OPINI  

Praksis Nilai Sosial dalam Ekonomi Alternatif

Avatar photo

Hemat saya, Indonesia bisa bertahan sampai hari ini terutama karena nilai-nilai gotong royong yang dipraktikan dalam bidang ekonomi. Dengan kata lain, nilai sosial ternyata bisa dijadikan dasar dalam perkembangan ekonomi.

Oleh: Dr Anderias S.W. Langga, M.Si
Dosen Prodi Administrasi Bisnis Fisip Undana

DELEGASI.COM– Masyarakat harus segera mencari peluang ekonomi alternatif jika ingin bertahan dalam situasi ekonomi disruptif. Bagaimana tidak, realitas disrupsi yang terjadi di semua level kehidupan, menuntut semua pihak untuk kembali memeriksa tata kelola perekonomian. Dalam kategori itu, tugas utama menata ekonomi tidak bisa lagi hanya diharapkan kepada pemerintah. Masyarakat harus cerdas mencari jalan alternatif di bidang ekonomi untuk bisa bertahan.

Dalam kerangka itu, Indonesia membutuhkan kecekatan jika tidak ingin jatuh dalam krisis terus menerus. Harus diakui, di tengah buruknya situasi global, ekonomi Indonesia berkembang ke arah yang baik. Pertumbuhan ekonomi 3 persen lebih di tengah situasi sulit seperti sekarang minimal memberikan petunjuk bahwa kita bisa keluar dari berbagai kemelut.

Usaha mencari dan melacak ekonomi alternatif tidak berada di tingkat ide. Ekonomi alternatif harus berada ditingkat material. Bersamaan dengan itu, melacak ekonomi alternatif mengandaikan kita telah mengetahui kondisi faktual di lapangan. Dengan kata lain, pemilihan jenis usaha ekonomi tidak bisa dilakukan semabarangan. Usaha ekonomi alternatif harus beetul-betul dilakukan melalui perencanaan yang matang dengan perhitungan matematis yang sungguh tepat.

Merujuk masalah sosial di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, sulit untuk tidak mengatakan bahwa kemiskinan, buta huruf, stunting, dan masalah sosial lainnya banyak di wilayah ini. Di titik yang lain, wilayah Asia Tenggara bukanlah kawasan kering. Kawasan ini memiliki cadangan ekonomi alternative yang cukup.

Beberapa Bentuk

Malaka (2008) menyebutkan bahwa sebagai sebuah bangsa, Indonesia memiliki karakter sosial yang mendukung pembentukan lembaga ekonomi. Lembaga sosial tersebut pada gilirannya mampu menjadi fondasi bagi terbentuknya sistem ekonomi alternatif. Ekonomi syariah dalam Islam misalnya, menjadi contoh nyata berkembanganya ekonomi alternatif. Masalahnya selama ini ialah kita jarang menggunakan sistem ekonomi berbasis agama untuk kemajuan bangsa.

Saat ini, Indonesia tengah berupaya membangun sistem ekonomi alternatif dengan menempatkan variabel agama sebagai salah satu pilar dalam pembangunan ekonomi nasional. Ekonomi alternatif berbasis nilai-nilai agama jelas tidak ada kaitannya dengan ekonomi agama. Merujuk Weber, perkembangan kapitalisme global didasarkan pada perkembangan nilai agama di dalamnya.

Sementara itu, Mustaan (2016) mengatakan bahwa selama ini kita terlalu kuat mengabdi pada ekonomi pasar yang sangat liberalis. Indonesia mengabaikan prinsip-prinsip ekonomi sosialis yang menempatkan masyarakat sebagai tujuan akhir dari proses ekonomi.

Oleh karena itu, negara dan pengambil kebijakan selama ini berupaya agar perekonomian Indonesia harus kembali ke jalan yang benar. Ekonomi Indonesia harus berdiri menurut cara dan tata nilai Indonesia. Konteks ekonomi alternatif mendapat kepenuhan di sana. Ekonomi alternative ialah model ekonomi yang menempatkan usaha ekonomi lain di luar ekonomi konvensional. Mustaan juga menyebut contoh ekonomi syariah sebagai salah satu alternatif ekonomi.

Berdasarkan dua pandangan tersebut, etika menjadi dasar utama perkembangan ekonomi dalam situasi yang sulit sekali pun. Disebutkan, keuangan etis (Watkins, 202) merupakan sumber inspirasi bagi pergerakan ekonomi masyarakat. Keuangan etis adalah konsep yang memiliki nilai bahwa dalam situasi apa pun, ekonomi harus dilandasi nilai tertentu. Karena etika itulah, keuangan UKMK tidak terganggu meski krisis ekonomi terus menghantui.

Seperti disampaikan Schoburgh, Martin, dan Gatchair, Eds. (2016), jika ingin membahas ekonomi sebuah negara terutama negara selatan yang dikenal sebagai negara berkembang dalam perbandingannya dengan negara utara atau maju, beberapa isu perlu diperhatikan seperti kemiskinan dan esklusi sosial, krisis keuangan global dan utang dalam negeri, perubahan iklim dan ketahanan pangan, perdagangan internasional dengan penekanan pada akses pasar, sosial, ekonomi dan politik pemerintahan.
Disebutkan, berbagai macam isu dan masalah yang dihadapi banyak negara dari dua wilayah tersebut muncul karena ketiadaan landasan etis baik dalam bidang ekonomi, politik maupun pemerintahan. Oleh karena itu, jika ingin tetap bertahan dalam berbagai situasi termasuk krisis kesehatan seperti sekarang, dibutuhkan model ekonomi alternatif.

Indonesia ke Depan

Selain model ekonomi syariah, yang menjalankan usaha ekonomi berbasis nilai-nilai keagamaan, di masyarakat kita juga terkandung banyak sekali sistem ekonomi berbasis nilai-nilai sosial budaya. Di beberapa daerah, dikenal nama sistem ekonomi yang bisa diadopsi menjadi sistem ekonomi nasional. Sistem kerja sama yang marak dilakukan di beberapa daerah merupakan perwujudan nilai-nilai gotong royong dalam sistem ekonomi.

Hemat saya, Indonesia bisa bertahan sampai hari ini terutama karena nilai-nilai gotong royong yang dipraktikan dalam bidang ekonomi. Dengan kata lain, nilai sosial ternyata bisa dijadikan dasar dalam perkembangan ekonomi.

Menyebut nilai sosial harus pula dijelaskan soal konsekuensi di dalamnya. Sebab, dalam banyak kasus, biaya sosial masyarakat tidak bisa dikonversi menjadi biaya ekonomi. Hal tersebut terjadi karena konteks sosial masyarakat kita memang tidak pernah menghitung untung rugi jika berurusan dengan masalah sosial.
Namun demikian, nilai-nilai kebersamaa, kegotong-royongan, saling menghargai dalam sistem sosial bisa dipakai untuk membangun fondasi ekonomi. Di titik itu, kita juga mengakui bahwa hancurnya ekonomi suatu bangsa disebabkan karena kealpaan penerapan nilai-nilai sosial dalam praksis di lapangan.

Maka, tuntutan etika dan praksis nilai dalam membangun ekonomi bukan lagi sebagai isapan jempol. Basis etika dan nilai menjadi sesuatu yang urgen dan penting agar ekonomi tetap berjalan dalam koridor nilai dan etika. Di tingkat yang sama, alternatif ekonomi harus pula dijalankan dalam kerangka nilai dan etika sosial masyarakat.

Komentar ANDA?