya seni itu tidak bisa diukur dengan satu takaran walaupun nilainya sama. Memang seni itu adalah talenta yang Tuhan berikan bagi setiap orang dan itu sangat luar biasa.
“Untuk jadi pelaku seni tidak semua orang bisa miliki talenta di bidang seni itu. Tetapi mungkin dia memiliki talenta di bidang lain. Tuhan itu luar biasa. Kita harus akui kalau kita adalah pelaku seni dan itu harus syukuri. Karena Tuhan kasih kita Talenta. Tapi apa yang kita dapatkan dari Pemerintah?,” kesalnya.
Kita berusaha mendukung upaya-upaya dan program pemerintah dan kita sangat mendukung itu. Akan tetapi, walaupun kita memiliki Potensi dan kemampuan yang mahal, namun kalau kita tidak diperhatiakan secara serius, ya sama saja.
Dikatakannya, sebagai pelaku seni pihaknya berharap agar Pariwisata itu tidak hanya nampak program fisiknya saja. Tetapi pendanaannya juga dialokasikan bagi kita pelaku seni, harap Joni.
Pasar Seni
Joni juga berharap agar Pemerintah NTT, bisa mensupport para pelaku seni melalui wadah Pasar Seni. Perlu ada program pemerintah yang berkaitan dengan Pasar Seni. Seperti kegiatan workshop yang sudah kita ikuti harus ada lanjutannya.
Hal senada dikatakan Irwan Thiodoris, salah satu pelaku seni Teater dan Pemerhati Seni NTT. Menurut dia untuk mempersatukan seluruh elemen masyarakat itu bukan hanya khotbah dari pemuka Agama atau ceramah-ceramah dari Pemerintah saja.
“Untuk dapat mempersatukan semua elemen masyarakat itu, ya pelaku Seni. Karena Seni itu unik. Dia bisa melingkupi semua hal yang berkaitkan kehidupan social masyarakat. Itulah cinta kasih kita kepada sesama manusia dan kepada Tuhan. Karena itu, kita sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah yang punya hak dan hati. Tanpa hati itu percuma, “ungkap sarjana Theologia ini.
Karena itu, lanjut Irwan, untuk bisa menunjang mikro ekonomi seni dan kader-kader generasi kita agar juga bisa memajukan pariwisata yang ada di NTT. Bukan orang politik saja yang bisa memajukan pariwisata, tetapi pelaku seni juga yang diberdayakan melalui kegiatan Pasar Seni.
“Seni inilah yang punya citra dan heart tinggi dimana orang bisa melihat kembali bahwa NTT itu punya nilai jual yang tinggi. Karena itu sangat dibutuh perhatian dari pemerintah untuk mendukung program seni yang ada di NTT. Entah itu seni Tari, Teater, Lukis dan Music dan semua elemen seni lainnya. Kalau semua terlibat itu bisa menggaung nama NTT sebagai gudang seni di Indonesia,”tutur Irwan yang pernah mewakili Provinsi Jawa Timur di pegelaran seni tingkat Nasional.
Dia berharap, setelah kegiatan workshop ini harus ada tindak lanjutnya. Karena selama ini sudah sama-sama kita berupaya mendukung program pemerintah.
“Kita juga bingung arahnya kemana pembangunan seni budaya di NTT. Kenapa tidak ada wadah khusus bagi para pelaku seni. Meskipun sudah ada dinas terkait, tapi itu kan programnya terbatas,”tutup Irwan
Menjawab perihal kurangnya perhatian Pemerintah untuk para pelaku seni, Kepala UPTD. Taman Budaya Gerson Poyk Provinsi NTT, Drs. Sofyan Koerniawan , MM, kepada awak media Delegasi.com dia menjelaskan, kegiatan terkait workshop yang dilakukan selama empat hari ini nantinya akan ada tindak lanjutnya.
“Tindak lanjutnya kita akan melakukan pegelaran, baik itu tingkat pelajar maupun tingkat komunitas sanggar seni atau komunitas budaya lainnya. Dimana, antara lain pegelaran kesenian daerah. Itu dengan tahapan-tahapan. Seni tarinya yaitu tari tradisional, Teater dan musikalisasi puisi serta music tradisional kreasi,” demikian Sofyan di ruang kerjanya, Sabtu, 22 Mei 2021.
Setelah itu, lanjut Sofyan kemungkinan kita akan lanjutkan dengan memprioritaskan para pelaku seni yang qualifite ketingkat Nasional bahkan Internasional.
“Ini tingkatan-tingkatan yang kita buat termasuk pembinaan di sekolah-sekolah agar dilakukan gerakan-gerakan seni masuk sekolah. Sehingga guru-guru yang ada, komunitas-komunitas yang terlatih, pelajar yang sudah memiliki kualitas untuk mengikut sertakan dalam gerakan seni masuk sekolah ini,” Tuturnya
Sofyan berharap agar ada hubungan lintas sector dalam hal ini Dinas Pariwisata sebagia penggerak utama. Karena Bengkel atau pengayakan-pengayakan seni, baik itu seni tutur maupun seni perfom, itu kami yang mengolah, kami yang mengayak dan kami yang membina. Sehingga mungkin salah satunya kordinasi antara Dinas P &K dalam hal ini bidang kebudayaan Taman Budaya dan Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif.
“Menurut saya ini penting supaya Obyek-obyek wisata kita bisa dimanfaatkan untuk semua komunitas, semua lapisan pecinta pelaku dan pegiat budaya bisa diberdayakan untuk memanfaatkan obyek-obyekwisata yang ada di NTT,” harap Sofyan.
Perlu diketahui juga bahwa kegiatan workshop tahun ini kapasitasnya terbatas sehingga peserta workshop yang sudah kita libatkan tahun pertama tidak kami libatkan lagi. Karena mungkin saja ada pergantian yang tidak saja di monopoli oleh satu komunitas, tutupnya.
Agus Tanggur//www.delegasi.com