LARANTUKA-DELEGASI.COM– PGRI Flotim terus melebarkan sayap dan menaikan ‘jam terbangnya’ terkait urusan guru.
Kali ini, Maksi Masan Kian,S.Pd dan jajarannya mengajak Kepala Dinas Pendidikan NTT, Linus Lusi Making, S.Pd., M.Pd, bicara seputar Tata Kelola SMA/K dan Motivasi Berorganisasi.
Demikian rilis Pers yang dikirim ke Redaksi Delegasi.Com, Larantuka, belum lama ini.
Baca juga:
Workshop Menulis Karya Ilmiah Buat Guru Naik Pangkat Dihelat PGRI Flotim
Doa Bersama Koramil Adonara, Syukuri HUT Korem 161/Wirasakti ke 60
PGRI Flotim, sebut Maksi Masan Kian, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana terjadi pengalihan pengelolaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Kejuruan (SMK), menjadi urusan Pemprop, muncul beberapa persoalan, diantaranya, efektivitas pelayanan, letak geografis, juga sulitnya urusan administrasi akibat ketiadaan kantor di daerah sebagai unit layanan.
Olehnya, hal ini dipandang penting untuk dibuka ruang sosialisasi dan dialog,”sebut Masang Kian.
Para guru SMA/K perlu diberikan sosialisasi terkait hal ini,”katanya lagi.
Dialog ini berlangsung Rabu, 18/02’/2021, lalu.
Terobosan ini diapresiasi Linus Lusi.
Dikatakan, anggaran 20 persen dari pos anggaran pendidikan adalah langkah cerdas, urgen dan penting, yang secara umum memenuhi hak setiap orang untuk memperoleh pendidikan.
“Pendidikan maju jika harkat dan martabat guru dimuliakan.
Jangan berharap lebih untuk tingkat kemajuan pendidikan, jika Kita belum memuliakan harkat dan martabat guru.
Tugas Dinas PK Propinsi ialah pengangkatan kepala sekolah, mutasi guru SMA/K, meningkatkan kesejahteraan dengan memprogramkan Tambahan Penghasilan (Tamsil), memberikan pendapatan bagi guru honor sesuai Upah Minimum Regional, pemetaan mutu dan lainnya,”urai Mantan Ketua Umum API Reinha Rosari Larantuka-Kupang ini.
Memang, harus diakui, masih ditemukan gaji guru honor yang rendah.
Dan, sedang terus diupayakan untuk ditingkatkan,”sambungnya, lagi.
Linus Lusi pada bagian lain juga memberikan motivasi berorganisasi bagi sekitar 300 guru, yang ikut dialog tersebut.
“Saya kira, Wadah PGRI adalah wadah strategis.
Olehnya, guru dan tenaga kependidikan wajib masuk.
Bangun motivasi dan ambil peran dalam menghidupkan organisasi.
Perjuangkan nasib guru, tingkatkan profesionalisme dan kesejahteraan.
Penuhi kebutuhan para guru.
Sebab, jika tidak organisasi akan ditinggalkan anggotanya,”tohok Linus Lusi.
Ia pun berpesan agar kerjasama dan kolaborasi tetap terjaga.
“Saya apresiasi PGRI Flotim yang bergerak cepat hadirkan berbagai kegiatan, baik langsung dan lewat zoom meeting.
Teruslah gerak walau dengan kegiatan kecil, tapi dampak positipnya besar dalam penuhi kebutuhan guru.
Yah, seperti urusan naik pangkat.
Anggota PGRI pun boleh gabung dengan organisasi profesi lainnya dalam meningkatkan kompetensi dan ketrampilan,”tajamnya.
Linus Lusi, yang baru-baru ini dipercayakan sebagai Pejabat Bupati Ngada, lebih jauh mengingatkan, guru tidak harus keluar dari PGRI sebagai organisasi induk, jika mau ikut profesi lainnya.
Apalagi, PGRI adalah wadah yang sudah teruji.
“Satu mimpi Saya ialah menjadikan NTT sebagai Propinsi Literasi.
Melihat geliat literasi di NTT, saya optimis bisa terwujud.
Bulan Mei 2021, targetnya Luncurkan 1000 buku Karya Guru NTT saat Hari Pendidikan Nasional.
Kiranya, PGRI Flotim turut berkontribusi penuhi mimpi ini,”tantang Linus Lusi, memberi support.
Ajakan ini disambut gembira Maksi Masan Kian, dan Tim kerjanya.
Bahkan, siap berikan terbaik.
Ia juga sampaikan terima kasih atas ajakan dan motivasi yang diberikan Kadis PK NTT ini.
Menurutnya, komunikasi dan jejaring yang telah ada ini amat baik, untuk kerja kerja kolaborasi dalam mengembangkan citra, eksistensi dan kualitas guru kedepan.
“Semua elemen siap digandeng PGRI Flotim, untuk ramu pikiran positif, hingga aksi-aksi nyata bermanfaat untuk guru kedepan.
Siapapun dan dari lembaga manapun, jika punya niat baik dalam membangun, Kita siap berkolaborasi,”seloroh Guru Muda Cerdas, Kreatif dan Berprestasi ini.
(Delegasi.Com/BBO)