DELEGASI.COM, KUPANG – Salah seorang peserta dari elemen masuarakat Kota Kupang yang tergabung dalam Aliansi Peduli Kemanusiaan memakai bra(BH) saat menggelar aksi untuk menuntut keadilan bagi ibu dan anak korban pembunuhan, Astri Manafe (30) dan Lael Macabee (1), Kamis 10 Februari 2022.
Aksi jilid VI ini berlangsung di depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur dimulai sekitar pukul 10.00 Wita.
Peserta aksi membawa keranda jenazah. Beberapa perempuan membawa pakaian dalam perempuan. Ada yang memakai bra (BH) dari luar baju.
Hal itu sebagai bentuk protes dan klarifikasi atas pernyataan mengenai barang bukti tas dan tali bra diduga milik Astri Manafe yang membuat publik penasaran dan bertanya tanya beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
Ini Tanggapan Gubernur NTT Terkait Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Kupang
“Ini supaya penyidik bisa bedakan mana tas dan mana BH,” teriak Rathy Benu sambil menunjuk tas dan bra, dilansir Pos Kupang.
Ia mengajak Pemerintah Provinsi NTT untuk turut mendesak Polda NTT agar menuntaskan kasus Astri dan Lael secara adil.
Aliansi Peduli Kemanusiaan menyatakan banyak kejanggalan yang terjadi. Dengan pengembalian berkas dua kali dari Kejaksaan Tinggi NTT, berindikasi ada upaya pembohongan yang dilakukan oleh penyidik Polda NTT.
“Ini memang sangat naif menyangkut persoalan ini. Ini menyangkut kemanusiaan. Masalah ini mengundang partisipasi publik yang sangat besar, tapi pihak kepolisian santai saja, masyarakat berpendapatan itu katanya berasumsi,” kata seorang peserta aksi yang mengaku dari keluarga Astri Manafe.
Orator itu mengatakan, pengembalian berkas oleh Kejati NTT membuktikan bahwa penyidik tidak bekerja maksimal.
Dia mengajak semua pihak untuk terlibat dalam aksi ini agar kejadian serupa tidak kembali terjadi, terutama dalam ranah penegakan keadilan.
BACA JUGA:
Komisi 3 DPR RI Terima Laporan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Kupang
Orator lainnya, Daud mengaku kalau aksi solidaritas ini akan terus disuarakan. Selain Kota Kupang dan Kabupaten Alor yang sudah menggelar aksi, dari Kabupaten Rote Ndao juga akan sedang bersiap melakukan demonstrasi dengan tuntutan yang sama yakni penuntasan kasus Astri dan Lael secara adil tanpa kebohongan.
“Masyarakat tidak cari panggung, keadilan kita anggap sudah mati di NTT dengan adanya kasus ini,” tegasnya.
BACA JUGA:
Kapolri Tanggapi Desakan Komisi III Terkait Kasus Pembunhan Ibu dan Anak di Kupang
Aksi di depan gerbang
Kantor Gubernur NTT berlangsung sekitar dua jam, dikawal polisi dan anggota Satpol PP.
Koordinator umum Aliansi Peduli Kemanusiaan Kristo Kolimon menjelaskan, perwakilan aliansi berjumlah 8 orang telah menemui Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Dalam audiensi itu, Gubernur Viktor menyatakan dukungan pada aliansi untuk menuntaskan kasus ini.
“Pada saat yang sama juga kami menyampaikan aspirasi kita dari aksi jilid I sampai jilid VI. Pak Gubernur telah mengeluarkan statementnya bahwa untuk mendukung penyelesaian kasus ini kepada pihak Polda NTT dan Kejati NTT,” kata Kristo.
Kristo menegaskan, Aliansi Peduli Kemanusiaan terus bergerak dan melangkah bersama untuk menyelesaikan kasus ini hingga penegakan hukum bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
BACA JUGA:
Diduga Meninggal Tak Wajar, Makan Jenasah Antoneta Selan di Bangkar untuk Otopsi
“Pak Gubernur berjanji akan membantu dan mengawal kasus Penkase ini. Pak Gubernur bersama kita, beliau minta masyarakat untuk menahan diri. Dia minta kasus ini diselesaikan tepar waktu,” kata Jefta Soai salah satu perwakilan yang bertemu Gubernur Viktor.
Usai bertemu Gubernur Viktor, Aliansi Kemanusiaan bergerak melakukan aksi di Mapolda NTT.
//delegasi (*/pk)