KUPANG, DELEGSI.COM – Suasana Perayaan Natal Pemerintah Kota Kupang ( Pemkot Kupang) tahun begitu terasa berbeda. Ditengah pandemi Covid-19 tak ada riuh ricuh anak-anak yang diundang untuk meramaikan dan merayakan natal bersama di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang seperti tahun-tahun lalu.
Bila sebelumnya perayaan natal sangat ramai dihadiri anak-anak hingga tenda berdiri di depan aula rumah jabatan, kali ini dikemas sangat sederhana dan sepi.
Hanya ada beberapa perwakilan OPD, Direktur yang terlihat. Begitu juga para penerima bingkisan hanya dihadiri oleh perwakilan saja.
Karena perayaan natal tahun ini dilakukan secara daring yang diikuti oleh Panti Asuhan di Wilayah Kota Kupang.
Natal Bersama Pemerintah Kota Kupang dengan Anak Panti Asuhan, Pemulung Juru Parkir dan Penyandang Disabilitas tahun ini mengusung tema “Mereka akan Menamakannya Imanuel”.
Renungan singkat nan bermakna dibawakan oleh Pendeta Yandri Banobe sebagai penyegaran iman bagi semua yang hadir.
Wakil Wali Kota Kupang, Herman Man, di Aula Rujab,yang dilnsir pos kupang.com Selasa (15/12), menyampaikan dirinya baru saja membuka acara yang ada relevansinya dengan Natal Bersama kali ini, yaitu penanganan terpadu konflik di kota Kupang.
Berhubungan dengan itu, ada beberapa arus yang terjadi di kota Kupang.
Pertama gelombang situasi nasional, juga dampaknya di kota Kupang. Ia brsyukur TNI/Polri dan lurah bisa mendeteksi sehingga tidak ada konflik yang timbul di kota akibat situasi nasional tersebut.
Kedua, radikalisme, Ia juga bersyukur di kota Kupang hanya riak-riak saja. “Ada pepatah mengatakan air beriak tanda tak dalam. Jadi teriak-teriak kecil tapi tidak dalam,” tuturnya.
Di Kota Kupang ini, kata Herman, dipengaruhi politik identitas. Memang kota Kupang tidak melaksanakan 9 Pilkada, tapi polituk identitas di 9 Kabupaten ada di kota Kupang.
Contohnya disosial media, perang antara pendukung di kota Kupang. “Memang tidak ada kata maki tapi menuju konflik sudah ada,” ujarnya.
Ketiga, hoax, berita tipu-tipu. Misalnya belum ada perhitungan yang final tapi sudah beredar kemenangan, padahal kerja KPU berproses tapi ada KPU-KPU liar yang mengakibatkan konflik.
Keempat, kota Kupang zona merat, hitam Covid.
Ia pun mengucapkan selamat natal yang menyaksikan natal bersama melalui Daring.
“Selama natal meski dari jauh Anda-Anda tetap di hati kami, jauh di mata dekat di hati,” tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa Covid-19 sangat berbahaya karena tidak lagi pada jarak satu meter virus itu ada tapi dalam ruang tertutup dengan aerosol maka virus bisa menempel dalam jarak 10 meter.
Ia meminta kepda semua untuk sadar kehadiran Tuhan dalam diri kita.
“Kita perlu jaga mulut, jaga diri dan jaga hati. Kalau mau imanuel jaga mulut karena daging yang paling menimbulkan banyak dosa adalah lidah. Mau natal jaga hati, mental dan cara berpikir. Mari mempersiapkan diri menyambut natal,” katanya.
Ia juga memohon maaf apabila pemberian hadiah natal kali ini sedikit karena anggaran yang terbatas.
“Selamat natal untuk semuanya, kami minta doa untuk Pemerintah dan juga warga kota,” ujarnya.
Ia pun menyerahkan hadiah natal secara simbolis kepada perwakilan panti asuhan, pemulung, loper koran, juru parkir dan penyandang disabilitas berupa voucher belanja Suba Suka senilai Rp 500.000.
Ia juga mengatakan kota Kupang termasuk 9 kota di Indonesia yang dipilih untuk inklusifitas. Kota yang resident city dan inklusi artinya program lima tahun kedepan yang dibangun pemerintah pusat dan pemerintah kota yakni membangun kota ramah disabilitas.
“Di kota Kupang ini sudah ada pada trotoar yang didesain untuk penyandang disabilitas. Saudara disabilitas mempunyai kepekaan lebih tinggi dari yang mempunyai panca indera yang sempurna,” ujarnya.
“Semuanya diberikan, yang mana databasenya ada pada kami,” tuturnya.
//delegasi(PK)