Pemerintah Taliban Pasang Poster Perempuan Afghanistan Wajib Tutup Aurat

Avatar photo
Wanita berpakaian burqa mengantre saat distribusi makanan Program Pangan Dunia di pinggiran Kabul pada 6 November 2021. (AFP PHOTO/HECTOR RETAMAL)

KABUL, DELEGASI.COM – Polisi agama Taliban memasang poster di sekitar ibu kota Kabul yang memerintahkan para perempuan Afghanistan untuk menutup aurat, kata seorang petugas pada Jumat (7/1/2022).

Poster yang berupa gambar burqa menutupi wajah itu dipasang di kafe-kafe dan toko-toko minggu ini oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

“Menurut hukum Syariah, wanita Muslim harus mengenakan jilbab,” bunyi poster itu, mengacu pada praktik menutup aurat.

Seorang juru bicara kementerian, yang bertanggung jawab untuk menegakkan interpretasi keras Taliban terhadap hukum Islam, mengonfirmasi kepada AFP pada Jumat bahwa mereka berada di balik perintah tersebut.

“Jika seseorang tidak mengikutinya, bukan berarti dia akan dihukum atau dipukuli, itu hanya dorongan bagi wanita Muslim untuk mengikuti hukum Syariah,” kata Sadeq Akif Muhajir.

BACA JUGA:

Taliban Larang Musik di Mobil dan Bawa Penumpang Wanita Tak Berjilbab

Wanita Afghanistan Ini Ditembak dan Matanya Ditusuk

Di Kabul, para perempuan sudah menutupi rambut mereka dengan jilbab, meskipun beberapa mengenakan pakaian Barat yang sederhana.

Di luar ibu kota, burqa yang menjadi wajib bagi perempuan di bawah rezim pertama Taliban pada 1990-an, masih umum dikenakan.

“Apa yang mereka coba lakukan adalah menyebarkan ketakutan di antara orang-orang,” ujar seorang mahasiswa dan pembela hak-hak perempuan, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada AFP.

“Kali pertama saya melihat poster-poster itu, saya benar-benar ketakutan, saya pikir mungkin (Taliban) akan mulai memukuli saya. Mereka ingin saya mengenakan burqa dan tidak terlihat apa-apa, saya tidak akan pernah melakukan itu.”

Taliban, yang sangat membutuhkan pengakuan internasional untuk memungkinkan aliran dana dibuka kembali ke Afghanistan yang dilanda perang, sejauh ini menahan diri untuk tidak mengeluarkan kebijakan nasional.

Sebaliknya, mereka menerbitkan panduan untuk pria dan wanita yang bervariasi dari satu provinsi ke provinsi lainnya.

“Ini tidak bagus. 100 persen, ini akan menciptakan ketakutan,” kata Shahagha Noori, pengawas restoran Kabul tempat poster itu dipasang oleh Taliban.

“Saya pikir jika Taliban mendapatkan pengakuan internasional, maka mereka akan mulai menegakkannya.”

Wanita dengan burqa melintasi milisi Taliban di Kabul, Afghanistan, 27 Agustus 2021. Foto/REUTERS

 

Meskipun Taliban menjanjikan versi yang lebih ringan dari aturan garis keras rezim 1996 hingga 2001, sebagian besar perempuan tidak dimasukkan ke pekerjaan pemerintah, dan sekolah menengah untuk anak perempuan tetap ditutup di beberapa provinsi.

Perempuan Afghanistan juga dilarang bepergian sendirian dalam perjalanan jauh. Belum ada negara yang secara resmi mengakui Pemerintah Taliban, dan para diplomat menghadapi tugas sulit menyalurkan bantuan ke ekonomi Afghanistan yang dilanda krisis tanpa menopang kelompok garis keras itu.

//delegasi(AFP)

 

Komentar ANDA?