Ia mengatakan, pers di NTT juga akan selalu mengedepankan prinsip jurnalistik dalam memberitakan pemilu demi terselenggaranya pemilu yang berkualitas.
Selain itu, menolak segala bentuk intervensi ruang redaksi demi terciptanya pemberitaan pemilu yang berkeadilan.
“Kami juga bertekad untuk tidak memberitakan hal-hal yang bersifat agitasi dan provokasi yang dilakukan para politisi demi terciptanya situasi yang kondusif,” katanya.
Pers di NTT juga bertekad melakukan chek and rechek dalam menjadikan sosial media sebagai sumber berita agar terhindar dari sebaran hoaks atau informasi bohong.
Kemudian ikut serta memelopori dan menciptakan iklim dan situasi politik yang kondusif demi mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Deklarasi tersebut dilakukan di sela kegiatan Editor`s Forum Media Bermartabat untuk Pemilu Berkualitas yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Turut menyaksikan Kasubdit Media Online Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Nurleli, sejumlah nara sumber seperti Agus Sudibyo, mantan anggota Dewan Pers dan saat ini menjadi koordinator Kaukus Media dan Pemilu.
Selanjutnya, tenaga ahli dan Pemimpin Redaksi Info Publik dari Kemekominfo, Ahmed Kurnia, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pusat Yadi Hendriana, dan Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Hadir pula Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi NTT Aba Maulaka, unsur penyelenggara pemilu di daerah (Bawaslu dan KPU) serta ratusan pelajar, mahasiswa, dan para wartawan di Kupang. //delegasi(ANT/ger)