KUPANG, DELEGASI.COM–Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) bekerjasama dengan jejaring Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) melakukan asesmen untuk perumusan strategi komunikasi guna mendukung program sosialisasi vaksinasi COVID-19 yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya sosialisasi yang ditujukan untuk masyarakat kelompok rentan. Asesmen tersebut dilakukan di 12 daerah kabupaten/kota di Indonesia salah satunya ada di NTT, yaitu di Kota Kupang.
Demikian yang disampaikan Aulora Agrava Modok, salah satu Fasilitator PPMN saat membuka diskusi kelompok terpumpun atau focared-group discaasion(FGD) di Hotel Neo Aston, Kelapa Lima Kota Kupang, Kamis (17/02/2021)
“Melalui kegiatan diskusi kelompok terpumpun atau focared-group discaasion(FGD) ini guna mencari saran atau masukan yang relevan untuk penyusunan strategi komunikasi yang akan diterapkan juga guna memetakan berbagai masalah yang menjadi faktor penyebab rendahnya tingkat vaksinasi di daerah,”tutur Aulora
Baca Juga: PPMN dan LP3ES Gelar Focused Group Discussion tentang Perumusan Vaksin Covid-19
Lanjut, Aulora hasil diskusi tersebut dijadikan sebagai dasar perumusan strategi komunikasi untuk mendorong vaksinasi kelompok rentan di daerah yang menjadi lokasi penelitian, juga peran aktor-aktor kunci, saluran komunikasi yang tepat, dan pesan-pesan kunci yang efektif.
Elmi Surami Usmau, Perwakilan dari Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi, mengatakan bahwa hingga saat ini banyak kaum disabilitas yang belum melakukan vaksinasi, bahkan ada juga yang belum mengetahui apa itu covid 19, hal ini di karenakan kurangnya informasi dan juga sosialisasi terhadap kaum disabilitas.
Elmi Usmau juga mengatakan bahwa penyerapan vaksinasi kepada kelompok penyandang disabilitas juga masih kurang. Hal disebabkan karena terbatasnya Fasilitas yang disediakan dan juga muncul ketakutan di dalam diri.
Selain itu, masih ada yang khawatir terkait efek samping dari vaksinasi tersebut dan juga terhambat dalam mengakses lokasi vaksinasi yang umumnya terpusat di satu titik.
Baca juga: Vaksinasi di Kota Kupang Sudah Mencapai 94 persen
Sementara itu Akademisi Fisip Unwira Kupang, Eusabius Niron, S.IP.M.IP.,dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa salah satu faktor yang menjadi kendala rendahnya penyediaan layanan vaksin bagi kaum Rentan karena kurangnya metode yang disampaikan untuk masyarakat dari lembaga yang menjadi otoritas. Untuk itu harus ada pembenahan dan harus disesuaikan dengan kondisi dan psikologi masyarakat.
Sementara Perwakilan Kelompok Tokoh adat Suku Leo Muntein Rote Ndao, Gerson Eliazer Manafe, mengatakan bahwa hal yang menjadi kendala juga karena adanya berita-berita hoax atau informasi yang menyesatkan bagi masyarakat terhadap dampak dari vaksin itu sendiri.
“Untuk itu dibutuhkan aktor-aktor kunci sebagai saluran komunikasi sehingga pesan-pesan yang disampaikan lebih efektif. Salah satunya Tokoh Adat. Tentunya aktor-aktor tersebut perlu dilakukan pembekalan terlebih dahulu oleh instansi terkait sehingga adanya signifikan,” pungkas Gerson.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Aulora Agrava Modok salah satu Fasilitator PPMN, Elmi Suirani Ismau, Perwakilan Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas, Theresta Siti,SE (Rumah Perempuan), Perwakilan Kelompok Tokoh adat Suku Leo Muntein Rote Ndao, Gerson Eliazer Manafe, Pdt Karel Z.L.Koroh,MM (MPL BPD Gereja Bethel Indonesia, Akademisi Fisip Unwira Kupang, Eusabius Niron, S.IP.M.IP., Herman E. Tanouf (Kordinator Jurnalisme Warga), Torry Kuswandono (Direktur PIKUL), Perwakilan IRGSC/Institute of Resource Governance and Social Change, Media Online dan Perwakilan Gugus Tugas Covid 19 Kota Kupang.